Seminar Nasional Peranan Teknologi Reproduksi Hewan dalam Rangka Swasembada Pangan Nasional

(Ruang Mahoni MB-IPB, 6-7/10/2010), Program swasembada daging telah dicanangkan oleh pemerintah sejak beberapa tahun lalu. Namun, banyak kendala dihadapi sehingga pencapaiannya belum memuaskan. Pemerintah Indonesia mentargetkan swasembada daging dapat dicapai pada tahun 2014. Oleh karena itu, Percepatan peningkatan populasi ternak yang berkelanjutan menjadi keharusan untuk tercapainya swasembada daging di Indonesia. Untuk mempercepat peningkatan populasi ternak, diperlukan aplikasi teknologi reproduksi termasuk optimalisasi program inseminasi buatan. Guna mencapai tujuan tersebut diatas perlu juga dicari alternatif sumber penghasilan daging selain ternak. Dengan latar belakang inilah Mayor Biologi Reproduksi Sekolah Pascasarjana IPB dan Bagian Reproduksi dan Kebidanan, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi FKH-IPB menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Peranan Teknologi Reproduksi Hewan dalam rangka Swasembada Pangan Nasional. Seminar ini merupakan ajang pertukaran informasi antara peminat bidang reproduksi, pemerintah, akademisi, petani/peternak dan pengusaha untuk mencari solusi pencapaian swasembada daging nasional.

Seminar ini pun bertujuan untuk mengetahui perkembangan Program Swasembada Daging Nasional dan memberi masukan kepada pemerintah tentang pengembangan peternakan; menjembatani peran perguruan tinggi, lembaga penelitian, pengusaha dan peternak untuk mencari terobosan aplikasi teknologi reproduksi sebagai upaya mendukung program swasembada daging; serta Pembentukan Asosiasi Reproduksi Hewan untuk menghimpun dan mewadahi ide dan aspirasi peminat bidang keahlian reproduksi, meliputi : peternak, pengusaha pembibitan, feedloters, ilmuwan, staf pengajar, dan peneliti yang berkaitan dengan bidang reproduksi hewan. Peserta seminar meliputi: ilmuwan, staf pengajar, peneliti kebijakan di pemerintah pusat dan daerah, pengusaha, praktisi petani/peternak, mahasiswa S1 & Pascasarjana dan para peminat lainnya.

Halal Bi Halal IPB dan PT. Charoend Pokpand

(International IPB Convention Center, 29/09/2010), Halal bihalal diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB) dan PT. Charoend Pokpand Indonesia. Acara halal bihalal ini bertujuan untuk  menjalin silaturrahim antara IPB dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang telah terjalin sangat erat. Kerjasama yang telah dijalin antara IPB dan PT Charoen Pokphand Indonesia dimulai dari pemberian beasiswa untuk mahasiswa IPB dan pembangunan Closed House, sampai terbantunya performa CPI oleh kiprah para alumni IPB maupun tenaga ahli yang dimiliki IPB dalam bentuk konsultansi dan bantuan teknis untuk memajukan bisnis PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI).

Bahkan, IPB juga telah menganugerahkan gelar Doktor Honorius Causa kepada Mr. Sumet Jiaravanon, owner dan pemimpin grup CP. “Hanya dengan keeratan hubungan, kerjasama yang dibangun semakin menembus batas-batas formalitas dan hitung-hitungan bisnis menjadi kerjasama yang didasari pada trust atau saling percaya untuk saling membesarkan”, ujar Presiden Komisaris PT Charoen Pokphand Indonesia. Direktur MB-IPB, Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc mengharapkan kerjasama antara IPB dan CPI yang saling mendukung dan saling menguntungkan tetap perlu dijaga atau bahkan ditingkatkan di masa yang akan datang, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Acara ini pun dihadiri oleh Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, MSc, Para Wakil Rektor IPB, Ketua Senat Akademik, Guru besar, sesepuh dan pinisepuh IPB, Dekan Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Staf Pengajarnya.

Selamat Idul Fitri 1431 H

Keluarga besar Program Pascasarjana MB-IPB mengucapkan ”Selamat Idul Fitri 1431 H” Mohon Maaf Lahir Batin kepada Pimpinan IPB,  Pimpinan Fakultas dan Departemen di IPB, Staf Pengajar, Staf Penunjang, dan Mahasiswa MB-IPB. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan barokah-Nya serta menerima amal ibadah kita semua. Amiin.

