CEO Forum : Membangun Bisnis Keluarga

(Mahoni,28/8/2012) Kesempatan kali ini CEO forum menghadirkan Ibu Ning Harmanto dan Bapak Harmanto yang merupakan Pemilik PT. Makotadewa Indonesia (PT. DMI),  perusahaan herbal pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (Manajemen Keamanan Pangan Internasional).
Dalam kesempatan tersebut beliau mengangkat tema “Membangun Bisnis Keluarga“ dengan dasar mereka adalah pasangan suami-istri (keluarga). Pada CEO forum tersebut beliau menyampaikan statement bahwa bisnis itu berbagi, berbagi kerja, rezeki, informasi maupun manfaat. Beliau juga menjelaskan berbagi tips untuk meningkatkan daya jual produk yang meliputi Produk atau Jasa selalu dibutuhkan, Berijin dan Legalitas Resmi, Inovatif – beda dari yang sudah ada, Raih Kepercayaan – Bermutu/Berkualitas dan Promosi Online/Offline. Dengan Hal tersebut maka akan menghasilkan produk yang berkualitas dan memberi kepuasan terhadap konsumen.

Beliau juga menceritakan program dari PT. DMI yang salah satunya adalah program “ Sebangku (Sehat bangsaKU)”, dimana program tersebut bertitik erat pentingnya kembali ke alam karena semakin tingginya biaya berobat. Dengan program tersebut diharapkan masyarakat memiliki tanaman herbal di setiap rumah tangga. SEBANGKU juga sebagai program pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan perempuan. Pada akhir acara tersebut beliau berharap Pengembangan produk herbal bisa memberdayakan banyak petani dan masyarakat madani /social entrepreneurship.

CEO Forum: “Switching Quadrant : From Professional To Be Entrepreneur”

(Ruang Mahoni, 7/08/2012), CEO Forum menghadirkan Bapak Ir. Achmad Razaki, MM (Mantan Associate Director PT. Panasonic Gobel Indonesia), dengan mengangkat topik terkait “Switching Quadrant : From Professional to be entrepreneur”. CEO forum kali ini tidak hanya dihadiri oleh Mahasiwa Magister Manajemen MB-IPB, juga diikuti oleh Para Mahasiswa Magister Terapan Agribisnis Polije (Politeknik Negeri Jember) secara video conference.
Acara kali ini  langsung dimoderatori oleh Ir. Yudi Setiadi, MM (manajer Divisi Akademik MB-IPB). Dalam kesempatannya Bapak Achmad Razaki berbagai pengalaman terkait kariernya yang dahulu Associate Director PT. Panasonic Gobel Indonesia memilih pesiun dini dan terjun kedunia entrepreneur atau dapat disebut From Professional to be entrepreneur.

Kini, Achmad Razaki memilih menjadi entrepreneur dibanding tetap menjabat Associate Director PT. Panasonic Gobel Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan swasta multinasional Indonesia. Hanya ada empat alasan utama memilih keputusan untuk menjadi entrepreneurship yaitu opportunity (peluang), freedom (kebebasan), self esteem (harga diri) dan get others dreams (menuju mimpi yang lain).

“Dengan entrepreneur akan memberi banyak peluang baik material maupun non material, dan yang paling penting adalah get impressive profit”. Tidak hanya itu, entrepreneur membuat pribadi yang lebih kuat karena dengan entrepreneur kita akan menjadi seorang owner dari suatu usaha yang memiliki banyak tenaga kerja, dan mewujudkan impian secara pribadi, begitu ungkapnya dalam Forum tersebut.

Beliau menyampaikan, sebelum memutuskan menjadi entrepreneur, harus siap segala kemungkinan yang akan terjadi seperti resiko dan ketidakpastian harus menjadi pertimbangan dalam berbisnis “The Potential Drawbacks of Entrepreneurship With these potential rewards, entrepreneurship also presents risk and uncertainty”. Langkah-langkah untuk memulai bisnis/entrepreneur adalah dengan mengetahui secara mendalam terhadap bisnis yang akan dipilih, memiliki rencana bisnis yang kuat, mampu mengelola financial yang efektif, mampu meng-organize  karyawan yang dimiliki, dan siap terhadap kompetisi bisnis yang kita pilih.

Dalam kesempatan tersebut pula, beliau juga berbagi pengalaman terhadap pilihan bisnisnya yaitu Franchise, dari sekian banyak Franchise beliau memilih dibidang perbengkelan “Mr. Montir”. Semakin berkembangnya dan semakin tinggi jumlah pengguna kendaraan bermotor membuat mantan Associate Director PT. Panasonic Gobel Indonesia memilih Mr. Montir sebagai bisnisnya saat ini. Keuntungan dari bisnis Franchise itu sendiri adalah bisnis yang sudah ter-organize secara nasional, sehingga tidak repot untuk membuat produk sendiri, Tidak repot membuat sistem & prosedur, Franchisor as Counter Part & Business Consultant, mempersingkat melakukan proses feasibility study, dan mempersingkat proses belajar. Dengan adanya kelebihan tersebut maka dapat meminimkan biaya dan resiko kegagalan.

