Seminar: Sustainable Transitions of Indonesia’s Palm Oil Industry

Pada hari Kamis, 14 April 2016 Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengelola Dana  Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Copenhagen Business School menyelenggarakan Seminar yang bertajuk Sustainable transitions of Indonesia’s Palm Oil Industry di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. Acara ini merupakan launching rangkaian kerjasama jangka panjang IPB dan BPDPKS untuk merumuskan berbagai strategi dalam rangka menjamin proses transisi industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Kerjasama ini juga melibatkan konsorsium universitas nasional yaitu Universitas Lampung (UNILA), Universitas Jambi (UNJA) serta universitas asing seperti Copenhagen Business School. Acara ini diikuti oleh berbagai stakeholders terkait, yaitu pemerintah, peneliti, asosiasi, akademisi, praktisi, lembaga riset terkait kelapa sawit, maupun mahasiswa.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan dan primadona bagi Indonesia. Namun demikian pengembangan dan pemasaran minyak sawit masih menghadapi banyak tantangan yang mengganggu, terlepas dari statusnya sebagai sumber minyak nabati yang paling efisien. Saat ini industri sawit sedang memasuki masa transisi menuju siklus yang kedua. Masa transisi ini merupakan kesempatan emas  untuk memperbaiki berbagai praktik yang selama ini kerap dijadikan dasar kampanye hitam terhadap kelapa sawit. Mengingat kompleksitas masalah maka diperlukan kolaborasi berbagai pihak untuk merumuskan strategi dan solusi yang komprehensif. Keterlibatan stakeholders internasional juga diperkirakan akan meningkatkan efektifitas strategi transisi industri kelapa sawit Indonesia.

Kerjasama antara IPB dan BPDPKS dengan berbagai Universitas dan lembaga terkait dengan sawit baik nasional maupun internasional akan diwadahi oleh sebuah konsorsium dengan nama I-POINTS (Indonesia Palm Oil Industry Transitions for Sustainability). I-POINTS berisi dua kelompok kegiatan utama yaitu pendidikan dan riset. Untuk pendidikan akan disediakan beasiswa untuk program doktor dan executive MBA setiap tahunnya kepada 10 orang kandidat (untuk doktor) dan 20 orang (untuk master). Beasiswa doktor disediakan tidak hanya kepada Warga Negara Indonesia (WNI) tetapi juga Warga Negara Asing (WNA) khususnya Eropa yang teratrik belajar dan meneliti sawit. Sekolah-Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) merupakan penanggungjawab aspek pendidikan program I-POINTS ini, sekaligus menjadi secretariat keseluruhan kegiatan I-POINTS (termasuk riset).

Pada sisi riset I-POINTS merancang rangkaian topic penelitian jangka panjang dengan melibatkan berbagai ahli lintas Negara untuk berbagai aspek indrustri sawit. Output dari riset ini diharapkan dapat mengawal proses transisi industry sawit Indonesia menjadi industry yang berkelanjutan. Hasil riset akan dipublikasikan secara luas pada berbagai jurnal atau berbentuk policy brief untuk kepentingan pengambil keputusan.

Acara seminar diawali dengan sambutan Prof.Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc (Rektor IPB) dan sambuatan dari  Direktur Utama Badan Pengelola Dana  Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si. Setelah itu, dilanjutkan dengan penandatangan kerjasama antara IPB, BPDPKS, dan Konsorsium  universitas nasional yaitu Universitas Lampung dan Universitas Jambi. Kemudian acara dilanjutkan diskusi panel dengan pembicara pertama oleh Direktur BPDPKS, Dr. Dadan Kusdiana M.Sc yang menyampaikan materinya mengenai The Sustainable Transition of Indonesian Palm Oil – A Work of Collaboration. Pembicara kedua oleh Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi, M.Sc yang merupakan Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB dengan materi yang disampaikan tentang Managing Consortia on Sustainability Research, kemudian pemateri lain yaitu Kristjan Jespersen PhD dari Copenhagen Business School yang menyampaikan materinya mengenai Sustainable Transitions and Institutional Perspective. Selain itu hadir juga Dr. Mohamad Fadhil Hasan yang merupakan Direktur Eksekutif GAPKI yang juga ikut menyampaikan materinya tentang Managing Market Uncertainties: Indonesia’s Responses. Acara diakhiri dengan business networking.