SB-IPB BUSINESS TALK SERIES #3 : “Talent Management : Tool for Business Resilience & Employee Engagement in The Perspective of Productivity Improvement”

96138188_1688129171326066_8739175470035211001_n
Berita

SB-IPB BUSINESS TALK SERIES #3 : “Talent Management : Tool for Business Resilience & Employee Engagement in The Perspective of Productivity Improvement”

Business Talk Series (BTS) ketiga berhasil dilaksanakan via daring pada hari Minggu, 17 Mei 2020 dengan 400 peserta. Tema yang dibahas pada webinar kali ini terkait pengelolaan sumber daya manusia yaitu “Talent Management: Tool for Business Resilience” dan “Employee Engagement in The Perspective of Productivity Improvement” dengan mengundang dua narasumber yaitu Achmad Ardianto selaku Director, Executive Vice President Human Resource and Security PT Freeport Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Syamsul Ma’arif, M.Eng, Dipl.Ing, DEA selaku Ketua Program Studi Pascasarjana SB IPB. Moderator pada BTS edisi ketiga yakni saudara Harri Kuswanda yang merupakan AVP Performance and Corporate Culture BP Jamsostek.

Pengelolaan talenta menjadi faktor penting bagi bisnis untuk dapat bertahan dan mencapai keberhasilan bisnis. Ketahanan suatu bisnis ditentukan oleh kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan serta perubahan yang terjadi. Kunci keberhasilan organisasi atau bisnis untuk bertahan ada pada kualitas yang dimiliki oleh sumber daya manusia di dalamnya, dimulai dari level individu hingga level group.

Di dalam ketahanan bisnis, terdapat dua hal penting untuk diperhatikan yaitu ketergantungan pasar (daya saing) dan turbulensi industri (kecepatan perubahan). Di era krisis akibat pandemi Covid-19 ini termasuk ke dalam turbulensi industri, perubahan yang sangat cepat terjadi pada lingkungan bisnis sehingga perusahaan yang mau bertahan harus bisa dengan cepat beradaptasi. 

Kegagalan organisasi biasanya ditentukan oleh kepemimpinan atau sifat organisasi itu sendiri. Orang yang bertalenta adalah yang mampu melakukan transformasi organisasi dan berorientasi di masa yang akan datang. Menurut narasumber, dalam upaya menghadapi perubahan ada tiga hal utama yaitu dari manusia, organisasi, dan teknologi. Namun, yang menjadi kunci paling utama dari ketiga hal tersebut ada pada kualitas manusia.

Manusia yang berkualitas akan menciptakan value bagi organisasi yang baik, serta mampu memanfaatkan teknologi dengan tepat guna. Manusia bertalenta harus berkelimpahan dalam hal mindset, heart-set, dan skill-set. Manusia yang cerdas, bekerja dengan ikhlas, dan tangkas dalam melakukan tugasnya dalam suatu organisasi atau bisnis. Manajemen talenta mampu menemukan dan menciptakan talenta yang mampu mendeteksi future job. Talenta semacam ini mampu menangkap, membangun, dan menerapkan ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi krisis yang tidak biasa dialami oleh organisasi atau bisnis karena mampu secara kreatif mendeteksi hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis.

Topik yang disampaikan pembicara kedua ini lebih spesifik mengenai employee engagement dalam perspektif peningkatan produktivitas. Orientasi dari bisnis memang profit (secara luas, baik bagi perusahaan maupun lingkungan dan sosial) yang dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas. 

Sebaik-baiknya cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan berinvestasi pada sumber daya manusia. Pada dasarnya, produktivitas adalah output yang dihasilkan perusahaan dari input yang harus dikelola oleh perusahaan. Menurut Bapak Achmad Ardianto, talent merupakan bagian dari input (yang mencangkup talent, machine, material, energy). Talent effectiveness sangat berhubungan erat dengan employee engagement (kemauan talenta) dan employee enablement (kemampuan talenta). Talent yang paling efektif adalah yang memiliki kemauan yang tinggi dan juga kemampuan yang tinggi. Elemen penentu talent effectiveness yang termasuk enablement yaitu tools dan environment, sedangkan yang termasuk ke dalam engagement yaitu passion dan skills. Keempat elemen harus dilengkapi dengan elemen leadership.

Menurut narasumber, cara paling efektif dan efisien untuk meningkatkan elemen-elemen ini adalah dengan meningkatkan leadership, sehingga dapat mengangkat elemen lainnya. Seorang pemimpin harus mampu memotivasi, menginspirasi, mengarahkan, mendukung, memberdayakan, dan mau menjadi role model. Saat ini model leadership harus bergeser dari model transaksional menjadi transformasional.

Dapat disimpulkan dari pembahasan kedua pembicara ini yaitu pengelolaan sumber daya manusia yang tepat adalah kunci keberhasilan untuk mempertahankan dan mencapai keberhasilan organisasi atau bisnis bahkan di saat krisis. Kunci dari peningkatan efektivitas sumber daya manusia yang bertalenta dari organisasi atau bisnis yaitu leadership yang berorientasi pada model transformasional.