National Seminar Agri-Food Complex: A Catalyst For More Sustainable and Inclusive Growth

Announcement

National Seminar Agri-Food Complex: A Catalyst For More Sustainable and Inclusive Growth

Pada tanggal 21 November 2015, Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) dahulu Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB (MB-IPB) kembali menyelenggarakan acara tahunan national seminar dalam rangka penglepasan alumni Program Magister Manajemen (MM) dan Program Doktor Manajemen Bisnis (DMB) Tahun Akademik 2014/2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Tema National Seminar kali ini yaitu “Agri-food Complex: A Catalyst for a More Sustainable and Inclusive Growth”, dengan keynote speaker Chairman & CEO Sinarmas Agribusiness and Food, Bapak Franky O. Widjaja dan pembahas Bapak Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc (Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Unila) dan Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec (Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Sekolah Bisnis IPB). Acara penglepasan kali ini begitu spesial karena pada tahun ini MB-IPB telah resmi dielevasi menjadi full-fledged Sekolah Bisnis – Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) dan mulai menerima angkatan pertama program Sarjana Bisnis. Dengan dielevasinya MB-IPB menjadi SB-IPB maka pada acara ini dilakukan Grand Launching Sekolah Bisnis IPB dan sekaligus penyambutan mahasiswa baru Program Sarjana Bisnis, Magister Bisnis dan Doktor Bisnis yang ditandai dengan penyematan Kartu Tanda Mahasiswa kepada perwakilan masing-masing strata.

Acara dimulai dengan sambutan dari Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis sekaligus sebagai Ketua Tim Penyusun Kelengkapan Organisasi Sekolah Bisnis IPB, Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec. SB-IPB melepas 175 orang alumninya yang telah menyelesaikan studi dan lulus dengan baik pada tahun akademik 2014/2015, yang terdiri dari 157 orang lulusan MM dan 18 orang lulusan DMB. Dengan demikian hingga saat ini, SB-IPB telah melepas total alumni sekitar 3.361 yang terdiri dari alumni DMB sebanyak 124 alumni DMB sejak pertama dibuka tahun 2006 dan sebanyak 3.237 alumni MM dari tahun 1992. Alumni yang telah diluluskan memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari para eksekutif berbagai perusahaan, pegawai pemerintah pusat dan daerah, politisi, NGO serta para pelaku usaha. Jumlah alumni SB-IPB tersebut turut memberikan kontribusi terhadap jumlah alumni IPB secara keseluruhan yang jumlahnya sudah mencapai 132.178 alumni. Sambutan ke dua disampaikan oleh Rektor IPB, Prof. Dr.Ir. H. Herry Suhardiyanto, M.Sc. Beliau mengatakan bahwa tema National Seminar kali ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang dijalankan oleh IPB, sebagai upaya memperbesar dan mengakselerasi pertumbuhan dan peran strategis sektor pertanian di Indonesia. Tema ini sejalan dengan visi dan misi IPB yaitu aspek keberlanjutan (sustainability) dan kepedulian IPB terhadap inclusiveness karena berbicara pertanian tentunya tidak terlepas dari keterlibatan petani kecil. Tema ini juga sejalan dengan semangat IPB yang selalu mendengungkan peran strategis sektor pertanian untuk pembangunan hendaknya tidak hanya dilihat dari besaran nilai Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor hulu saja, tetapi juga pada sektor hilirnya dengan pendekatan rantai nilai yang secara signifikan menyerap lapangan kerja serta berkontribusi pada perolehan devisa.

Acara dilanjutkan dengan national seminar dengan keynote speaker Franky O Widjaja. Pemaparan Franky diawali tentang isu-isu ketahanan pangan baik nasional maupun global. Saat ini dunia sudah menghadapi krisis pangan, air dan energi. Lebih dari 870 juta orang di dunia kekurangan makan di tahun. Pada saat bersamaan, lonjakan populasi penduduk terbesar di Asia, diperkirakan akan mencapai 1.5 milyar dan dunia mencapai 9.6 milyar pada tahun 2050. Produksi pertanian harus naik 70% pada 2050, dan perlu investasi >USD 200 milyar setiap tahunnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan dari negara berkembang. Franky menunjukkan kepeloporannya dalam isu keberlanjutan dan kepedulian terhadap pelaku usaha kecil dengan inisiatifnya dalam PISAgro dan menjadi pimpinan Grow Asia. Franky juga memberikan contoh peranan industri kelapa sawit dalam mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi, dan aplikasi teknologi generasi baru, serta pembiayaan pertanian untuk replanting dan intensifikasi. Disamping itu, Franky menungkapkan beberapa tantangan baru industri pertanian diantaranya 1) perubahan iklim yang cenderung semakin ekstrim, 2) proxy war seperti upaya-upaya yang dilakukan pihak asing agar Indonesia secara sistemik tidak serta mengeluarkan berbagai hambatan dagang (trade barrier) agar produk Indonesia mengalami kesukaran masuk ke negaranya. Setelah perusahaan tidak bisa bersaing, selanjutnya akan diambil alih; 3) peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, dan 4) musibah kebakaran hutan. Lebih lanjut Franky memaparkan bagaimana solusi untuk menghadapi permasalahan dan tantangan di atas. Franky mengatakan bahwa semua perusahaan yang bergerak di bidangnya masing-masing harus medepankan teknologi (ICT) dan R&D. Perusahaan-perusahaan yang tidak menerapkan ICT dan R&D dengan optimal, akan tertinggal, serta tidak dapat bersaing dan menjadi irrelevant. Lebih lanjut keynote speaker mengungkapkan hanya dengan penerapan teknologi terkini, Indonesia dapat meningkatkan produktivitasnya secara eksponensial dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional, regional maupun dunia.