Segenap Manajemen Program Pascasarjana MB-IPB juga mengucapkan ”Selamat Idul Fitri 1431 H” bagi seluruh Mitra Kerja (baik pemerintah maupun swasta) yang telah turut berkontribusi dalam pencapaian pengembangan MB-IPB. Semoga kerjasama yang telah terjalin akan menjadi amal kebaikan dan semakin baik dalam mewujudkan kualitas kehidupan berkelanjutan.

CEO Forum: Membangun Daya Saing Bisnis Sektor Kelautan dan Perikanan

(Selasa, 3 Agustus 2010), CEO Forum menghadirkan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI : Kabinet Gotong Royong) dengan topik “Membangun Daya Saing Bisnis Sektor Kelautan dan Perikanan”. Otoritas dunia yang sering digunakan untuk melihat indikator-indikator dalam membangun daya saing adalah World Economic Forum (WEF). Dalam WEF indikator pertama membangun daya saing harus memperhatikan basic requirements suatu bangsa yang salah satunya melakukan stabilitas maroekeonomi. Ini berarti fundamental ekonomi menjadi penting dalam membangun daya saing. “Mengetahui permasalahan, melihat potensi dan memetakan strategi itu penting dalam membangun daya saing”, Ujar Pak Rokhmin. Permasalahan diibaratkan sebagai neraka dan keunggulan komparatif diibaratkan sebagai surga.

Akar masalah yang dihadapi negara kita adalah 1) Industri berbasis pengetahuan dan SDA belum dijadikan sebagai competitive advantage; 2) Pertumbuhan ekonomi sangat dominan bertumpu pada sektor finansial dan sektor riil non-tradable, bukan pada sektor riil tradable, 3) Penguasaan dan penerapan teknologi masih rendah, 4) Kualitas SDM lembaga pemerintah, legislatif, dan yudikatif relatif rendah; 5) Lack of Good Governance Practices; 6) Mayoritas pengusaha (swasta) nasional: bermental pedagang (rent seeker), bukan industrial; dan memiliki entrepreneurship, kreativitas, inovasi, dan fighting spirit yang rendah; 7) Kebanyakan rakyat kecil terjebak kemiskinan alamiah, kultural, dan struktural; 8) Connectivity antar pulau masih buruk, 9) Masih menggunakan “united-banking system”, bukan “branch-banking system”; 10) Kebijakan fiskal (APBD dan APBN) yang tidak relevan dengan visi, tujuan, target, dan kebijakan pembangunan; 11) Kebijakan pemerintah ikut dalam Free Trade Agreement (e.g. AFTA dan ACFTA) tidak diimbangi dengan upaya serius dan cerdas (smart) dari pemerintah untuk meningkatkan daya saing produsen (industri) dalam negeri, dan upaya melindungi nya dari praktek “free trade, but unfair trade”; 12) Kebijakan moneter (e.g. suku bunga, nilai tukar rupiah, manajemen ‘hot money’, dan ketiadaan ‘policy banking’) yang tidak pro sektor riil tradable.

Di era globalisasi dan Global Climate Change, suatu bangsa bisa maju, makmur, dan berdaulat, bila ia mampu: mendayagunakan segenap potensi pembangunannya (SDM dan SDA) secara efisien dan optimal guna menghasilkan sustained economic growth; mengembangkan daya saing (competitiveness); membagi “kue ekonomi nasional” (GDP) bagi seluruh rakyat secara adil; dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan. SDA kelautan (terdapat di wilayah pesisir dan lautan) merupakan salah satu potensi pembangunan Indonesia yang besar, yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan kata lain SDA kelautan adalah surga yang harus dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, adapun program-program pembangunan perikanan tangkap yang harus dilakukan adalah 1) Pengendalian intensitas penangkapan ikan; 2) Rasionalisasi dan redistribusi jumlah nelayan dan kapal ikan; 3) Modernisasi armada perikanan tangkap; 4) Perbaikan dan pembangunan pelabuhan perikanan sebagai kawasan industri perikanan terpadu; 5) Penguatan dan pengembangan sistem rantai dingin; 6) Penyediaan bahan bakar murah untuk nelayan dan efisiensi penggunaan; 7) Pemberantasan IUU Fishing dan 8) Penanggulangan pencemaran.

 Closing remarks yang disampaikan dalam presentasi ini adalah pernyataan dari Winston Churchill : “The pessimist sees difficulties in every opportunity, the optimist sees opportunities in every difficulty” dan John F. Kennedy : “Ask not what your country can do for you, Ask what can you do for your country”.

