CEO Forum: Managing Business in Crisis

(Selasa, 11/11), Dalam kesempatan kali ini CEO Forum mengundang Dr. Bambang Bhakti, President Director PT. Merpati Airlines untuk menyampaikan materi “Managing Business in Crisis“ didasarkan pada pengalaman beliau sendiri dalam memimpin perusahaan. Berdasarkan ringkasan kami, presentasi ini diawali dengan penjelasan beliau tentang asal muasal kebangkrutan PT. Merpati Airlines. PT. Merpati merupakan salah satu maskapai penerbangan milik BUMN yang menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan angkutan udara di tanah air dan pertama kalinya yang menyelenggarakan  perhubungan udara ke Indonesia bagian timur sehingga Merpati Airlines dikenal sebagai pelopor rute penerbangan perintis sekaligus dijuluki sebagai “Pemersatu NKRI”.  Maka dari itu, tidak heran bila masyarakat Indonesia tetap ingin mempertahankan maspakai penerbangan Merpati ini. Komitmen yang kuat untuk mempertahankan eksistensi Merpati Airlines merespon para stakeholder untuk menerapkan program penyelamat Merpati. Sejauh ini perubahan terus berlangsung dan Merpati terus berbenah diri. Beliau menjelaskan sejumlah langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam menghadapi krisis di tubuh PT. Merpati Airlines, antara lain : pertama, melakukan komunikasi dengan baik kepada para karyawan baik melalui briefing,  pesan (SMS) dan mass-media update sehingga memberikan semangat dan etos kerja yang tinggi dalam kinerja perusahaan. Dengan komunikasi yang baik maka seluruh elemen perusahaan dituntut selalu berpikir dan bekerja untuk kepentingan Merpati. Kesamaan visi dan misi dalam berpikir dan bertindak sangat diperlukan. Kedua, melakukan rekstrukturisasi organisasi dengan sistem top-down sehingga menciptakan proses bisnis (business process) di tubuh Merpati menjadi lebih pendek. Ketiga, melakukan relokasi perusahaan untuk memperkecil kantor agar birokrasi menjadi kecil. Keempat,  manajemen perlu melakukan relokasi karyawan, dimana staf di kantor yang jumlahnya banyak dipindahkan ke bagian penjualan (sales). Kelima, upaya untuk meningkatkan penerimaan (revenue) Merpati. Indikasinya dapat dilihat dari penjualan tiket Merpati sendiri.

Keenam, membuat langkah yang tepat dalam menekan biaya operasional Merpati. Terlebih, saat ini harga minyak dunia semakin tinggi sehingga akan tentu berimbas pada dunia penerbangan, karena bahan bakar digunakan dalam jumlah yang sangat besar. Ketujuh, Merpati mempunyai tekad untuk memperhatikan lebih detail lagi unsur-unsur dalam kesiapan armada penerbangan, baik yang sifatnya utama maupun pendukung dalam masalah keselamatan penerbangan. Kedelapan,masalah teknologi sangat penting diperhatikan oleh setiap maskapai penerbangan, termasuk Merpati Airlines karena menyangkut kelayakan terbang dari maskapai itu sendiri sehingga dapat meminimalkan gangguan teknis yang terjadi ketika tinggal landas, mengudara, maupun saat mendarat. Kesembilan, menerapkan proses kebijakan industrial pada perusahaan. Strategi-strategi ini akan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. Strategi penyelamatan Merpati juga tidak terlepas dari konsistensi PT. Merpati Airlines yang tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan setianya, meliputi peran dan tanggung jawab yang memadai dari karyawannya. Namun, segala sesuatu yang telah berjalan baik dalam kinerja perusahaan Merpati akan terus dipertahankan.

Beliau optimis Merpati mampu bangkit ke arah yang lebih maju, walaupun menghadapi berbagai tantangan ke depan. Hal ini didasarkan Merpati telah memiliki pasar, strategi dan standar sendiri dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat di dunia perhubungan udara nasional. Selain itu, secara organisasi, Merpati juga memiliki unit bisnis strategis yaitu Merpati Training Centre (MTC) dan Merpati Maintenance Facility (MMF). Dengan unit bisnis MTC yang ada tersebut dilakukanlah pelatihan (training) bagi awak kabin, kru pesawat, maupun pelatihan teknis dan komersial. Sementara unit bisnis MMF mampu melakukan pekerjaan besar seperti overhaul berbagai jenis pesawat antara lain DHC-6 Twin Otter, memeriksa Fokker F-27, F-28, F-100, dan Boeing seri 737/200, bahkan negara-negara Philpina dan India melakukan maintenance pesawatnya di unit bisnis ini. Oleh karena itu, Merpati Airlines masih memiliki peluang besar untuk maju dan bersaing di dunia perhubungan udara tanah air.