CEO Forum : Implementasi Manajemen Produksi Operasi dalam Pengolahan Produk Turunan CPO dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk

(Ruang Mahoni MB-IPB, 30/5/2012) CEO Forum MB-IPB menghadirkan Budiono Muljono (Operation Director PT Smart. Tbk sekaligus alumni MM MB-IPB) yang menyampaikan  “Implementasi  Manajemen Produksi Operasi Dalam Pengolahan Produk Turunan CPO Dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk”.

Pertumbuhan industri CPO nasional meningkat seiring dengan harga jual CPO yang tinggi di pasar dunia. Minyak Kelapa Sawit Dunia (world palm oil) dibanding minyak nabati lainnya, palm oil menempati urutan tertinggi dari tahun 2007-2008 sampai periode 2012-2013 yaitu produksi 52,77 Million Ton dan jumlah ekspor 40,43 Million Ton, dimana Indonesia menempati posisi pertama di dunia disusul Malaysia. Dengan konsumsi lokal Indonesia menempati posisi kedua, yang pertama India dan ketiga Cina dengan lahan Indonesia dalam palm oil terbesar didunia 8,04 Million Ha dari total 14,99 Million Ha di dunia.

Prospek industri kelapa Sawit Indonesia  “SANGAT MENJANJIKAN” disebabkan 1. Merupakan minyak yang sering dikonsumsi nomer dua di dunia. 2. Merupakan industri yang paling cepat berkembang dalam penuhan permintaan minyak nabati dunia. 3. Indonesia adalah produsen terbesar minyak sawit pertama di dunia karena keunggulan alamnya kompetitif.  Pengolahan Kelapa Sawit menghasilkan produk utama yaitu : Crude Palm Oil, Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Kernel Pellet, Palm Kernel Shell Charcoal, Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

Pemanfaatan ini sesuai spesifikasi kebutuhan produk, maka dapat diturunkan lagi menjadi : a) Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy. b) Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. c) Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.

Pangsa Produksi dan Konsumsi serta Pemanfaatan Minyak Sawit Industri makanan : Mentega, shortening, coklat, additive, es cream, pakan ternak, minyak goreng. Produk obat – obatan dan kosmetik : Krim, shampoo, lotion, pomade, vitamin and beta carotene. Industri berat dan ringan : Industri kulit (untuk membuat kulit halus dan lentur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri perak, dan juga sebagai bahan pemisah dari material cobalt dan tembaga di industri logam. Industri kimia : Bahan kimia yang digunakan untuk detergen, sabun, dan minyak. Sisa – sisa dari industri minyak sawit, dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furniture, bahan anggur.

Dalam pengembangan industri CPO dibutuhkan strategi yaitu Downstream Strategy yaitu strategi yang bertumpu pada biaya terendah, pengiriman tepat waktu, mengandalkan kualitas dan kuantitas yang dilakukan dengan baik (Operational Excellent ). Adapun hal yang harus ada dalam Manajemen Produksi dan Operasi dalam industri CPO meliputi: Capacity Planning (Kapasitas Perencanaan), Capital Investment (Penanaman Modal), Forecasting, Facility Location  (Fasilitas Lokasi), Distribution & Transportation (Distribusi & Transportasi), Facility Lay-out, HR Issues, Aggregate Planning- Production Planning & Inventory Control (Agregat Perencanaan, Perencanaan Produksi & Pengendalian Inventori), Operation Scheduling (Operasi Penjadwalan), Material Requirement Planning, Warehouse & Inventory Management (Gudang & Manajemen Persediaan) dan Quality & Maintenance Management (Kualitas & Manajemen Pemeliharaan).

