International e-Seminar dalam Memperkuat Integrasi Ekonomi ASEAN 2023
International e-Seminar dalam Memperkuat Integrasi Ekonomi ASEAN 2023
Sekolah Bisnis IPB (SB IPB) sukses menyelenggarakan International E-Seminar: Towards ASEAN Chairmanship 2023 bertema Advancing The Concept of ASEAN Regionalism: Regional Value Chain and Connectivity, Recovery, and Collective Competitiveness pada 13-15 Desember 2021 secara daring melalui Zoom Clouds Meeting dan Youtube Streaming. Setelah pembukaan dan sekaligus seminar bertema sustainable finance pada hari pertama, SB IPB dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) kembali menjadi pelaksana dalam E-Seminar hari kedua (14/12) dengan tema Digital Economy. Kegiatan pada hari kedua dihadiri oleh 156 peserta dari berbagai negara dan universitas. Acara dibuka oleh Fatima Medina Septiyanti selaku MC dan dilanjutkan dengan Keynote Speech dari Febrio Kacaribu selaku Ketua Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Dalam paparannya, Bapak Febrio menyampaikan terkait ekonomi digital di ASEAN dan bagaimana kontribusi Indonesia di bidang keuangan pada tahun 2023. Ia menyatakan bahwa seminar ini merupakan tonggak untuk Indonesia maju dalam ekonomi ASEAN. Transformasi digital di lingkup ASEAN telah menjadi isu penting dengan tujuan mengarah pada peningkatan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan inklusi dan daya saing diseluruh segmen ekonomi. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang erat dibidang keuangan sebagai bagian dari building-block untuk mewujudkan tujuan integrasi ekonomi ASEAN yang lebih besar.
Pada saat ini digital ekonomi dalam keuangan hanya terbatas pada peran teknologi dalam pembayaran dan settlement systems. Hal ini dikarenakan pentingnya peran teknologi dalam pembayaran yang dapat memfasilitasi transaksi berbagai lintas elemen dalam era digital. “Kemajuan pesat dalam digitalisasi tidak diragukan lagi akan meningkatkan, menumbuhkan, dan mempererat ikatan antar kawasan. Namun, beberapa tantangan tetap ada, termasuk memastikan stabilitas keuangan, manajemen aliran modal, dan tingkat akuntabilitas dan transparansi perlindungan data.” Jelas Bapak Febrio. Ia berharap dengan adanya seminar ini akan memberikan wawasan bagi Indonesia dalam mempromosikan isu-isu tersebut dibawah jalur keuangan ASEAN, yang juga berasal dari kepentingan nasional dan perencanaan strategis.
Agenda selanjutnya berupa presentation session terkait Digital Economy yang dimoderatori oleh Ari Sutanti selaku Senior Programme Manager, British Council. Pada sesi ini turur hadir para panelis yaitu Ibu Natasha Beschorner selaku Senior Digital Development Specialist, World Bank dan Ibu Lukytawati Anggraeni selaku Dosen IPB University yang akan memberikan ulasan terhadap para peserta paper presentation. Tema dari paper yang disajikan oleh peserta sangat menarik dan beragam. Paper pertama dijelaskan oleh Hieu-Ba Nguyen dari Ho Chi Minh City University, berbicara terkait Factors Influence Blockchain Adoption in Supply Chain Management among Companies Based in Ho Chi Minh City. Paper kedua dijelaskan oleh Mercurius Broto Legowo dari Perbanas Institute, berbicara terkait Digital Economic Model to Encourage National Economic Recovery during Covid-19 Pandemic. Paper ketiga dijelaskan oleh Muhyudi dari Swiss German University terkait The Strategic Role of Top Management Team (TMT) Digital Orientation in Manufacturing Digital Transformation. Terakhir, paper keempat dijelaskan oleh Sri Sarjana dari Politeknik Transportasi Darat Indonesia, yang menjelaskan terkait Bibliometric Analysis to Encourage the Development of Digital Economy Scientific Studies. Setelah sesi presentasi selesai, dilanjutkan dengan ulasan dan pertanyaan dari kedua panelis dan sesi tanya jawab dengan peserta seminar yang menjadi akhir dari agenda di hari kedua.
