Sekolah Bisnis IPB University Tuan Rumah Simposium Bisnis, Keteknikan dan Teknologi ASEAN
Sekolah Bisnis IPB University Tuan Rumah Simposium Bisnis, Keteknikan dan Teknologi ASEAN
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria dan CEO GDP Venture, Martin Hartono tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di IPB International Convention Center (IICC), (2/12).
MoU ini digelar dalam acara the first ASEAN Business, Engineering and Technology Symposium (ABEATS) hasil kerjasama Sekolah Bisnis IPB University, Universitas Sains Malaysia (USM), University of Glasgow dan Universitas Teknologi Mara (UTM). IPB University dengan GDP Venture dalam waktu dekat akan melaksanakan program internship, riset bersama, kerja praktek, juga riset-riset terkait artificial intelligence.
“Kita hidup di dunia yang sangat fluktuatif, terus berubah dan menjadi lebih tidak stabil setiap hari. Perubahan besar dan kecil menjadi lebih tidak terduga dan semakin dramatis dan terjadi lebih cepat. IPB University menyadari bahwa revolusi industri 4.0 adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. IPB University membangun komitmen dan merumuskan konsep yang kami sebut sebagai Agro-Maritime 4.0 sebagai kerangka dasar. Konsep ini juga dapat ditingkatkan dari tingkat nasional (Indonesia) ke regional (ASEAN),” ujar Rektor IPB University.
Agro-Maritime 4.0 merupakan platform pengembangan yang mengintegrasikan manajemen wilayah darat dan laut. Agro Maritime 4.0 diimplementasikan dengan modal sosial dan ekonomi yang ditingkatkan dan penggunaan teknologi digital secara optimal melalui pendekatan transdisipliner, terpadu dan partisipatif serta prinsip-prinsip inklusivitas, transparansi, ramah lingkungan, kreativitas, pemikiran kritis dan etis untuk meningkatkan produktivitas nasional dan mencapai keberlanjutan, kemakmuran, keadilan, dan kedaulatan, tujuan akhir pembangunan nasional.
Agro-Maritime 4.0 menganggap sumber daya berbasis pertanian, kelautan dan biosains (disebut sebagai sumber daya Agro-Maritim) sebagai mesin pertumbuhan di masa depan. Oleh karena itu peran desa, pulau-pulau kecil dan kota sangat penting sebagai pusat pertumbuhan. Terutama desa dan pulau-pulau kecil merupakan ekonomi perbatasan untuk negara kepulauan seperti Indonesia karena perannya yang penting sebagai zona penyangga ekonomi yang menyediakan bahan baku, pariwisata, kelautan dan jasa lingkungan, serta keanekaragaman hayati.
“Konektivitas antara wilayah dan pulau sangat diperlukan untuk menjalankan ekonomi dengan lebih baik, untuk menghilangkan ketidakadilan dan untuk mengamankan keamanan dan kedaulatan nasional. Di era digital ini, aplikasi internet of things (loTs) dalam berbagai teknologi telah memainkan peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan desa dan pulau-pulau kecil. IoT juga bisa memberikan solusi untuk masalah kendala lahan guna menghasilkan produk pertanian melalui otomatisasi pabrik-pabrik atau pertanian perkotaan,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Bisnis IPB University, Prof Dr Noer Azam Achsani, menyampaikan apresiasi karena IPB University dipercaya menjadi host dalam collaborative event antar universitas di ASEAN ini. “Saya berharap kerjasama ini akan terus terjalin dan dapat menjadi kegiatan yang rutin,” ujarnya