CEO Forum: Kreativitas Dalam Bisnis Tanaman Hias “Merintis dan Mengelola Agribisnis Florikultura : Suatu Pengalaman”

(Ruang Mahoni MB-IPB, 22/05/2012) CEO Forum MB-IPB menghadirkan Karen Tambayong yang menduduki posisi utama di sejumlah organisasi, seperti Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia, Ketua Umum Yayasan Bunga Nusantara, Sekjen Dewan Hortikultura Nasional, Ketua Komisi Green City International Association Horticulture Producer, serta Komite Tetap Bidang Pengembangan Pasar Pertanian Kadin, dan pendiri Forum Pangan dan Pertanian Indonesia (FPPI). Dalam CEO Forum kali ini Karen Tambayong memaparkan  pengalaman  dalam Merintis dan Mengelola Agribisnis Florikultur yaitu bergerak dalam tanaman bunga/hias.

Beliau menyampaikan hidupnya memang seolah dari bunga, oleh bunga, dan untuk bunga karena terlahir di keluarga yang mencintai tanaman hias. Saat kanak-kanak, beliau sudah diperkenalkan dengan bunga melalui buku bergambar bermacam jenis bunga berbahasa Belanda. Bisnis dimulai ketika melihat tanah yang kosong milik orang tua dan hobi pada tanaman mendorong tenaga ahli ASBINDO (Asosiasi Bunga Indonesia) ini mencoba investasi tanaman hias tepatnya 1994, dengan modal usaha 100 juta, dengan merekrut karyawan 80 orang namun hanya 20 orang yang berkomitmen.

Dengan komitmen yang kuat antara beliau dan karyawan maka mereka mengawalinya dengan bisnis tanaman hias yaitu bunga potong, namun beliau mencoba memilih bunga Snapdragon yang dijadikan peluang bisnisnya, dengan inovasi menangkar benih sendiri sekaligus pembesarannya. “Bunga Snapdragon ini menghidupi kami dari tahun 1994-2011” begitu paparnya. Dimana  Masa pengenalan produk ± 6 tahun baru pada Tahun 2000 – 2010 booming yang membuat produktivitas meningkat.

Beliau memaparkan bahwa pemilihan produk yang kreatif dan inovatif merupakan hal yang penting dalam bisnis, dibarengi dengan komitmen yang kuat. Untuk menjaga hobi dan bisnisnya beliau mengembangkan  alternatif  Produk  yaitu Vertical Garden dimana Sistem dirancang sendiri, Media dibuat sendiri serta tanaman  pembibitan sendiri, maka dengan hal itu akan menekan pengeluaran. Salah satu hal penting dalam bisnis yang bersifat membutuhkan orang banyak maka beliau memiliki cara sendiri yaitu memberdayakan masyarakat di sekitarnya sehingga akan menumbuhkan kepemilikan usaha oleh masyarakat sekitar, dan beliau juga mengungkapkan melakukan pelatihan kepada masyarakat.

Tanaman merupakan salah satu lahan bisnis sehingga memerlukan pemeliharaan intensif dan konsistensi serta berproses sehingga kita akan memahami akan tanaman itu sendiri. Pada kesempatan terakir beliau memberikan tips dalam usaha tanaman hias yaitu kegigihan, kerja keras, kemauan, passion dan fokus. Sedangkan untuk petani pada umumnya agar usaha bisnisnya berkembang harus pandai membaca peluang, kreatif dan inovatif.

Seminar Nasional “Improving Entrepreneurial Ecosystem for Sustainable Business Competitiveness”

