CEO Forum: Peta Bisnis Lanskap di Indonesia

(Selasa, 10 Juni 2008), CEO Forum kali ini menghadirkan pembicara dari lingkungan IPB yaitu Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB dengan tema ”Peta Bisnis Lanskap di Indonesia” di ruang mahoni MB-IPB. Di awal presentasi beliau menyajikan surat di tahun 2070 yang menampilkan betapa pentingnya sumberdaya air bagi kehidupan dan memberikan makna yang mendalam bahwa kerusakan lingkungan harus segera dihentikan sebelum malapetaka yang lebih dahsyat lagi datang di bumi kita tercinta. Ibarat ”pilih kiamat atau cinta bumi”. Beliau mengutarakan bahwa carrying capacity (daya dukung) merupakan hal yang harus diperhatikan karena indikator ini menjadi acuan sejauhmana sumberdaya mampu digunakan secara berkelanjutan oleh manusia. Ilmu lanskap inilah yang menjadi salah satu pendukung untuk menyeimbangkan hal tersebut. Seperti analogi Thaoism dimana ilmu lanskap mampu menyeimbangkan antara Yin dan Yang.

Pengertian arsitektur lanskap itu sendiri menurut beliau adalah gabungan seni dan ilmu dalam penataan dan pengubahan pemandangan alam di atas suatu luasan lahan untuk memperoleh efek keindahan dan fungsi kegunaan yang sesuai dengan yang diinginkan (indah, nyaman dan aman). Menurut beliau bisnis lanskap di Indonesia sangat prospektif karena potensi alam Indonesia yang besar yang memberikan peluang besar landscaper untuk menata alam Indonesia menjadi eco-cities. Bisnis lanskap ini sekaligus memiliki kontribusi positif terhadap menanggulangi global warming. Beliau mengutarakan bahwa terdapat tiga masalah dalam landscaping entrepreurshipsyaitu 1) degradasi lingkungan bio-fisik, 2) rendahnya apresiasi lingkungan dan 3) rendahnya penegakan hukum. Peta bisnis lanskap yang dapat dikembangkan di Indonesia dapat digeneralisir menjadi tiga hal : 1) konsultan lanskap, 2) kontraktor lanskap, 3) pemasok material dan tanaman serta 4) pengelolaan lanskap. Pandangan beliau peluang bisnis lanskap di Indonesia pada masa yang akan datang atau mungkin sekarang dapat ditangkap melalui eco-villages dan agropolitant, eco-citiesgreen buliding dan architecturegreen roof gardens, konservasi biodiversitas, penataan tanaman yang indah dan peluang lainnya.

Beliau juga mengungkapkan indikator keberhasilan dari berbisnis lanskap di Indonesia ialah lingkungan-biofisik yang ditandai dengan meningkatnya luas RTH, kuantitas air, kualitas air, meningkatnya keragaman biologi, menurunnya bahaya kekeringan dan kebanjiran; sosial budayaditandai dengan meningkatnya nilai-nilai dan norma pada masyarakat, dan pengetahuan lokal; ekonomi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan politik dengan meningkatnya stabilitas keamanan masyarakat serta adanya keterlibatan stakeholders.