CEO Forum: Sustainability Practices in Oil Palm Plantation (Sharing Experience PT. Astra Agro Lestari, Tbk )

(Ruang Mahoni, 5/06/2012), CEO Forum menghadirkan Bapak Widya Wirawan (Direktur PT. Astra Agro Lestari, Tbk), dengan mengangkat topik terkait “Sustainability Practices in Oil Palm Plantation”. Berbeda dengan sebelumnya, CEO forum kali ini tidak hanya dihadiri oleh Mahasiwa Magister Manajemen MB-IPB, juga diikuti oleh Para Mahasiswa Magister Terapan Agribisnis Polije (Politeknik Negeri Jember) secara video conference. Penyelenggaraan Magister Terapan Agribisnis Polije (Politeknik negeri Jember tersebut langsung dikelola oleh MB-IPB sebagai mandat dari Dikti (Surat Dirjen Dikti No.189/D/T/2011, perihal pembukaan  program terapan agribisnis/S2) dengan Model Pembelajaran Jarak Jauh.

Acara kali ini  langsung dimoderatori oleh Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc (Asisten Direktur Akademik dan Kemahasiswaan MB-IPB) serta dihadiri oleh Dr.Ir. Arief Daryanto,MEc (Direktur MB-IPB). Dalam kesempatannya Bapak Widya Wirawan mengemukakan berbagai pengalaman dalam mengembangkan PT. Astra Agro Lestari, Tbk (AAL) dalam menjaga keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

Pertumbuhan industri CPO sangat berkembang di Indonesia yang didominasi  di pulau Kalimantan dan  Sumatra yang mana setiap tahunnya mengalami peningkatan baik produktivitas maupun jumlah CPO yang di ekspor, sehingga menempatkan Indonesia sebagai penghasil CPO terbesar di dunia. Dengan posisi Indonesia menempati posisi pertama maka membuat industri CPO Indonesia mengalami peningkatan dan perkembangan yang signifikan jumlahnya salah satunya PT. Astra Agro Lestari, Tbk.

Dalam kesempatan diskusi tersebut, beliau menyampaikan berbagai hambatan dalam pengembangan CPO Indonesia yang banyak dipersepsikan masyarakat luas antara lain :

1) perubahan fungsi hutan hujan tropis untuk kelapa sawit yang akan merusak habitat orang utan,

2) menimbulkan polusi air dari limbah pabrik yang dihasilkan, 3) pembebasan tanah penduduk lokal dan hak-hak buruh yang tidak terpenuhi. Dalam hal tersebut khususnya PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang merupakan salah satu perusahaan CPO terbesar Indonesia menyatakan tidak semuanya benar karena semua perusahaan CPO memiliki aturan dan memiliki Standard Operating Procedures (SOP) sendiri yang mengikuti aturan pemerintah (19/Permentan/OT.140/3/2011). PT. Astra Agro Lestari, Tbk khususnya memiliki misi yaitu To be a role model and contributes to the nation’s development and prosperity dan memiliki slogan Environmentally Friendly“Care to the Planet” yang bermakna bahwa PT. Astra Agro Lestari, Tbk menjaga lingkungan sekitar dan melestarikannya.

Pada tahun 2011, 6 anak perusahaan AAL telah mencapai PROPER HIJAU. AAL konsisten menerapkan “Astra Green Company” dan  memiliki ‘program konservasi sukarela’. Dalam produksinya AAL mengelola 60.126 Ha Program Plasma, 14.465 Ha IGA Program (7.297 rumah tangga), revitalisasi unit 376 Posyandu untuk masyarakat. Program AAL yang lainya adalah Pembangunan Pendidikan “Perawatan dari Generasi Masa Depan” (Education Development “Care of the Future Generation”) dan memberikan Fasilitas untuk karyawan (Company Facilities “Care of Employees” ). Dalam kesempatan terakhir beliau menegaskan bahwa Industri kelapa sawit memiliki peran yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia maka dari itu dukungan terhadap industri ini harus tetap kuat untuk tetap jadi yang terbaik di dunia.

CEO Forum : Implementasi Manajemen Produksi Operasi dalam Pengolahan Produk Turunan CPO dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk

(Ruang Mahoni MB-IPB, 30/5/2012) CEO Forum MB-IPB menghadirkan Budiono Muljono (Operation Director PT Smart. Tbk sekaligus alumni MM MB-IPB) yang menyampaikan  “Implementasi  Manajemen Produksi Operasi Dalam Pengolahan Produk Turunan CPO Dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk”.

Pertumbuhan industri CPO nasional meningkat seiring dengan harga jual CPO yang tinggi di pasar dunia. Minyak Kelapa Sawit Dunia (world palm oil) dibanding minyak nabati lainnya, palm oil menempati urutan tertinggi dari tahun 2007-2008 sampai periode 2012-2013 yaitu produksi 52,77 Million Ton dan jumlah ekspor 40,43 Million Ton, dimana Indonesia menempati posisi pertama di dunia disusul Malaysia. Dengan konsumsi lokal Indonesia menempati posisi kedua, yang pertama India dan ketiga Cina dengan lahan Indonesia dalam palm oil terbesar didunia 8,04 Million Ha dari total 14,99 Million Ha di dunia.

Prospek industri kelapa Sawit Indonesia  “SANGAT MENJANJIKAN” disebabkan 1. Merupakan minyak yang sering dikonsumsi nomer dua di dunia. 2. Merupakan industri yang paling cepat berkembang dalam penuhan permintaan minyak nabati dunia. 3. Indonesia adalah produsen terbesar minyak sawit pertama di dunia karena keunggulan alamnya kompetitif.  Pengolahan Kelapa Sawit menghasilkan produk utama yaitu : Crude Palm Oil, Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Kernel Pellet, Palm Kernel Shell Charcoal, Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

Pemanfaatan ini sesuai spesifikasi kebutuhan produk, maka dapat diturunkan lagi menjadi : a) Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy. b) Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. c) Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.

Pangsa Produksi dan Konsumsi serta Pemanfaatan Minyak Sawit Industri makanan : Mentega, shortening, coklat, additive, es cream, pakan ternak, minyak goreng. Produk obat – obatan dan kosmetik : Krim, shampoo, lotion, pomade, vitamin and beta carotene. Industri berat dan ringan : Industri kulit (untuk membuat kulit halus dan lentur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri perak, dan juga sebagai bahan pemisah dari material cobalt dan tembaga di industri logam. Industri kimia : Bahan kimia yang digunakan untuk detergen, sabun, dan minyak. Sisa – sisa dari industri minyak sawit, dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furniture, bahan anggur.

Dalam pengembangan industri CPO dibutuhkan strategi yaitu Downstream Strategy yaitu strategi yang bertumpu pada biaya terendah, pengiriman tepat waktu, mengandalkan kualitas dan kuantitas yang dilakukan dengan baik (Operational Excellent ). Adapun hal yang harus ada dalam Manajemen Produksi dan Operasi dalam industri CPO meliputi: Capacity Planning (Kapasitas Perencanaan), Capital Investment (Penanaman Modal), Forecasting, Facility Location  (Fasilitas Lokasi), Distribution & Transportation (Distribusi & Transportasi), Facility Lay-out, HR Issues, Aggregate Planning- Production Planning & Inventory Control (Agregat Perencanaan, Perencanaan Produksi & Pengendalian Inventori), Operation Scheduling (Operasi Penjadwalan), Material Requirement Planning, Warehouse & Inventory Management (Gudang & Manajemen Persediaan) dan Quality & Maintenance Management (Kualitas & Manajemen Pemeliharaan).