Pada tanggal 26 Mei 2012, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB) kembali menyelenggarakan acara tahunan berupa penglepasan alumni Program Magister Manajemen (MM) dan Program Doktor Manajemen Bisnis (DMB) Tahun Akademik 2011/2012 di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. Pada kesempatan ini MB-IPB melepas 163 orang alumninya yang telah menyelesaikan studi dan lulus dengan baik pada tahun akademik 2011/2012. Diantara 163 orang lulusan tersebut, terdapat 128 orang lulusan MM dan 35 orang lulusan DMB. Dengan demikian hingga saat ini, MB-IPB telah meluluskan 2.756 alumni MM dan 51 alumni DMB sejak berdirinya tahun 1991 untuk berkiprah dan berkarya nyata di masyarakat. Alumni yang telah diluluskan memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari para eksekutif berbagai perusahaan, pegawai pemerintah pusat dan daerah, wirausahawan serta para pelaku usaha.  Jumlah alumni MB-IPB tersebut turut memberikan kontribusi terhadap jumlah alumni IPB secara keseluruhan yang jumlahnya sampai dengan periode wisuda terakhir sudah mencapai 107.470 alumni.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, acara Penglepasan Alumni kali ini juga dibarengi dengan acara seminar nasional. Seminar Nasional kali ini mengangkat tema “Improving Entrepreneurial Ecosystem for Sustainable Business Competitiveness”. Tema tersebut merupakan rangkaian lanjutan dari tema besar mengenai peningkatan daya saing dunia usaha Indonesia yang telah diangkat selama beberapa tahun terakhir oleh MB-IPB dalam setiap Seminar Nasional yang diselenggarakan, yaitu yang diawali dengan studium generale tahun 2006 oleh Presiden Republik Indonesia, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono yang menyampaikan kuliah dengan tema  ”Peningkatan Daya Saing Bisnis dan Iklim Investasi Pada Era Transisi Demokrasi”.  Pada tahun berikutnya (2007) Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan dalam Keynote Speech-nya yang bertemakan ”Kepemimpinan Bisnis: Salah Satu Kunci Menuju Persaingan Global”. Selanjutnya pada tahun 2008, tema yang diangkat adalah ”Increasing Indonesia’s Competitiveness Through Performance Excellence” dengan keynote speaker Dr. Sofyan Djalil, Menteri Negara BUMN RI. Tema tersebut dilanjutkan pada tahun 2009 dengan menghadirkan Ibu Dr. Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI/Plt. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI) sebagai Keynote Speaker yang berjudul ”Building Competitive Advantage in Agribusiness : Lessons from Regional Initiatives”. Pada tahun 2010, Ir. Hatta Rajasa, Menko Bidang Perekonomian RI menyampaikan Keynote Speech-nya yang bertema “Sustainable Business Competitiveness: The Next Challenge”. Terakhir, pada tahun 2011 yang lalu, MB-IPB kembali menyelenggarakan seminar nasional yang masih terkait dengan tema besar daya saing, yaitu “Improving The Enabling Environment For Agribusiness and Agroindustry Competitiveness” dengan keynote speaker yaitu Dr.Ir. Suswono, MM (Menteri Pertanian RI) dan Dr.Ir. Mustafa Abubakar, MSi (Menteri BUMN RI).
