CEO Forum

Selasa (6 dan 13/11), MB-IPB menyelenggarakan CEO Forum pada pukul 10.00-12.00 WIB yang dihadiri oleh mahasiswa/mahasiswi Reguler-36 (R-36), Reguler-37 (R-37), 7EK (7-Eksekutif Kekhususan). Materi CEO Forum kali ini adalah GCG (Good Corporate Governance), Risk Management and National Competitiveness oleh Ir. Sofyan Rambey,SE,MBA,CLU,ChFC,RFA,FRM Vice President PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan materi Diversifikasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Hutan dalam Perspektif Ekonomi oleh Ir. Achmad Fachrodji, MM Direktur Pemasaran Perum Perhutani.

Dalam ceramah yang disampaikan Sofyan Rambey, salah satu strategi untuk meningkatkan dayasaing nasional adalah melalui penerapan GCG (Good Corporate Governance) di tingkat korporasi. Beliau menjelaskan proses penerapan GCG yang dapat dilakukan di tingkat korporasi, definisi dari GCG, indikator ketidakefisienan dalam penerapan GCG, manfaat penerapan GCG, faktor-faktor yang menghambat penerapan GCG baik internal maupun eksternal hingga dampak penerapan GCG di masa mendatang. Beliau juga menyajikan beberapa data yang berkaitan dengan penerapan Good Corporate Governance. Berdasarkan data yang ditunjukkan, Indonesia menduduki peringkat terendah dalam penerapan GCG dan termasuk negara yang memperoleh rangking korupsi tertinggi. Penjelasan materi tentang risk management diawali dengan krisis keuangan yang pernah dialami oleh negara-negara di dunia. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang cakupan secara luas dari tipe-tipe resiko (credit risk, market risk and operational risk), beberapa resiko yang dihadapi oleh institusi keuangan dan keterkaitan di antara resiko. Beliau juga menyampaikan penjelasan bahwa economic capital dapat mengatasi semua resiko yang ada dalam korporasi. Selanjutnya memaparkan prinsip-prinsip dari risk management dan kategori-kategori dari resiko (risk categories).

Ir. Achmad Fachrodji, MM menyampaikan pentingnya diversifikasi pemanfaatan sumberdaya hutan non kayu, seperti Gondorukem (Gum Rosin) dan minyak terpentin (Turpentine Oil) yang digunakan sebagai bahan baku industri lain (industri pulp and paper, industri tinta, ester, rosin, kerajinan batin hingga sebagai bahan penolong dalam industri kosmetik), minyak kayu putih, produk air mineral, wisata alam, penangkaran satwa, pengusahaan madu, persuteraan alam dan lain-lain. Beliau menjelaskan bahwa hasil hutan non kayu tersebut memiliki posisi strategis yang patut untuk dikembangkan. Beliau juga mengemukakan beberapa peluang pengembangan jasa lingkungan, pengembangan wisata alam dan beberapa strategi untuk meningkatkan peran wisata alam. Perum Perhutani sebagai BUMN telah melakukan berbagai terobosan dalam memanfaatkan sumberdaya hutan non kayu, di antaranya (1) meluncurkan produk air mineral, (2) mengelola 136 kawasan wisata, (3) menjalin kerjasama dengan investor luar negeri dalam pemanfaatan jasa lingkungan, dan (4) membentuk Kesatuan Bisnis Mandiri khusus menangani wisata penjualan bibit dan usaha-usaha lain. Beliau berharap dengan berbagai terobosan yang dilakukan Perum Perhutani peran hasil hutan non kayu akan terus meningkat dengan target kontribusi lebih dari 50 persen dari total penghasilan perusahaan pada tahun 2010.