Peserta DMB Raih Best Research Process

Selamat kepada Ibu Dwi Idawati (Peserta Doktor Manajemen Bisnis Angkatan 3 (DMB3) MB-IPB) yang telah berhasil meraih penghargaan Best Research Process pada Kompetisi The 5th Doctoral Journey in Management yang diselenggarakan FE-UI tahun 2010.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Atas nama Pimpinan dan Manajemen Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB) mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1431 H. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua hamba yang bertaqwa dalam ridho-Nya. Amin.

Tim Futsal MB-IPB Juara I

Selamat Kepada TimFutsal MB-IPB yang telah berhasil keluar sebagai Juara I Prasetya MulyaMagister Manajemen (MagMa) Cup 2010. Kegiatan ini berupa pertandingan cabangolahraga futsal yang diselenggarakan oleh Management SocietyPrasetya MulyaBusiness School.

Selamat juga kepada Sdr. Himawan Primayudha Putra Permana yangdinobatkan sebagai Top Scorer pada turnamen “Magma Fusion 2010”.

Semoga prestasi yang telah diraih dapat dipertahankan padaturnamen – turnamen berikutnya.

CEO Forum: Strategi Pembangunan Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Padi

(Ruang mahoni, 27/07/10), Berbagai kebijakan, strategi, program dan proyek pengembangan/pembangunan telah dijalankan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan mengangkat nasib petani agar mereka mampu menjadi pelaku ekonomi yang dapat bersaing di pasar, dan menjadi suatu masyarakat bermartabat yang mempunyai nilai dan posisi tawar yang baik terhadap pasar dalam mata rantai perdagangan beras. Namun sampai saat ini belum berhasil, atau belum terangkatnya kesejahteraan dan keberadaan nasib Petani di Indonesia. Berikut petikan artikel yang disampaikan Mohamach Abdoula (Praktisi perberasan nasional) dengan tema Strategi Pembangunan Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Padi Dengan Model Industri Pertanian Terpadu Berbasis Padi/Beras dalam acara CEO Forum yang diselenggarakan seperti biasanya oleh MB-IPB.

Dalam presentasinya,  pusat perhatian pengembangan dan pembangunan pertanian tanaman padi ke depan sebaiknya diarahkan kepada pemanfaatan teknologi yang tepat guna dan efisien dalam keseluruhan proses industri perberasan mulai dari Industri di Hulu sampai Hilir. Pembangunan masyarakat tani dilakukan melalui strategi pemberdayaan dan percepatan, dengan memfokuskan kepada peningkatan kapasitas, kualitas dan nilai tambah yang didukung dengan tekhnologi tepat guna dan pendampingan penyuluhan pertanian yang handal, proporsional serta professional – up to date. Dalam pembangunan pertanian terdapat dua strategi yang perlu dikembangkan oleh Pemerintah Pusat/Daerah, sehingga dapatmeningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani sekaligus sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu 1) transformasi usaha pertanian tradisional ke sistem agribisnis modern. Sistem agribisnis modern akan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas Padi/Beras dan pengembangan industri hilir yang dapat menciptakan diversifikasi usaha pertanian yang lebih menguntungkan secara komersil. 2) penguatan peran pemerintah daerah (Ketahanan Pangan Daerah/Nasional). Peranan Pemerintah Daerah dalam industri perberasan adalah memiliki, menguasaidan memegang pengendalian minimum 50% – 60% stock gabah di daerah.

Dengan Industri Pertanian Terpadu (IPT) berbasis Padi/Beras dapat mendorong aktivitas perekonomian pedesaan berbasis agribisnis yang mampu meningkatkan penghasilan Petani/kelompok tani (Pelaku Utama) yang pada akhirnya Kesejahteraan Petani dapat tercapai seutuhnya. Oleh karena itu, kegiatan Agribisnis perberasan dapat meningkatkan ekonomi pedesaan melalui Pembangunan Industri Pertanian Terpadu berbasis Padi/Beras yaitu kegiatan Pertanian mulai dari hulu sampai dengan hilir dengan orientasi pertanian holistik, yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani dan Pelaku Utama di sentra produksi padi di seluruh Nusantara.