Fokus pembahasan dari tema yang diangkat pada Seminar Nasional tahun 2012 ini adalah penciptaan ekosistem kewirausahaan yang berdaya saing tangguh, berkelanjutan serta saling menunjang dan berkesinambungan, yaitu sinergi dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, akademisi, sektor swasta, bank, dan elemen terkait lainnya. Untuk itu pada Seminar Nasional kali ini, MB-IPB mengundang Menteri Keuangan RI yaitu Bapak Agus D.W. Martowardojo sebagai Keynote Speaker sekaligus mewakili dari elemen pemerintah. Menteri Keuangan RI memfokuskan pembahasan pada kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dalam bidang keuangan untuk mencapai kesinambungan daya saing dalam rangka meningkatkan ekosistem kewirausahaan yang kondusif. Selain itu Menteri Keuangan RI juga memberikan masukan terkait dengan upaya meningkatkan ekosistem kewirausahaan, termasuk kebijakan di Kementerian Keuangan RI dalam mewujudkan daya saing yang berkelanjutan di tingkat nasional maupun global. Dengan terciptanya Entrepreneurial Ecosystem yang berdayasaing tangguh pada akhirnya akan bermuara pada perekonomian nasional yang kuat dan keberlanjutan, khususnya dalam menghadapi persaingan global.
Selain Menteri Keuangan RI yang mewakili elemen pemerintah, dalam seminar kali ini juga menghadirkan elemen dari sektor swasta atau praktisi usaha, yaitu  Dr(HC).Ir. Arifin Panigoro (Pemilik dan Pendiri MEDCO Group).  Praktisi dari sektor swasta ini diperkaya dengan pembahasan dari sudut pandang unsur akademisi yaitu Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D (Direktur MM FEB UGM) serta Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec (Direktur MB-IPB). Perspektif dari kaca mata praktisi yang diperkuat dengan perspektif dari kalangan akademisi tersebut, selanjutnya melahirkan kesepahaman yang sinergi, serta solusi dalam upaya penciptaan ekosistem kewirausahaan yang tangguh dan kondusif serta berdayasaing.
Dr(HC).Ir. Arifin Panigoro memfokuskan pembahasan materi pada pandangan dari sisi pelaku usaha terkait dengan kondisi ekosistem kewirausahaan yang ada di Indonesia saat ini, serta  pengalaman dan strategi yang telah dijalankan dalam menciptakan perusahaan yang berdayasaing, baik di tingkat nasional maupun global. Lebih lanjut Bapak Arifin Panigoro menyatakan bahwa Indonesia memerlukan populasi wirausaha atau entrepreneur yang lebih banyak dan lebih berkualitas. Kelompok wirausaha ini ditantang untuk menghasilkan produk, jasa, teknologi, cara pendekatan dan sistem kerja baru yang meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi tantangan di bidang pangan, energi dan lingkungan hidup. Hal tersebut juga harus didukung oleh pemerintah melalui perumusan dan penerapan peraturan, perundang-undangan dan kebijakan yang inovatif. Selain itu, yang tidak boleh dipisahkan adalah tanggung jawab sosial yang juga harus diemban oleh setiap entrepreneur. Keberhasilan suatu perusahaan hendaknya dapat dirasakan sebagai keberhasilan masyarakat tanpa ada yang dikorbankan kepentingan atau kesejahteraannya.
Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D dan Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec. lebih membahas kepada persepsi dari kalangan akademisi mengenai kondisi ekosistem kewirausahaan saat ini yang ada di Indonesia dan juga dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, juga dibahas mengenai kendala dan permasalahan yang harus dihadapi serta strategi yang dilakukan oleh para pelaku usaha untuk mampu mewujudkan daya saing usaha yang berkelanjutan sehingga pada akhirnya mampu membentuk ekosistem kewirausahaan yang besar dan kuat. Lebih lanjut, kalangan akademisi juga memfokuskan pada enam aspek yang mendukung ekosistem kewirausahaan nasional yang meliputi policy, finance, culture, supports, human capital dan markets. Dengan demikian, ekosistem kewirausahaan yang tumbuh besar dan kuat dari ketiga unsur tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan dayasaing bisnis, sehingga mampu menjadi salah satu penopang perekonomian nasional.