Pada hari ketiga (15/12) acara kembali dibuka oleh MC Khairiyah Kamilah dari Sekolah Bisnis IPB University. Sementara Keynote speech dari Prof. Dr. M. Syamsul Maarif sebagai Ketua Program Studi Pascasarjana Sekolah Bisnis, IPB University berbicara terkait Human Capital Development. Dalam sesinya, Prof Syamsul menyampaikan bahwa perubahan science dan technology sangat penting dalam membawa perubahan terhadap revolusi digital 4.0. Saat ini kita berhadapan dengan innovation technology yang mengubah human capital behavior yang harus beradaptasi terhadap perubahan yang tidak pasti. “Human capital development adalah factor kunci untuk menghadapi perubahan dalam era society 4.0 yang menjadi pendukung dari factor lainnya. Yang harus diperhatikan adalah kita harus menghasilkan superior talent yang dapat memperkuat human capital dalam menghadapi perubahan cepat di dunia bisnis, politik, economy dan lain sebagainya” jelas Pak Syamsul Maarif. Ia meyakini bahwa capacity building dapat memperkuat dalam penciptaan superior talent yang salah satunya dapat dikembangkan melalui pendidikan yang tidak hanya penting untuk diri sendiri tetapi juga dalam membangun negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia.
Sesi presentasi paper pada hari ketiga dimoderatori oleh Bapak Alfian Helmi dari IPB University dan dua panelis yaitu Kartika Sari Juniwaty sebagai Senior Adviser Gender Equality, Disability and Social Inclusion PROSPERA dan Shinsaku Nomura sebagai Senior Economist with the World Bank’s Education Global Practice. Berbagai tema paper pada hari terakhir juga tidak kalah menarik dengan tema di hari sebelumnya. Presentasi pertama dibawakan oleh Andri Hardianto dari IPB University, yang berbicara terkait Evaluation of Pertamina’s CSR Implementation in Relation to The Achievement of Sustainable Development Goals. Presentasi kedua dibawakan oleh Liza Agustina Maureen Nelloh dari Sekolah Tinggi Manajemen IPMI, terkait The Employees Turnover Intention During Covid-19: Do Commuting Stress and Burnout matter. Presentasi ketiga dibawakan oleh Nugroho Setyo Utomo dari IPB University, membahas terkait Does the implementation of Corporate Social Responsibilities have a positive impact on the company’s business sustainability? Case study of PT Unilever Indonesia, Tbk. Dan presentasi terakhir oleh Dase Hunaefi dari IPB University yang membahas terkait Bali Public Acceptance of Biotechnology and GM Crops.
Kedua panelis memberikan ulasan terhadap presentasi para peserta, menyampaikan materi terkait isu human capital development di Indonesia saat ini dan diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan peserta seminar. Diakhir acara, dibacakan hasil apreasiasi yang terdiri atas tiga kategori yaitu best paper, best recorded presenter, dan best live presenter. Pada kategori Best Paper diraih oleh Andi Hardianto (3rd), Rabiatul Adwiyah (2nd), dan Hieu-Ba Nguyen (1st). Kategori best recorder presenter diraih oleh Rafki Chandra Wibawa (3rd), Marjea Jannat Mohua (2nd), dan Fenny Wirabudi (1st). Dan terakhir, kategori best live presenter diraih oleh Kahhar Hawari sebagai Best Live Presenter dalam tema Sustainable Finance, Muhyudi sebagai Best Live Presenter dalam tema Digital Economy, dan Dase Hunaefi sebagai Best Live Presenter dalam tema Human Capital Development.
Rangkaian acara E-seminar diakhiri dengan closing speech dari Ibu Dian Lestari selaku Acting Director for Regional and Bilateral Policy dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Bapak Noer Azam Achsani selaku Dekan Sekolah Bisnis IPB. Ibu Dian Lestari mengungkapkan apresiasi yang luar biasa kepada panitia dan para peserta yang telah menyukseskan kegiatan ini. Ia juga membahas terkait bagaimana era saat ini menuntut lebih banyak agar kita bisa beradaptasi terutama dalam menghadapi diverse challenging khususnya dalam emerging opportunity. Selanjutnya Bapak Noer Azam Achsani juga menyampaikan apreasinya kepada para panitia dan kontribusi dari para peserta dalam menyukseskan acara ini. Dari kegiatan ini beliau berharap para peserta akan mendapatkan learning outcome seperti kapabilitas untuk mengidentifikasi dan mengenal business opportunities, integrating information, theory and best practices into the analysis of organization problem, strengthening the competitiveness of the existing organizations on facing global competitions, develop both national and international network, and in communicating human effectively in verbal and written format to multiply stake holders. Sesi ini menjadi penutup kegiatan TOWARDS ASEAN CHAIRMANSHIP 2023. (SSB/NF)