MB-IPB Peringkat Pertama dalam Webometrics untuk Kategori Sekolah Bisnis Nasional

Pemeringkatan Webometrics dilakukan dengan cara mengukur website domain institusi berdasarkan beberapa kriteria, yakni visibility, size atau jumlah halaman yang tertangkap situs pencarian, jumlah file dokumen (rich file), dan Google scholarship, yakni jumlah paper di Google Scholar. MB-IPB unggul pada kriteria Rich Files dan Google Scholar dengan masing-masing menempati urutan 19 dan 22 diantara perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia yang masuk peringkat 11 besar berdasarkan pemeringkatan sekolah bisnis yang dilakukan Webometrics.

Semoga dengan prestasi ini MB-IPB terus berkarya dalam mengembangkan diri menjadi lembaga sekolah bisnis terdepan dengan status World Class University (WCU).  Berikut daftar perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia:

Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan Juli 2012 pada situs www.webometrics.info, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis – Institut Pertanian Bogor (http://mb.ipb.ac.id) menempati peringkat pertama di Indonesia, peringkat ketiga asia tenggara dan peringkat 100 dunia untuk kategori sekolah bisnis.

CEO Forum: “Implementasi Human Capital Management di Indonesia”

(Ruang Mahoni, 31/07/2012), CEO Forum kini menghadirkan Director Pramana AgriResources (INTA group affiliation) General Manager Training Center (INTA Group ), Ir. Andi Hanif Mursid MM, MBA, dengan mengangkat topik “Implementasi Human Capital Management di Indonesia”.

Pada kesempatan pertamanya beliau memberikan penjelasan Evolusi Fungsi Human Resource  dalam perusahaan itu sendiri, dari istilah Labor Mobilization di tahun 1700 dan sekarang yang lebih dikenal dengan istilah People Development yang menempatkan SDM sebagai salah satu fungsi organisasi yang mendukung pencapaian sasaran organisasi. Dalam perkembangannya Andi Hanif menyampaikan empat nilai dasar dalam pencapaian sasaran organisasi terkait SDM, yaitu respek terhadap individu, respek terhadap internal fungsi organisasi, tumbuhnya fairness dalam penerapan prosedur kerja dan dituntutnya transparansi oleh stakeholder .
Konsep dasar dari fungsi HRM dalam organisasi adalah Konsep delapan Pilar yang terdiri dari tiga bagian penting, yaitu organization culture sebagai fondasi, HRM process circle sebagai pilar penyangga dan people development sebagai sasaran strategis yang hendak dicapai, begitu ungkap Director Pramana AgriResources. organization culture merupakan serangkaian norma, nilai dan harapan yang tumbuh dalam sistem pikiran para anggota organisasi. Walaupun demikian, rangkaian norma, nilai dan harapan tersebut baru bisa dianggap sebagai budaya organisasi atau budaya perusahaan bila sudah terwujud dalam bentuk perilaku. HRM process circle tersebut terdiri Training & Development , Compensation & Benefit , Performance Management, Career Planning, Employee Relation, Separation Management, dan Recruitment & Assessment Center yang saling terintegrasi satu sama yang lainnya. Aspek terakhir adalah Dengan menempatkan people development sebagai salah satu business strategy, maka beban implementasi strategi ini tidak dapat sepenuhnya berada dalam tanggungjawab fungsi HRM semata. Setiap fungsi dalam organisasi memiliki kepentingan yang merata dan seimbang untuk melakukan pengembangan setiap anggota dalam fungsi yang bersangkutan. Dengan memberikan balancing ini kepada fungsi lain dalam organisasi, maka fungsi HRM dalam organisasi menjadi bergeser dan berkembang ke arah strategic partner bagi manajemen untuk dapat mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang berorientasi pada people.

Dalam mencapai sasaran organisasi maka diperlukan Strategic HR Model yang meliputi 4 kuadrant (Strategic ,Tactical, Task, People), karena salah satu keuntungannya sebagai basic measurement untuk memahami positioning dari fungsi HR menurut sudut pandang unit bisnis serta untuk mengembangkan program-program HR untuk menjembatani kesenjangan yang ada. Dari keempat parameter tersebut akan menghasilkan hasil yang berbeda : Strategic Business Partner(Integration ), Hr Relationship Manager (Credibility ), Hr Operations Group (Efficiency) Ataupun Performance Consultant(Impact ). Dari keempat hasil tersebut memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.