CEO Forum: Application Supply Chain Management in PT Nippon Indosari Corpindo

(Ruang Mahoni, 8/05/2012), CEO Forum MB-IPB menghadirkan Yusuf  Hady (Direktur Operasional PT Nippon Indosari Corpindo), dalam kesempatannya beliau men-sharing penerapan Supply Chain Management (SCM) In PT Nippon Indosari Corpindo.

Dalam proses pemasaran maupun produksi istilah SCM sudah tidak asing lagi mengingat peranan dan fungsi yang besar dalam keberlangungan suatu perusahaan. Dalam acara CEO forum beliau membagi 3 bagian utama yaitu gambaran pasar roti di Indonesia mengingat PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu pabrik roti Indonesia,   pengenalan singkat PT Nippon Indosari Corpindo untuk memudahkan peserta memahami kondisi yang sebenarnya, dan terakhir adalah peranan ataupun penerapan SCM itu sendiri khususnya dalam perusahaan.

Industri terigu merupakan salah satu industri yang potensial karena merupakan bahan baku dalam pembuatan roti, biskuit maupun snack. Tentunya, industri roti  memegang peranan penting sebagai hilirisasi dari industri terigu.Secara pemasaran industri roti akan mendorong terbentuknya toko-toko roti (Bakery) sebagai mediator antara produsen dengan konsumen sehingga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Industry Bakery Indonesia dibagi 3 segementasi yaitu home/small 80%, produksi massa 10% dan Boutique Bakery 8-10%.  Dalam pelaksanaan produktivitasnya PT Nippon Indosari Corpindo khususnya dalam menghasilkan Bakery (Products) dibutuhkan supply chain management untuk menghasilkan karakteristik bakery yang bagus. Dalam kesempatan tersebut beliau menjelaskan SCM  is to oversee the materials, information, and finances as they move in a process from supplier to manufacturer to wholesaler to retailer to consumer.
Supply chain management involves coordinating and integrating these flows both within and among companies. Supply chain management is a set of approaches used to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouses, and customers so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations, and at the right time in order to minimize system wide costs while satisfying service-level requirements.

Dalam pelaksanaan SCM dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yang meliputi yaitu : 1) bagaimana
SCM dapat berkolaborasi dan berbagi informasi (Collaboration), 2) teknologi yang digunakan (Technology), 3) keunggulan fungsional (Functional Excellence) dan  4) proses & standarisasi supply chain (Processes & metrics ensuring standardization along the chain ). Dalam kesempatan terakhir beliau menekankan bahwa  “Supply Chain Management should be conducted by Management of the company and should be a target for winning of the competition “ , Supply Chain Management harus dilakukan oleh seluruh stakeholder yang terkait dan harus menjadi target untuk memenangkan kompetisi persaingan bisnis.

Kunjungan Program Pascasarjana Universitas Medan Area ke MB-IPB

Sebanyak 30 mahasiswa Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Medan Area (PPs UMA) melaksanakan field trip ke Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor, Kebun Cikahuripan PT. Momenta Agrikultura dan Budidaya Jamur Tiram CV Asa Agro Corporation pada Rabu-Minggu (25-29 April 2012). Kunjungan tersebut bertujuan sharing wawasan dan pengalaman dalam kuliah umum serta melihat budidaya hortikultura dan jamur tiram.

ROMBONGAN mahasiswa Magister Agribisnis PPs UMA ini dipimpin Direktur PPs UMA Prof Dr. Ir. Hj. Retna Astuti Kusmawardani MS, Wakil Direktur I PPs UMA Ir. Erwin Pane MP, Ketua Program Studi (Prodi) Magister Agribisnis PPs UMA Ir. E. Harso Kardhinata MSc dan Sekretaris Prodi Magister Agribisnis PPs UMA Ir. Abdul Rahman MSi.

Kuliah Umum yang berlangsung selama satu hari penuh disampaikan oleh para praktisi agribisnis maupun guru besar MB-IPB, terdiri dari Bapak Ir. Danny K. Rusli (Presiden Direktur PT. Momenta Agrikultura), Prof.Dr.Ir. Bungaran Saragih, M.Ec (Mantan Menteri Pertanian RI), Prof.Dr.Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc (Guru Besar IPB Bidang Perilaku Konsumen) serta Prof.Dr.Ir. Hermanto Siregar, M.Ec (Guru Besar IPB Bidang Ilmu Ekonomi/Wakil Rektor IPB BIdang Sumberdaya dan Pengembangan).

Di sela acara Kuliah Umum, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/Mou) antara Direktur PPS UMA dengan Direktur MB-IPB (Dr.Ir. Arief Daryanto, M.Ec) dan disaksikan oleh Wakil Rektor IPB Bidang Sumberdaya dan Pengembangan.

