CEO Forum: I Made Donny Moena, Owner Dari Moena Fresh Toko Buah Keluarga

(Bogor, 9/12/17) SB-IPB menghadirkan I Made Donny Moena, owner dari Moena Fresh Toko Buah Keluarga dalam kegiatan CEO Forum. Dalam kesempatan tersebut  beliau memberikan sharing mengenai kesuksesannya menjalankan bisnis toko buah kepada mahasiswa Eksekutif SB IPB (E60, E62, dan EK23) pada Sabtu,  9 Desember 2017 di SB IPB, Ruang Mahoni.  Bersama 6 rekan semasa kuliah di jurusan Sosek IPB yang hampir DO, beliau memiliki ide untuk bercocok tanam Melon. Mengapa memilih melon? Karena melon merupakan salah satu produk pertanian yang cukup menantang karena banyak hama mengganggu dan relatif susah. Modal awal berbisnis ini sebesar 20 juta rupiah secara patungan.

Diawali sebagai penanam, pengumpul, dan penyalur buah-buahan, beliau kemudian memutuskan untuk membuka toko buah Moena Fresh di Bali dengan menjual aneka buah lokal, aneka buah import, aneka juice, es teler, parcel buah & makanan, serta paket besekan dan snack khas Bali. Hingga saat ini Moena Fresh sudah memiliki 20 outlet dan 300 karyawan.

Seluruh produk buah yang dihasilkan dari berbagai grade memiliki target pasar masing-masing. Untuk buah grade 1 ditargetkan ke supermarket dan swalayan. Untuk buah grade 2 ditargetkan ke hotel karena buah sudah matang dan siap konsumsi. Buah grade 3 ditargetkan ke penjual buah di pinggir kota. Sementara buah grade 4 ditargetkan ke peternakan sebagai pakan ternak. Moona Fresh sebisa mungkin tidak menyisakan waste product. Buah-buahan yang sudah busuk kemudian diolah kembali sebagai makanan cacing. Cacing yang sudah cukup usia kemudian dijual kepada Kimia Farma untuk diolah menjadil pil cacing sebagai obat penyakit tipus. Sementara kotoran cacing dijual kepada peternak anggrek sebagai pupuk tanaman anggrek.

Promosi yang dilakukan Moena Fresh juga cukup unik. Moona Fresh membagikan brosur kepada masyarakat sekitar toko yang berjarak ±1 KM. Di dalam brosur disampaikan bahwa akan ada pembagian jus gratis di jam-jam tertentu sehingga toko selalu ramai dikunjungi dan menarik pegunjung yang hanya sekedar lewat. Selain itu, Moona Fresh juga mengadakan Program “Baliku Bersih” yaitu program untuk meningkatkan kepedulian akan kebersihan lingkungan. Program ini melibatkan masyarakat sekitar dengan mengadakan bersih-bersih di lingkungan toko dan memberikan tong sampah gratis kepada masyarakat.

Untuk semakin menyukseskan bisnisnya, Bapak Donny juga selalu menjalin hubungan baik dengan teman-teman SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Bahkan Bapak Donny selalu menjadi ketua alumni di setiap almamaternya. Hal ini juga dilakukan sekaligus mengenalkan produknya dan membangun networking untuk pengembangan bisnis Moena Fresh.

Sejauh ini kendala yang dihadapi oleh Moena Fresh adalah kesediaan buah lokal yang musiman dan persaingan penjual buah yang semakin banyak. Sukses Terus Moena Fresh. (Afra Ghaliyati, E62)
 

CEO Forum: Bapak Fathan Kamil (CEO Trust Group)

Yuk sama-sama kita berjuang…” Itulah pesan Bapak Fathan Kamil selaku Presiden Direktur PT. Transamudra Usaha Sejahtera ( TRUST Group) kepada seluruh mahasiswa angkatan R58 dan R59 ketika menjadi pembicara CEO Forum di SB-IPB.

 

Beliau yang juga merupakan lulusan Teknologi Industri Pertanian IPB ini, menceritakan pengalaman hidupnya mengelola perusahaan yang sama sekali berbeda dengan background pendidikan S1 beliau yakni Oil dan Gas, proses supply chain management, hingga membangun ekonomi untuk kemandirian bangsa.

Permasalahan SDM Dunia

Selasa 13 Juni 2017, SB-IPB menghadirkan Bapak Muhammad Arfian dalam kegiatan CEO Forum, beliau adalah CEO PT. Timur Pratama Tekhnik
yang sharing tentang “Isu dan Permasalahan Pengembangan SDM Indonesia: Studi Kasus Perusahaan Jepang di Indonesia”. Pak Aan, beliau biasa disapa merupakan lulusan MBA dari Hitotsubashi University dan juga pernah menjabat sebagai Business Analyst ATKearniey yakni sebuah perusahaan kunsultan yang berbasis di Amerika Serikat.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama salah satu perusahaan BUMD di Halmahera ini menyampaikan bahwa isu-isu terkait SDM di perusahaan Jepang yang berada di Indonesia cukup kompleks, baik di tingkat Eksekutif, Manajemen Menengah maupun staf. Menurut hasil wawancara beliau, pada tingkat Eksekutif, ada dua permasalahan utama yakni rendah level SDM meskipun pada tingkat eksekutif terutama pada perusahaan jasa dan belum ada orang yang bisa disebut tangan kanan pimpinan perusahaan pada perusahaan distribusi.
Pada tingkat Manajemen Menengah lebih banyak lagi menurut beliau, antara lain Jumlah dan Kualitas Manajer Masih Rendah, Team Work dan Rasa Tanggung Jawab, dan Kemampuan Membimbing dan Mengarahkan. Hal-hal tersebut menimbulkan kelemahan dalam perencanaan ke depan dan serta tidak adanya kemauan untuk membimbing disebabkan ketakutan akan diambilnya posisi yang ia jabat.
Masalah pada tingkat bawah (staf) juga tidak kalah memprihatinkan, ada sebuah paradok bagi staf atau karyawan jika tidak diawasi oleh leader atau supervisor kerjanya tidak benar. Tidak bisa membedakan kondisi normal dan tidak normal, sedangkan leadernya pura-pura tidak melihat kesalahan anak buahnya tersebut.
Tiga karakteristik perusahaan yang berhasil dalam melakukan pembinaan SDM adalah:
Sistem dan Keberlanjutan, yakni sistemisasi pembinaan dan melakukan secara berkesinambungan
Pengelolaan dan Perencanaan, Ada SDM yang tidak hanya mampu mengelola, tetapi juga melakukan perencanaan
Pembentukan Budaya, Memperhatikan pembentukan budaya perusahaan
Akhirnya, menurut beliau sebagai seorang CEO atau Eksekutif Perusahaan, mengalokasikan waktu yang cukup untuk memikirkan tentang pembinaan SDM perusahaan. Kemudian melakukan perencanaan kegiatan pembinaan SDM, dan melaksanakannya baik secara mandiri maupun dengan bantuan pihak eksternal. Pelatihan karyawan yang baik adalah pelatihan yang memberikan inspirasi kepada karyawan untuk berubah mengikuti tingkah laku yang diharapkan. Dan peran CEO adalah menyampaikan pesan tersebut kepada peserta pelatihan melalui berbagai media. (misri)
Materi dapat diunduh disini.