IOT

Peran IoT (Internet of Things) dalam Mendukung Sistem Logistik Pangan Nasional

Kapita Selekta Manajemen dan Bisnis (KSMB) Kelas R63 & R64 pada tanggal 13 Oktober 2020 Bapak Hoetomo Lembito berkenan sharing mengenai Peran IoT (Internet of Thing) dalam Mendukung Sistem Logistik Pangan Nasional. Beliau merupakan CEO PT Ugra Takara Sigra, Dewan Pakar ALI (Asosiasi Logistik Indonesia), Dewan Pembina ISLI (Institut Supply Chain dan Logistik Indonesia), dan Dosen Sekolah Pascasarjana Agro Maritim Logistik IPB University. Beliau menyelesaikan S1 dari IPB, S2 dari PSBA (Philippine School Business Administration) dan S3 dari SB-IPB University.

Sistem pangan nasional dibangun dengan spirit/fondasi kedaulatan dan kemandirian pangan, ukuran kinerja dilihat dari ketahanan pangan nasional yang didalamnya terdapat keamanan pangan, outcome-nya adalah individu dan masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Dampak Covid-19 terhadap ketahanan nasional adalah terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang/tenaga kerja, penurunan daya beli masyarakat terhadap permintaan produk pertanian, terganggunya distribusi pangan karena adanya penerapan PSBB dan penutupan wilayah secara terbatas, petani rentan terpapar Covid-19, potensi terjadinya krisis pangan, dan ancaman ketersediaan stok pangan nasional yang bersumber dari impor seperti gandum, gula, daging sapi, bawang putih dan kedelai. Kebijakan dan program Kementerian Pertanian adalah dengan meningkatkan produktivitas pangan pokok, memperlancar distribusi pangan, mempermudah akses transportasi, menjaga stabilitas harga, dan mengembangkan dan intervensi pasar.

Targetnya adalah peningkatan nilai tukar petani.
Sistem logistik nasional telah dibangun dengan berbasis manajemen rantai pasok (supply chain management), paradigma “ship follows the trade and ship promote the trade” dan menggunakan pendekatan enam kunci penggerak utama logistik (six key drivers). Enam kunci penggerak utama logistic adalah komoditas, infrastruktur, pelaku dan penyedia jasa, SDM, TIK, dan regulasi. Jaringan logistik nasional dibangun dengan integrase jaringan lokal dan nasional serta koneksi jaringan global.

Teknologi informasi dan digitalisasi telah masuk dalam seluruh sendi kehidupan. Fokus strategi logistik dengan adanya IoT adalah last mile distribution (responsiveness), penguatan aliran barang dari perdesaan, antar kepulauan dan klaster IKM (efisiensi), serta moda transportasi dan pergudangan (responsiveness dan efisiensi). Sistem logistik pangan dan agro konvensional dituntut untuk menjadi sistem logistik pangan dan agro presisi tinggi (cerdas, adaptif dan tangguh) dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terus berkembang. Sehingga, food supply chain akan bertransformasi dengan Blockchain dan IoT