CEO Forum: Social Business Entrerprise (Mengembangkan Agrobisnis Perikanan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal)

(Ruang Mahoni, 10/04/2012), CEO Forum MB-IPB menghadirkan Drs. Didi Widayadi, MBA (owner PT. Arwana Indonesia), dalam kesempatannya beliau menyampaikan bagaimana mengembangkan agrobisnis perikanan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Social business entrerprise (SBE) bertujuan sebagai solusi social menuju komunitas yang mandiri. Adapun fungsi utama Social business entrerprise memperkuat fondasi ekonomi masyarakat berkelanjutan (Piramida besar) dengan produk atau jasa dalam hal ini beliau memberikan gambaran budidaya ikan arwana dan ekosistem bamboo yang diangkat menjadi peluang bisnis. Untuk mencapai Social business entrerprise  beliau menyampaikan ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain Co Operatif /Kolaborasi, Mix marketing (kemudahan akses & terjangkau orang miskin), Hulu-hilir maupun Berkelanjutan.

Dalam membangun SBE yang mumpuni di Indonesia maka beliau membagi tiga bagian yaitu 1) capital social (pendekatan strategi untuk meningkatkan sinergi interaksi sosial lingkungan market dan lingkungan non market), 2) enterpreneur social (bukan teori tapi pengetahuan praktis) dan 3)  Sustainability Business Indonesia. Dalam lapangan bagian-bagian tersebut harus dibandingkan atau diimbangi dengan faktor internal maupun eksternal yang ada seperti SDA, SDM maupun sosial lingkungan yang ada. Sehingga apa bila kita dapat melakukannya beserta menguasai faktor intern/ekstern baik positif maupun negatif maka bukan tidak mungkin SBE dapat dilakukan.

Adapun proses untuk mencapai SBE adalah analisa peluang (transformasi nilai dalam jasa/produk), membuat rencana / proposal bisnis yang  bermoral (how) kemudian diimbangi riset pasar (creative Value), terakhir action & result yang accountable. Dalam kesempatan terakhir beliau berpesan kepada peserta “Mulai berubah, Kerjakan dengan Senang hati” dan berharap agar dapat menciptakan SBE itu sendiri ke depannya.

CEO Forum: Building a Strong I-Brand

(Ruang Mahoni, April/2012), CEO Forum MB-IPB menghadirkan Amalia E. Maulana, Ph.D. (ETNOMARK Consulting), dalam kesempatannya beliau menyampaikan bagaimana membangun merk yang kuat  “Building a Strong I-BRAND “.

Dalam sebuah bisnis terutama komoditas barang maka Brand atau merk itu menjadi sangat penting, mengingat merk merupakan istilah paling yang diingat oleh konsumen. Dalam CEO Forum  beliau membahas sebuah bukunya yang berjudul branding solution series Brandmate “mengubah just friend menjadi soulmate”. Beliau mengatakan bahwa I-Brand: The CEO of Me Inc. “Life is short. Build a strong I-Brand”. Dalam atau untuk menjadi CEO saya memiliki brand sendiri yaitu kehidupan adalah singkat, membangun sebuah merek adalah kekuatan, ungkap ETNOMARK Consulting.

Branding solution series Brandmate “ mengubah just friend menjadi soulmate” merupakan sebuah judul yang unik dengan  analogi konsep BRANDING dengan konsep PERTEMANAN menjadi content utama karena diharapkan dengan adanya pertemanan maka akan menguatkan branding itu sendiri. Mencapai SOULMATE merupakan analogi yang sangat mudah dipahami dimana pertemanan menjadi satu dengan branding sehingga akan menjadi wahana sendiri untuk sebuah promosi namun untuk menyatukan atau mencapai soulmate antara teman dan branding dibutuhkan waktu yang lama dan usaha yang keras, selain hal tersebut diperlukan rencana dan pelaksanaan yang matang.

