CEO Forum : Implementasi Manajemen Produksi Operasi dalam Pengolahan Produk Turunan CPO dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk

Announcement

CEO Forum : Implementasi Manajemen Produksi Operasi dalam Pengolahan Produk Turunan CPO dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk

(Ruang Mahoni MB-IPB, 30/5/2012) CEO Forum MB-IPB menghadirkan Budiono Muljono (Operation Director PT Smart. Tbk sekaligus alumni MM MB-IPB) yang menyampaikan  “Implementasi  Manajemen Produksi Operasi Dalam Pengolahan Produk Turunan CPO Dalam Rangka Optimalisasi Nilai Tambah Produk”.

Pertumbuhan industri CPO nasional meningkat seiring dengan harga jual CPO yang tinggi di pasar dunia. Minyak Kelapa Sawit Dunia (world palm oil) dibanding minyak nabati lainnya, palm oil menempati urutan tertinggi dari tahun 2007-2008 sampai periode 2012-2013 yaitu produksi 52,77 Million Ton dan jumlah ekspor 40,43 Million Ton, dimana Indonesia menempati posisi pertama di dunia disusul Malaysia. Dengan konsumsi lokal Indonesia menempati posisi kedua, yang pertama India dan ketiga Cina dengan lahan Indonesia dalam palm oil terbesar didunia 8,04 Million Ha dari total 14,99 Million Ha di dunia.

Prospek industri kelapa Sawit Indonesia  “SANGAT MENJANJIKAN” disebabkan 1. Merupakan minyak yang sering dikonsumsi nomer dua di dunia. 2. Merupakan industri yang paling cepat berkembang dalam penuhan permintaan minyak nabati dunia. 3. Indonesia adalah produsen terbesar minyak sawit pertama di dunia karena keunggulan alamnya kompetitif.  Pengolahan Kelapa Sawit menghasilkan produk utama yaitu : Crude Palm Oil, Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Kernel Pellet, Palm Kernel Shell Charcoal, Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

Pemanfaatan ini sesuai spesifikasi kebutuhan produk, maka dapat diturunkan lagi menjadi : a) Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy. b) Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. c) Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.

Pangsa Produksi dan Konsumsi serta Pemanfaatan Minyak Sawit Industri makanan : Mentega, shortening, coklat, additive, es cream, pakan ternak, minyak goreng. Produk obat – obatan dan kosmetik : Krim, shampoo, lotion, pomade, vitamin and beta carotene. Industri berat dan ringan : Industri kulit (untuk membuat kulit halus dan lentur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri perak, dan juga sebagai bahan pemisah dari material cobalt dan tembaga di industri logam. Industri kimia : Bahan kimia yang digunakan untuk detergen, sabun, dan minyak. Sisa – sisa dari industri minyak sawit, dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furniture, bahan anggur.

Dalam pengembangan industri CPO dibutuhkan strategi yaitu Downstream Strategy yaitu strategi yang bertumpu pada biaya terendah, pengiriman tepat waktu, mengandalkan kualitas dan kuantitas yang dilakukan dengan baik (Operational Excellent ). Adapun hal yang harus ada dalam Manajemen Produksi dan Operasi dalam industri CPO meliputi: Capacity Planning (Kapasitas Perencanaan), Capital Investment (Penanaman Modal), Forecasting, Facility Location  (Fasilitas Lokasi), Distribution & Transportation (Distribusi & Transportasi), Facility Lay-out, HR Issues, Aggregate Planning- Production Planning & Inventory Control (Agregat Perencanaan, Perencanaan Produksi & Pengendalian Inventori), Operation Scheduling (Operasi Penjadwalan), Material Requirement Planning, Warehouse & Inventory Management (Gudang & Manajemen Persediaan) dan Quality & Maintenance Management (Kualitas & Manajemen Pemeliharaan).