SB-IPB: Food Loss and Waste Di Indonesia

AD
News

SB-IPB: Food Loss and Waste Di Indonesia

Dr. Arief Daryanto (Sekolah Bisnis IPB) menjadi narasumber #MakanBijak dari Mylanta persembahan Johnson & Johnson Indonesia dalam rangka mengurangi food loss and waste di Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, Dr. Arief Daryanto mengatakan berkaitan dengan ketersediaan atau ketahanan pangan, sering hanya fokus pada cara untuk meningkatkan produksi tanpa memikirkan bagaimana mengatasi tingkat food loss dan food waste.
“Padahal food loss dan waste persoalan penting yang kini menjadi perhatian di berbagai negara karena dapat memengaruhi ketahanan pangan di suatu negara, yang juga berimbas pada pemerataan kesejahteraan masyarakat,” ujar Arief di Jakarta pada Rabu (16/5/2018).

Dia menjelaskan food loss merupakan kehilangan pangan, atau makanan hilang sebelum sampai di tangan konsumen. Jadi, kehilangan yang terjadi saat makanan dalam tahap pengolahan atau distribusi, sedangkan untuk food waste adalah kehilangan yang terjadi pada tahap konsumsi.

Mengenai food loss dan food and waste, berdasarkan data dari Organisasi Pangan Dunia (FAO), sekitar 1,3 triliun ton makanan hilang setiap tahunnya di seluruh dunia dengan perincian tingkat kehilangan saat produksi 10%, saat tahap pengolahan 1%, saat pemasaran 6%, serta sisanya tahap konsumsi.

“Itu akan berdampak pada beberapa aspek bisa ekonomi, culture, kesehatan, dan lingkungan, karena hal tersebut memiliki implikasi yang luas. Dengan mengurangi food loss dan waste bisa menambah tingkat produktivitas,” ujar Dr. Arief katanya.

Mengurangi angka food loss dan food waste menurutnya bisa dilakukan dengan kerja bersama, bukan hanya tugas pemerintah.

Cara lainnya untuk menekan angka tersebut adalah menyajikan makanan dalam jumlah yang kecil. Sementara di Indonesia, kebanyakan orang terbiasa menyajikan makanan dalam ukuran besar. Namun, dia melihat masyarakat sudah mulai menyadari hal tersebut.

“Di kota besar sekarang sudah mulai, roti unyil kecil-kecil, sudah dipikirkan. Makan bijak ini menurut saya langkah kecil yang memiliki dampak besar,” tuturnya.

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis The Economist Intelligent Unit, terdapat hampir 1 miliar orang menderita kelaparan, tapi di sisi lain sepertiga makanan hilang atau terbuang.