Adapun tahapannya dimulai dari  PENGENALAN (brand identity) biasanya ditempuh dengan promosi, kemudian dilanjutkan pemahaman terhadap konsumen “PEMAHAMAN (brand meaning)”. Ketika sudah mengenal dan memahami maka akan timbul interaksi yang membuat konsumen suka (brand responses), setelah ketiga tahapan terpenuhi maka langkah terakhir yaitu menjalin hubungan/CONNECTION (Relationship). Di sela-sela acara beliau menjelaskan bahwa branding bukan sekedar logo,  bukan sekedar iklan,  bukan sekedar spanduk di took  ataupun sekedar event dan sekedar promosi melainkan branding adalah identitas yang dikenal secara luas (dalam scope pilihan), dimengerti maknanya (sesuai cita-cita),  dikaitkan dengan hal‐hal positif (subyektif), dipilih pada saatnya (dicari), dipilih lagi dan lagi dan lagi (selalu dicari), punya emotional connection (teman sejati), direkomendasikan kepada networknya (brand ambassador).

CEO Forum: Mengawali Agribisnis dari Titik Nol

(Ruang mahoni MB-IPB, 21/02/2012), CEO forum mengundang Wayan Supadno yang berprofesi sebagai formulator Pupuk Organik Hayati , Hormon Organik, dan Praktisi Pertanian dengan menyampaikan topik terkait “Mengawali Agribisnis dari Titik Nol”. Terjun ke dunia bisnis diawali dengan memanfaatkan karung bekas yangsudah tertumpuk di gudang koperasi untuk dijual, setelah itu karung bekas tersebut dicuci bersih terlebih dahulu sehingga laku dijual. Tidak hanya itu, cangkang sawit yang beserakan di kebun sawit beliau manfaatkan sehingga dapat menjadi pengganti batu bara.Beberapa bisnis lain yang beliau jalankan adalah : bisnis pinang ekspor ke India, bisnis ikan mas, kayu the pasca replanting, beras, sekam padi, hingga membuka kebun sawit. Pada tahun 2009 beliau berhasil membuat formulasi pupuk organik yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan berbagai macam tanaman, yaitu pupuk organik Bio-Extrim, Organox, dan ZPT Hormax. Adapun trik sukses ala Pak Wayan yang berprofesi juga sebagai TNI-AD, yaitu  1) cintai cita-cita dengan pekat dan tulus,2) kenali potensi diri dengan melakukan internal SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) analisis, dan 3) lepaskan hal-hal negatif yang membelenggu diri sendiri.

Pupuk organik yang beliau hasilkan mampu mencetak sawah 21 hektar dilahan tandus dan mengubahnya menjadi lahan subur produktif. Sawah yang awalnya hanya menghasilkan padi 3,5 ton per hektar berubah menjadi 7,5 ton perhektar. Selain itu pupuk tersebut mampu mendongkrak hasil singkong dari 25 ton per hektar menjadi 90 ton per hektar. Untuk membangun sebuah bisnis, maka seseorang harus menentukan obyek arah bisnis dan selanjutnya menerapkan bakat atau panggilan jiwa yangdimiliki, menjalankan STP (segmenting, targeting, positioning), mengenali 5C (character, capacity, collateral, dan condition), harus menentukan tujuan yang SMART (specific, measurable, achievable, realistic, dan time framed), dan yangterakhir mainkan momentum dengan cerdas.  Satu kangkah yang nyata lebih indah daripada ribuan langkah indah hanya dalam mimpi.

