Webinar STAR’S (Scientific Technology Academic Research Series) Metodologi Penelitian untuk Manajemen dan Bisnis serta Tips Publikasi

STAR’S (Scientific Technology Academic Research Series) adalah webinar series yang membahas mengenai metodologi penelitian untuk manajemen dan bisnis serta publikasi, sukses diselenggarakan oleh Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB. Webinar ini diselenggarakan setiap hari Minggu pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB. Pada akhir sesi dilakukan diskusi antara partisipan. Tiga partisipan teraktif akan mendapatkan doorprize. Webinar ini terbuka untuk umum dan free e-certificate untuk setiap peserta. Webinar ini dibuka oleh Dr. Ir. R. Rudy Irawan, MM. sebagai Ketua Himpunan Alumni SB-IPB dan Prof.Dr. Ir. Noer Azam Achsani, MS sebagai Dekan Sekolah Bisnis IPB.

Pada Bulan Juli terselenggara acara webinar STAR’S sebanyak 3 kali. Minggu pertama pada tanggal 05 Juli 2020, HA SB-IPB mengundang dua narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M.Eng, Dipl.Ing, DEA yang menjelaskan mengenai System Methodology dalam manajemen dan Bisnis. Awal pemaparan beliau menyampaikan pengertian dari sistem analisis, “systems analysis: The analysis of the role of a proposed system and the identification of a set of requirements that the system should meet, and thus the starting point for system design. Terdapat dua jenis sistem analisis yaitu Hard System dan Soft System Analisis, Hard system biasanya menggunakan komputer dan teknik yang digunakan dalam pengoperasian penelitian. Hard system lebih melihat cara terbaik untuk mencapai dan menguji opsi yang dipilih dari pengembangan dan analisis, Hard System memiliki tujuan eksplisit yang diatur oleh aturan tetap seperti yang dihadapi dalam pengambilan keputusan, contoh sistem yang menerapkan Hard Systems Methodologi adalah Forecasting, Simulation, Mathematical Programming dan Project Management.

Hard System analysis adalah suatu pendekatan kriteria jamak sementara Soft System Analysis atau Soft System Methodology (SSM) digunakan untuk menangani sistem yang tidak dapat dengan mudah diukur, terutama yang melibatkan orang yang berinteraksi dengan manusia satu sama lain atau dengan “sistem”. SSM ini berguna untuk memahami motivasi, sudut pandang dan interaksi jawaban yang tidak dapat diukur. Soft systems melihat apa yang harus dilakukan untuk mencapai peningkatan, biasanya analisis sebelum aplikasi atau implementasi.

Hard Soft Systems Analysis membahas masalah identifikasi biaya/penghematan, memperbaiki metode, dan pengembangan persyaratan pengguna, sementara Soft System mencoba untuk memahami komplesitas, mengidentifikasi kelemahan, dan memahami hubungan. Ada tujuh tahap SSM dan beberapa bentuk dari SSM, diantaranya The General Form of a Purposeful Activity Model (PAM). Pada diskusi kali ini juga djelaskan secara rinci mulai dari perbedaan SSM dengan pendekatan sistem yang lain. Empat tahap SSM (Sistem lunak), panduan dalam membangun model, dan cara menyusun model.

Pembicara kedua yaitu Dr. Sekar Prasetyanigtyas, S.Si, M.Pd memaparkan mengenai Soft System Methodology dalam riset pertanian organik. Awal pemaparan menjelaskan pengertian SSM secara umum dan cara mengumpulkan data untuk SSM, diantaranya melakukan perbincangan secara informal, membaca dokumen, dan melakukan wawancara. Ada empat SSM activities menurut Checkland 2010, yaitu Finding out, Model Building, Discussion, Defining/taking action. Beliau juga menjelaskan mengenai CATWOE terminology yang merupakan Customers Beneficiaries/Victims. Actors yang mengerjakan T, Transformation dari input ke output, Weltanschauung world view yang membuat T itu bermakna, Owner responsible, Environment “givens”, constraints.  Selanjutnya dijelaskan terkait CATWOE terminology, customers yaitu farmers, staffs, owner. Actors yaitu Farmers, staffs, owner, IOA, Regulator.

