Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the js_composer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/wp-includes/functions.php on line 6121 Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the modern-events-calendar-lite domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/wp-includes/functions.php on line 6121 Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-bulk-delete domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/wp-includes/functions.php on line 6121 Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the mitech domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/wp-includes/functions.php on line 6121 Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /var/www/html/wp-includes/functions.php:6121) in /var/www/html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1896 {"id":34817,"date":"2007-08-14T08:38:18","date_gmt":"2007-08-14T01:38:18","guid":{"rendered":"http:\/\/sb.ipb.ac.id\/?p=34817"},"modified":"2007-08-14T08:38:18","modified_gmt":"2007-08-14T01:38:18","slug":"pengamat-ipb-kebijakan-pemerintah-soal-minyak-goreng-salah-kaprah-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/en\/pengamat-ipb-kebijakan-pemerintah-soal-minyak-goreng-salah-kaprah-2\/","title":{"rendered":"Pengamat IPB: Kebijakan Pemerintah Soal Minyak Goreng Salah Kaprah"},"content":{"rendered":"

BOGOR  (Pos Kota) –  Kebijakan pemerintah dalam membantu masyarakat miskin dengan tingginya harga minyak goreng, seharusnya membeli minyak goreng sesuai harga pasar dan menjualnya kepada rakyat miskin dengan harga terendah. Bukan menaikkan tarif pajak ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau menggelar operasi pasar.<\/p>\n

\u201dKebijakan menaikkan CPO dan menggelar operasi pasar justru meresahkan masyarakat,\u201d ujar Rina Oktaviani, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB di Kampus IPB Baranangsiang. Kebijakan itu adalah tindakan salah kaprah yang mengakibatkan penurunan pendapatan petani sawit dan devisa.<\/p>\n

\u201cBiarlah negara menikmati hasil penjualan dari ekspor CPO, tapi jangan menaikkan harga pajak ekspornya,\u201d jelas pengamat IPB ini.<\/p>\n

Langkah yang dilakukan pemerintah, lanjut Rina, seharusnya membeli minyak goreng sesuai dengan harga pasar dan menjualnya kepada masyarakat miskin dengan harga rendah. Adanya perbedaan harga harus dibayar pemerintah, bukan seperti saat ini, pengusaha dan petani yang harus membayar.<\/p>\n

UNTUK SIAPA?
\n\u201cTidak masuk akal, yang berkewajiban menurunkan harga minyak goreng adalah petani kelapa sawit. Jadi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kemarin-kemarin itu, untuk siapa?\u201d tanya dia.<\/p>\n

Verifikasi terhadap minyak goreng, kata Rina perlu dilakukan pemerintah sehingga tidak terfokus bahan bakunya dari kelapa sawit saja. Melainkan, manfaatkan tumbuhan yang ada dan dapat dijadikan bahan dasar minyak goreng. \u201cContohnya kelapa, jagung, kedelai, dan binatang yuyu (sejenis kepiting-red),\u201d tambahnya.<\/p>\n

Hermanto Siregar, Direktur Akademik Manajemen & Bisnis IPB, menimpali dengan memberi contoh di negara Malaysia. Di negara itu, telah dilakukan verifikasi terhadap minyak goreng. Di saat bahan komiditi minyak goreng sedang tinggi, misalnya sawit, masyarakatnya tidak panik sebab banyak pilihan untuk memilih minyak goreng dengan harga terjangkau, dari bahan non sawit. \u201cNah Indonesia juga harus bisa seperti itu di waktu mendatang,\u201d tekannya.
\n(iwan)<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

BOGOR  (Pos Kota) –  Kebijakan pemerintah dalam membantu masyarakat miskin dengan tingginya harga minyak goreng, seharusnya membeli minyak goreng sesuai harga pasar dan menjualnya kepada rakyat miskin dengan harga terendah. Bukan menaikkan tarif pajak ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau menggelar operasi pasar. \u201dKebijakan menaikkan CPO dan menggelar operasi pasar justru meresahkan masyarakat,\u201d ujar Rina Oktaviani, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB di Kampus IPB Baranangsiang. Kebijakan itu adalah tindakan salah kaprah yang mengakibatkan penurunan pendapatan petani sawit dan devisa. \u201cBiarlah negara menikmati hasil penjualan dari ekspor CPO, tapi jangan menaikkan harga pajak ekspornya,\u201d jelas pengamat IPB ini. Langkah yang dilakukan pemerintah, lanjut Rina, seharusnya membeli minyak goreng sesuai dengan harga pasar dan menjualnya kepada masyarakat miskin dengan harga rendah. Adanya perbedaan harga harus dibayar pemerintah, bukan seperti saat ini, pengusaha dan petani yang harus membayar. UNTUK SIAPA? \u201cTidak masuk akal, yang berkewajiban menurunkan harga minyak goreng adalah petani kelapa sawit. Jadi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kemarin-kemarin itu, untuk siapa?\u201d tanya dia. Verifikasi terhadap minyak goreng, kata Rina perlu dilakukan pemerintah sehingga tidak terfokus bahan bakunya dari kelapa sawit saja. Melainkan, manfaatkan tumbuhan yang ada dan dapat dijadikan bahan dasar minyak goreng. \u201cContohnya kelapa, jagung, kedelai, dan binatang yuyu (sejenis kepiting-red),\u201d tambahnya. Hermanto Siregar, Direktur Akademik Manajemen & Bisnis IPB, menimpali dengan memberi contoh di negara Malaysia. Di negara itu, telah dilakukan verifikasi terhadap minyak goreng. Di saat bahan komiditi minyak goreng sedang tinggi, misalnya sawit, masyarakatnya tidak panik sebab banyak pilihan untuk memilih minyak goreng dengan harga terjangkau, dari bahan non sawit. \u201cNah Indonesia juga harus bisa seperti itu di waktu mendatang,\u201d tekannya. (iwan)<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":0,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1071],"tags":[],"class_list":["post-34817","post","type-post","status-publish","format-standard","hentry","category-news-en","post-no-thumbnail"],"views":10,"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/34817","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=34817"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/34817\/revisions"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=34817"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=34817"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/sb.ipb.ac.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=34817"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}