Peresmian Program Magister Manajemen Terapan Agribisnis dengan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Dual Mode

KERJASAMA
MANAJEMEN DAN BISNIS (MB) INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
DENGAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER

 

Institut Pertanian Bogor membuka Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis di Politeknik Negeri Jember dengan sistem perkuliahan jarak jauh. Program pascasarjana yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi terapan ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Amanah UUD 1945 menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Namun demikian kondisi geografis Indonesia yang luas dan terpisah-pisah serta terkendalanya akses pendidikan karena persoalan jumlah SDM berkualitas, menyebabkan kesempatan memperoleh pendidikan tidak dapat dinikmati oleh setiap orang.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka MB-IPB dan Polije sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan SDM, terdorong untuk merancang suatu sistem pembelajaran jarak jauh (PPJ), yang merupakan kerjasama antara MB-IPB dengan Politeknik Negeri Jember. Penyelenggaraan program pendidikan ini berdasarkan mandat Surat Dirjen Dikti No. 189/D/T/2011, perihal pembukaan Program Studi Terapan Agribisnis (S2) di Institut Pertanian Bogor, yang menyatakan bahwa Dirjen Dikti memberi mandat kepada Institut Pertanian Bogor untuk membuka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Program Studi Terapan Agribisnis (S2) melalui ”Dual Mode” dengan Politeknik Negeri Jember (Sabtu, 18/2/2012).

Peresmian Progran Magister Manajemen Terapan Agribisnis dilaksanakan bersamaan dengan Pencanangan Kinerja Prima dan Go Green Campus oleh Dirjen Dikti Kemdikbud RI Bapak Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc dengan penandatangan prasasti serta dilanjutkan dengan kuliah pengantar melalui video Conference oleh Prof. Dr. Endang Gumbira Sa’id dengan judul : Terobosan MP3EI dan Peranan Standar dalam Peningkatan Dayasaing Produk Agroindustri Indonesia

Pada momentum saat itu juga telah dilakukan pelantikan sebanyak 31 mahasiswa baru Progran Magister Manajemen Terapan Agribisnis oleh Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Agr yang selajutnya diserahkan secara simbolis jaket almamater oleh Direktur Polije Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM dan Direktur Pascasarjana MB-IPB Dr. Ir. Arif Dariyanto, M.Ec.

Bagi Politeknik Negeri Jember program ini diharapkan menghasilkan lulusan yang berkompeten dengan semangat menegmbangkan diri, inovasi dan berjiwa kewirausahaan serta berwawasan lingkungan.

CEO Forum: Indonesia-Chinese Style Entrepreneur Overview

(Selasa, 7 February 2012), CEO Forum kali ini mengangkat topik terkait “Indonesia-Chinese Style Entrepreneur Overview” disampaikan oleh Calvin Andersen, MBA.  Tidak dapat dipungkiri, kesuksesan para wirausaha dari negeri tirai bamboo ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Kepiawan dalam menghasilkan berbagai produk inovatif mampu membanjiri negara-negara, termasuk Indonesia. Produk-produk Chinadapat kita temui hampir di seluruh negara di empat benua. Tidak heran, banyak wirausaha muda Indonesia belajar dari China.

China dapat melakukan efisiensi di berbagai lini produksi sehingga produk  yang “dilempar” ke pasaran dapat diperoleh dengan harga rendah. Saat ini di China berderet-deret pabrik yang merupakan pabrik milik pemerintah China sendiri, swasta, maupun investasi asing, begitu banyak orang asing yang mempercayakan pabriknya di China. Pemerintah sangat mendukung dunia industridi China melalui berbagai regulasi mendukung tercapainya industri yang sangat efisien ini.

Saat  ini Indonesia merupakan negara tujuan untuk menanam investasi setelah India dan China, sehingga tidak mengherankan bahwa hubungan Indonesia dan China sudah berlangsung selama 60 tahun. Business mind set  Indonesian-Chinese adalah fighting spirit (never give up), guan xi (team work), financial (short term profit), dan sustainable (long term security). Keempat hal tersebut merupakan pilar untuk mencapai goals. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh pengusaha dengan belajar dari China , yaitu: 1) do what you love and love what you do, 2) usaha terus meskipun situasi semakin sulit (never give up), 3) never blame any day in your life.