Forum: Pengembangan Agrotecnopark dalam Meningkatkan Produksi dan Mutu Agribisnis Nasional

(Selasa, 12/08/2008), CEO Forum menghadirkan Prof . Dr. Tien R. Muchtadi, MS,   Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan-IPB dengan topik “Pengembangan Agrotecnopark dalam Meningkatkan Produksi dan Mutu Agribisnis Nasional” bertempat di ruang mahoni MB-IPB. Pengembangan agrotecnopark didasarkan oleh beberapa fenomena yang terjadi pada agribisnis nasional, antara lain 1) ketahanan dan kemandirian pangan yang belum sepenuhnya terwujud; 2) rendahnya tingkat kesejahteraan petani; 3) dayasaing produk pertanian yang masih lemah (rendahnya produktivitas dan efisiensi, kecilnya skala dan keragaman usaha tani, rendahnya kualitas SDM pertanian dan rendahnya input teknologi); serta 4) belum adanya model/konsep usaha yani terpadu bersiklus biologi (BCF) yang operasional di lapangan.

Beliau memaparkan bahwa agrotecnopark merupakan kawasan untuk memfasilitasi percepatan ahli teknologi yang dihasilkan oleh lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi dan swasta yang sekaligus sebagai model percontohan pertanian terpadu bersiklus biologi (bio-cyclo farming). Dengan kata lain pengembangan agrotecnopark ini adalah suatu klaster inovasi yang terdiri dari komponen-komponen pendukung yaitu pasokan teknologi (LPND-Ristek : BPPT-LIPI-BATAN-LAPAN; Badan Litbang Departemen : Deptan, DKP; Perguruan Tinggi : IPB); Industri pemasok pendukung (lahan, benih, pupuk, pestisida, dll); finansial (perbankan, APBN, APBD, keuntungan BUMN); industri/pasar/masyarakat dan regulasi (PEMDA, Pemerintah Pusat).

Pengembangan agrotechnopark ini direfleksikan melalui model bio-cyclo farming yaitu model pertanian terpadu. Dimana model bio-cyclo farming ini memiliki keunggulan sebagai berikut: 1) menghasilkan sumber penghasilan beragam, 2) tercukupinya kebutuhan gizi yang seimbang, 3) nilai tambah meningkat, 4) kesuburan dan produktifitas lahan terpelihara serta ramah lingkungan & zero waste (tidak ada limbah). Namun, bagaimana strategi-strategi yang harus dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan pengembangan agrotecnopark ini? beliau menjelaskan terdapat 5 (lima) strategi dalam pengembangan agrotecnopark, yakni strategi pertama adalah keterpaduan yang berarti mengintegrasikan beragam usaha tani dan industri hulu-hilir dalam suatu usaha tani terpadu bersiklus biologi. Strategi kedua, mengelola seluruh aktivitas dengan pendekatan bisnis sebagai model pusat penerapan IPTEK yang mandiri. Strategi ketiga, sustainability (keberlanjutan)  yang mendayagunakan sumberdaya yang ada secara berkelanjutan untuk menjamin keberlangsungan program. Strategi keempat, pemberdayaan masyarakat, dimana memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan pelibatan pada seluruh kegiatan dan strategi kelima, pemanfaatan iptek dalam seluruh kegiatan demi peningkatan efisiensi produksi, keragaman dan kualitas produk serta nilai tambah melalui proses adaptasi, integrasi dan pengembangan iptek.