CEO Forum: Memulai Usaha dari Nol

(Ruang Mahoni MB-IPB, 20/07/2010), Pertanyaan yang seringkali muncul bila seseorang memiliki kemauan untuk menjalankan usaha bisnis adalah Bagaimana harus memulai usaha? dan Bagaimana Cara Memulai Usaha? CEO forum kali ini mengangkat topik tentang “Memulai Usaha Dari Nol” yang disampaikan oleh Basri Adhi (Pemilik Jaringan BAZZ-MISTERBLEK-OCHA). Menjalankan usaha dengan merintis usaha dari nol harus dapat memperhatikan dua faktor penting, yaitu faktor non teknis dan faktor teknis. Faktor non teknis disini terdiri daripertama, motif, keinginan untuk bergerak melakukan sebuah usaha. Dalam menjalankan usaha harus memiliki motif tertentu sehingga motif dijadikan target untuk mencapai apa yang diinginkan. Kedua, perlu mengindentifikasi diri sendiri dengan mengindentifikasi secara jelas siapa diri kita, baik personal maupun di lingkungan. Hal ini untuk mengetahui sejauhmana potensi diri kita dalam menjalankan sebuah bisnis dengan tepat. Faktor non teknis terakhir adalah BLEND IT !, menggabungkan motif kita untuk berbisnis dan mengindentifikasi potensi yang ada dalam diri kita.

Sementara, faktor teknis yang menjadi perhatian dalam memulai usaha dari nol adalah pertama, identifikasi bisnis yang akan kita jalani. Mengindentifikasi sejauhmana kompetitor bisnis yang dijalankan dan upaya inovasi apa yang akan dilakukan sehingga sudah cukupkah memenuhi motif usaha yang ingin dicapai. Kedua, brand yourself, memberikan brand pada produk yang akan ditawarkan kepada konsumen dengan melakukan identifikasi dan diferensiasi. Brand itu sendiri harus unik, mudah diingat dan asosiatif. Ketiga, mengikuti proses dengan menerapkan sebuah proses bisnis itu bersifat akselerasi dan menerapkan tujuh kunci penting kemajuan, yaitu selling, selling, selling, selling, selling, innovating product daninnovating product’s performanceKeempat, multiply your system, not your product, dimana melakukan improvisasi yang membuat produk semakin lama semakin “baru”, fresh dan unik. Bila kedua faktor tersebut sudah terpenuhi, selanjutnya adalah Action!Never Stop Before “End” and Give God a Change.

CEO Forum: Revolusi Manajemen Marketing di Dunia yang Semakin Datar

(Ruang mahoni MB-IPB, 13/07/10), kini perkembangan manajeman marketing mengalami revolusi yang mengarah pada proses konvergensi. Pernyataan tersebut merupakan petikan presentasi dari Amalia Susilowati (Managing Director EURO RSCG Indonesia) yang menyampaikan topik tentang “Revolusi Manajemen Marketing di Dunia yang Semakin Datar” pada acara CEO Forum yang diselenggarakan MB-IPB setiap minggu. Konvergensi secara sederhana adalah suatu perubahan dari vertikal menjadi horizontal, dimana seluruh informasi yang diinginkan dapat diakses hanya dengan satu proses. Bahkan semua orang bisa saling bertukar informasi dan pengetahuan dalam waktu cepat dan biaya yang rendah. Tidak dapat dipungkiri pemicu dari adanya konvergensi adalah kemajuan yang pesat dalam teknologi seperti meluasnya penggunaan internet, pertumbuhan internet dan VoIP yang menawarkan tarif yang rendah serta perkembangan layanan broadband internet yang sangat cepat sehingga memicu kebutuhan pelanggan akan layanan broadband multimedia yang lebih fleksibel.

Pada kesempatan ini, beliau juga menjelaskan gambaran struktur industri yang konvergen mencakup lima aspek, yaitu content, services, network, acces dan terminal. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang tumbuh pesat mengakibatkan perkembangan pula paradigma baru dari komponen pemasaran. Perkembangan paradigma pemasaran dapat kita lihat dimana pada tahun 1940-an, bauran pemasaran terdiri dari empat komponen yang disebut marketing mix yakni product, price, place dan promotion; tahun 1990-an, komponen pemasaran mencakup segmentation, targeting, positioning dan marketing mix, tahun 2000-an komponen pemasaran mengarah kepada experience, engagement dan bonding, sedangkan kini bauran pemasaran terdiri dari content dengan menciptakan kreasi, price dengan menekankan keterjangkuan harga, access dengan meningkatkan interaksi komunikasi dan community yang memperhatikan penyesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan komunitas.