CEO Forum: Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Non Kayu dalam Perspektif Ekonomi

(Selasa, 20 Januari 2009), CEO forum kali ini menghadirkan Ir. Ahmad Fachrodji, MM Direktur Pemasaran Perum Perhutani yang menyampaikan topik tentang “Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Non Kayu dalam Perspektif Ekonomi” dengan studi kasus Perum Perhutani. Tidak dipungkiri produk hasil hutan kayu dan non kayu merupakan produk utama yang masih menjadi andalan dalam peningkatan daya saing ekspor Indonesia. Berdasarkan ringkasan kami, beliau mengutarakan bahwa pada umumnya persepsi para pengusaha tentang hasil hutan berupa kayu merupakan usaha yang menggiurkan pada jangka pendek untuk diusahakan dengan skala industri besar-besaran. Padahal eksploitasi yang berlebihan terhadap hasil hutan kayu sering menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang serius. Terlebih isu lingkungan dan isu pemanasan global meningkatkan kecenderungan tuntutan terhadap green product dan kecenderungan tuntutan bahwa hutan sebagai life support system perlu dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, kini saatnya hasil hutan non kayu harus dikembangkan karena pada prinsipnya bagaimana kita dapat memanfaatkan hasil hutan tanpa melakukan ekploitasi hutan atau tanpa ada penebangan, tetapi masih dapat menghasilkan barang dan jasa dari hutan yang secara ekonomi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, “ujar fachrodji”. Banyak produk-produk non kayu yang bernilai tinggi dan memegang peranan penting dalam menghasilkan devisa serta menyerap tenaga kerja, bahkan diminati pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti produk gondorukem (Gum Rosin) dan terpentin (Terpentine Oil).

Beliau mengemukakan bahwa salah satu pemanfaatan produk-produk hasil hutan non kayu yang akan menjadi andalan penghasilan di masa depan adalah pengelolaan wisata alam (ecotourism). Perum Perhutani telah mengelola kawasan wisata alam seperti Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Ciwidey dan Karang Nini Pangandaran (di Jawa Barat), kawasan wisata Batu Raden dan Grojogan Sewu (di Jawa Tengah) dan kawasan wisata Coban Rondo dan Tanjung Papuma (di Jawa Timur). Walaupun secara finansial untuk saat ini peranan pengelolaan kawasan ini masih relatif kecil, namun bila dihitung secara ekonomi tentu kawasan-kawasan wisata alam tersebut telah membantu masyarakat sekitar dalam meningkatkan taraf hidupnya. Beliau mengharapkan peran hasil hutan non kayu akan terus meningkat dengan target kontribusi lebih dari 50% dari total penghasilan perusahaan pada tahun 2010.

CEO Forum: Berkomunikasi dan Mempengaruhi Secara Efektif

Memasuki tahun 2009, CEO Forum mengundang Muchlis Ahmady, SE, MM yang telah berkecimpung dalam dunia bisnis untuk memberikan penjelasan mengenai “Berkomunikasi dan Mempengaruhi secara Efektif” dalam berbisnis (Selasa, 13/01/09). Tidak dipungkiri komunikasi merupakan bagian terpenting dalam bisnis. Dengan makin meningkatnya arus informasi dan makin cepatnya perubahan, maka kesuksesan bergantung pada perkembangan strategi dalam menghadapi berbagai macam orang dan situasi. Dalam hal ini komunikasi mampu memberikan pangaruh yang luar biasa dalam menghadapi arus informasi yang selalu berkembang pesat. Kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang lain tidak lain hanya dapat dilakukan dengan berkomunikasi secara efektif. Kemampuan professional dan kompetensi teknis saja tidak cukup dalam lingkungan kerja masa kini karena kerja manajemen pada dasarnya adalah meraih sesuatu lewat orang lain dan cara paling mungkin untuk mencapainya dengan kemampuan mempengaruhi orang lain melalui komunikasi, “ujar Muchlis Ahmady”. Komunikasi yang efektif menurut beliau adalah berkomunikasi dengan “bahasa” yang sama, bahasa yang dapat dimengerti oleh seluruh lapisan apakah dalam kelompok, organisasi dan perorangan tanpa ada perbedaan kelas, profesi, tingkat manajerial dan lain sebagainya. Dalam sebuah kegiatan berkomunikasi yang paling mendasar adalah adanya rasa saling percaya dan efisiensi. Kalau sudah percaya, biasanya apapun yang dikatakan pastilah diterima! “ujar Bapak Muchlis”. Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang tidak membutuhkan upaya besar agar mencapai tujuannya. Rasa saling percaya dan efisiensi dalam berkomunikasi tersebut dapat dibangun melalui komunikasi empatik yaitu komunikasi dimana terlebih dahulu mengerti orang lain (lawan bicara) seperti memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang sekecil apapun begitu penting dalam suatu hubungan.

Faktor lain yang penting dalam berkomunikasi adalah berusaha untuk menjadi pendengar yang baik karena dengan menjadi pendengar yang baik akan memperoleh umpan balik yang lebih jelas diterima, selain itu hubungan kerja akan semakin baik dan lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi. Intinya, jika dilakukan dengan tepat, baik dan efektif, komunikasi akan menjadikan salah satu item penting penentu sukses tidaknya sebuah perusahaan.

Tahun Baru Islam 1430 H dan Tahun Baru Masehi 2009

Segenap Keluarga Program Pascasarjana MB-IPB mengucapkan ”Selamat Tahun Baru Islam 1430 H dan Tahun Baru Masehi 2009” kepada Pimpinan IPB,  Pimpinan Fakultas dan Departemen di IPB, Staf Pengajar, Staf Penunjang, Mahasiswa MB-IPB serta seluruh Mitra Kerja (baik pemerintah maupun swasta) yang telah turut berkontribusi dalam pencapaian pengembangan Manajemen dan Bisnis-IPB.

Tahun baru memiliki makna pembaharuan dalam segala bidang agar kehidupan yang dijalani di tahun yang baru lebih baik dari tahun lama yang baru ditinggalkan. Semoga  Tahun Baru ini memberikan semangat baru bagi MB-IPB untuk menjadi lebih maju dan semangat untuk meraih segala impian karena selalu ada harapan baru untuk berubah menjadi lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan barokah-Nya kepada kita semua. Amiiin.