SEMINAR NASIONAL HIMPUNAN ALUMNI SB-IPB

Diskusi dan silaturahmi dapat menjadi media penting untuk membahas mengenai isu berbagai bidang seperti peternakan, pertanian, pendidikan, bisnis dan bidang lainnya. Melihat hal tersebut,  Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB (SB-IPB) melakukan inisiatif dengan menyelenggarakan sebuah webinar nasional pada bulan Juli sebanyak dua kali. Webinar ini diselenggarakan pada Jumat, 03 Juli dan 10 Juli 2020 melalui Zoom meetings dari pukul 09.00-10.30 WIB. Seminar ini dibuka oleh Dr. Ir. R. Rudy Irawan, MM sebagai Ketua Himpunan Alumni SB IPB dan Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, MS sebagai Dekan Sekolah Bisnis IPB.

Tema pada tanggal 03 Juli 2020 mengangkat isu Pendidikan. Pembicara yang mengisi webinar ini adalah Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM, CMA, IPU. yang merupakan alumni Doktor Manajemen dan Bisnis SB-IPB sekaligus Dosen Tetap Prodi Doktoral Program Pascasarjana Universitas Marcubuana. Tema yang diusung adalah “Peran Pendidikan dalam Menyiapkan Sumber Daya Manusia Sebelum dan Sesudah Pandemi COVID-19” yang dimoderatori oleh Muthiah Nurul Izzati. Pada awal pemaparan diskusi menyatakan bahwa dalam kondisi apapun, tujuan pendidikan itu tetap sama.

Ada 9 hal yang akan membentuk masa depan pembelajaran pendidikan, yang pertama adalah beragam waktu dan tempat, siswa akan memiliki ruang belajar di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda, perangkat E-Learning memfasilitasi pembelajaran jarak jauh untuk pembelajaran teori tetapi untuk pembelajaran praktis harus diajarkan secara langsung dan interaktif dikelas. Kedua adalah pembelajaran yang dipersonalisasi, siswa belajar disesuaikan dengan kemampuan masing-masing hal ini dapat menciptakan pegalaman yang positif dan mengurangi jumlah siswa yang kehilangan kepercayaan diri tentang kemampuan akademik mereka. Ketiga adalah kebebasan untuk memilih, hal ini lebih menekankan kepada cara untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap orang mungkin akan memiliki cara yang berbeda. Enam hal terakhir yang dapat membentuk masa depan pembelajaran adalah pembelajaran yang berbasis proyek, pengalaman lapangan, interpretasi data, sistem dalam ujian yang berubah sepenuhnya, keterlibatan siswa, dan mentoring yang merupakan aspek yang paling dasar bagi keberhasilan siswa.

Pada webinar diskusi kedua mengangkat tema mengenai peternakan yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemeriintah dalam persusuan Indonesia” yang menghadirkan pembicara dari Kementerian Pertanian yaitu Ir. Fini Murfiani, M.Si. Topik bahasan pada diskusi ini yaitu mengenai regulasi, situasi kondisi dan permasalahan, Kebijakan dan strategi, serta operasional. Mulai dari pembahasan regulasi yang ada pada UU No.18 tahun 2009 juncto Undang-undang 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak, Permentan 13/2017 tentang Kemitraan Usaha Peternakan, Permentan 33/2018 tentang Penyediaan dan Peredaran Susu dan Permentan 14/2020 tentang Pendaftaran dan Perizinan Usaha Peternakan.

Sikon persusuan saat ini didominasi peternakan rakyat dengan skala kepemilikan sapi 2-3 ekor yang masih berupa usaha sampingan yang belum berorientasi bisnis dan belum memenuhi skala usaha. Populasi sapi perah pada tahun 2019 sebanyak 561.061 ekor mengalami penuruan dari tahun 2018, produktivitas 10-12 liter/ekor/hari, sementara kebutuhan susu nasional 2019 sebanyak 4.332,88 ton dan 78% dipenuhi oleh impor. Hal ini menunjukan pertumbuhan demand lebih tinggi dari pertumbuhan produksi. Hal ini juga diperburuk dengan biaya produksi tinggi dan penurunan jumlah peternak sapi perah. Dampak pandemi Covid-19 terhadap usaha peternakan sapi perah diantaranya adalah banyaknya susu rusak dan susu yang ditolak IPS dan koperasi karena penurunan serapan susu, sehingga susu berlebih di peternak non koperasi dan penyimpanan tidak memadai.

Kebijakan dan strategi ditjen PKH dalam pengembangan persusuan nasional diantaranya yaitu kebijakan dan strategi peningkatan populasi sapi perah (ada program dikomandan, rearing, kemitraan, insetif, investasi), peningkatan produktivitas (penerapan GFP, mengembangkan jenis sapi baru, peningkatan kompetensi sdm), perbaikan kualitas susu (pelatihan penerapan GAHP,GMP dan DHP, perbaikan peralatan dan infrastruktur) dan pengembangan usaha (asuransi keuangan/kredit, asuransi ternak, promosi, pengurangan pajak penghasilan).

Tantangan generasi millenial dalam pengembangan peternakan sapi perah yaitu kualitas dan kuantitas SSDN, produktivitas peternakan sapi perah, pengembangan industri peternakan 4.0, pengembangan strategi pemasaran, penerapan good practices mulai dari Good Farming Practices (GFP) sampai Good Retail Practices (GRP) menuju nilai tambah dan daya saing. Perbincangan pada webinar diskusi kedua bulan Juli ini sangat interaktif antara audiens dan juga pembicara, banyak audiens yang berasal dari berbagai praktisi maupun akademisi yang ahli di bidang pertanian. Webinar ini juga menghasilkan suatu kerjasama antara Sekolah Bisnis IPB University dengan Kementerian Pertanian mengenai Kebijakan persusuan.