Sembilan Visi Ekonomi Indonesia Presiden SBY

Presiden SBY menyampaikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-45 IPB, di Bogor, Selasa (4/11) pagi.

Seperti apa ekonomi Indonesia sekarang dan ke depan? Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan sembilan poin yang bisa disebut imperatif, visi, atau grand strategy. ”Pertama, pembangunan ekonomi Indonesia ke depan harus memadukan pendekatan research, knowledge dan culture,” jelas Presiden SBY dalam orasi ilmiahnya pada Sidang Terbuka Dies Natalis IPB ke-45 di Graha Widya Wisuda, Selasa (4/11) pagi.

Kedua, ekonomi Indonesia harus berkelanjutan. ”Kita tidak ingin menguras milik anak cucu kita nanti. Harus ada keseimbangan, penghematan, dan optimasi sumber daya alam,” SBY menyerukan. Ketiga, yang kita pilih dan anut adalah pertumbuhan disertai pemerataan, growth with equityKeempat, memperkuat ekonomi dalam negeri dan pasar domestik. Kelima, ekonomi nasional harus berdimensi kewilayahan. “Mari kita tebarkan pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia. Jangan hanya berpikir Jakarta, Bandung, atau Jawa Barat saja,” Presiden SBY menambahkan.

Keenam, sumber-sumber investasi dan pendanaan dalam negeri harus diperkuat. Ketujuh,kemandirian dan ketahanan pada bidang-bidang dan sektor ekonomi tertentu harus kita lakukan yaitu pangan, energi dan industri pertahanan. Kedelapan, keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dijalankan secara bersamaan. Keduanya jangan dipertentangkan karena dua-duanya harus diperkuat dan kita perlukan,” SBY menjelaskan. ”Kesembilan, kita memerlukan mekanisme pasar untuk efisiensi tetapi kita juga memerlukan peran ekonomi yang tepat untuk keadilan. Yang penting adalah mendatangkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Presiden SBY menekankan bahwa yang telah ia sampaikan tersebut bukan sesuatu yang berada di awang-awang. ”Sebagian telah lama dilakukan di negeri tercinta ini. Sebagian yang lain telah kita mulai jalankan akhir-akhir ini. Sebagian lagi masih memerlukan tindak lanjut dan implementasi secara berkelanjutan,” SBY menjelaskan. (osa)