Transformation bermula dari pengetahuan yang buruk dalam operasional. Word View yaitu koordinasi antara dukungan pemangku kepentingan untuk berkolaborasi. Pengelolaan yang baik bermanfaat untuk semua orang dan mengarah pada peningkatan finansial, sosial & lingkungan. Owner yaitu Owner dan Foundation. Environmental Constraints yaitu kapabilitas, budaya, sikap, dan akses informasi.

Webinar selanjutnya mengusung tema mengenai Sistem Dinamik. Dr. Irman Firmansyah, M.Si sebagai ketua System Dynamic Center dan Ketua Asosiasi Ahli Sistem Dinamik Indonesia menjadi pembicara pada diskusi ke-5 pada webinar STAR’S ini dengan menjelaskan mengenai “The Power of System Thinking” dalam perencanaan strategi bisnis dan manajemen. Pada awal pemaparan menjelaskan mengenai pemanfaatan data dan analisis, jenis-jenis data seperti data nominal, ordinal, data interval, dan data rasio. Pengertian sistem yaitu kompleks dan saling terkait. Dinamika yaitu perubahan, selanjutnya menjelaskan mengenai System Thinking.

Pembicara kedua yaitu Dr. Casnan, S.Si., M.Si. yang membahas mengenai teknik prioritas faktor-faktor penting dalam bisnis dan manajemen. Beliau memaparkan pengertian mengenai Intepretative Structural Modelling (ISM) dan juga menjelaskan mengenai output ISM, beliau memberikan contoh pada model pengendalian konversi lahan sawah mulai dari tujuan sampai analisis kebutuhan.

Webinar ketiga pada tanggal 26 Juli 2020, Himpunan Alumni SB-IPB mengundang Dr.Ir. Hamzah Bustomi, MM. untuk memaparkan Interpretative Structural Modelling (ISM) mengenai “Teori dan Aplikasi ISM dalam Penelitian Terapan maupun Analisis Kebijakan”. Interpretative Structural Modelling (ISM) adalah salah satu teknik permodelan yang dikembangkan untuk perencanaan kebijakan strategis (Eriyatno 1998). Kegunaan ISM yaitu untuk mengembangkan beberapa tipe struktur, yaitu struktur pengaruh, struktur prioritas dan kategodi ide. Metodologi dan teknik ISM dibagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi sub elemen dan penyusunan hirarki. Prinsip dasarnya adalah identifikasi dari struktur didalam suatu sistem yang memberikan nilai manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

ISM sangat bermanfaat dalam strukturisasi program, identifikasi sub-elemen kunci, perumusan hirarki hubungan antar sub-elemen. Klasifikasi elemen kedalam 4 sektor, yaitu Autonomus, Dependent, Linkages, dan Independent. Ada beberapa tahapan ISM yaitu identifikasi elemen dan subelemen, pengisian kuesioner pakar (FGD &IDI), rekapitulasi dan olah data (menggunakan software ISM), serta hasil dan interpretasi. Intepretasi hasil ISM dapat diklasifikasikan menjadi sub-elemen kedalam 4 sektor, yaitu : (1) Autonomus-S1: Weak driver-weak dependent (sub-elemen sedikit terkait dengan sistem), (2) Dependent-S2: Weak driver-strong dependent (sub-elemen tidak bebas), (3) Linkages-S3: Strong driver-strong dependent (sub-elemen sensitif dan tidak stabil), (4) Independent-S4: Strong driver-weak dependent (sub-elemen bebas).

Elemen paling kuat yaitu elemen KUNCI. Beberapa contoh penelitian yang menggunakan metode ISM seperti model struktural dari elemen stakeholder yang terlibat pada pengembangan model GBCM Waduk Jatiluhur, model kelembagaan BCM Bank Indonesia, dan model kolaborasi lembaga litbang dengan industri berbasis STP. Diskusi ini dibagi menjadi dua sesi yang diselingi dengan tanya jawab, sesi pertama pemaparan mengenai teori dan pengertian dari ISM dan pada sesi kedua yaitu sesi demo software yang telah dirancang oleh pembicara.

Harapannya dengan diadakannya webinar mengenai metodologi penelitian untuk manajemen dan bisnis serta publikasi ini dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan semangat kepenulisan para peneliti di bidang bisnis dan manajemen.