CEO Forum: The Power of Transformational Leadership

(Ruang Mahoni MB-IPB,  6/4/10), CEO forum menghadirkan Bapak Rudjito, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan yang menyampaikan topik tentang “The Power of Transformational Leadership. Dalam melakukan tranformasi bisnis membutuhkan jiwa kepemimpinan yang juga transformasional. Beliau mengadopsi kepemimpinan yang dikemukakan oleh Cohen, Ph.D bahwa seorang pemimpin harus mampu memotivasi orang-orang disekitarnya untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada. Disamping itu, pemimpin harus mampu mempengaruhi dirinya sendiri maupun orang lain dan memiliki kemampuan untuk selalu mengarahkan prinsip bekerjasama dalam membangun suatu entitas bisnis. Menurut Cohen, Ph. D juga terdapat delapan hal yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu : 1) maintain absolute integrity; 2) know your stuff; 3) declare your expectation; 3) show commitment; 4) expect positive result; 6) take care of your people; 7) put duty before self; dan 8) get out in front. Tranformasi dalam suatu bisnis memerlukan pendekatan secara holistik dan komperehensif yang dapat melakukan transformasi baik pada manajemen, strategi, struktural maupun budaya. Tujuan setiap perusahaan melakukan tranformasi bisnis tidak lain bertujuan kearah“much better performance”. Maka dari itu, transformasi manajemen yang dilakukan harus menentukan cara bertindak dan berpikir manajemen yang menghasilkan high performance; transformasi strategi harus mampu mengimplementasikan berbagai strategi ke dalam suatu tindakan; transformasi struktural berarti harus mampu melakukan perbaikan dalam proses, sistem, struktur dan teknologi; sedangkan transformasi budaya  harus mampu menentukan nilai-nilai baru yang membawa kemajuan pada suatu bisnis ataupun nilai-nilai lama diakselerasikan dengan nilai-nilai baru yang lebih baik untuk suatu entitas bisnis. Tidak dipungkiri dari keempat transformasi tersebut, transformasi budaya memiliki pengaruh yang besar untuk melakukan transformasi bisnis dan perbaikan maupun peningkatan produktivitas dalam bisnis.

Beliau juga mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional berdasarkan kirkbride (2006) yang mengemukakan terdapat empat ciri kepemimpinan yang transformasional yaitu, pertama memiliki karisma yang menunjukkan kompetensi yang tidak biasa, merayakan pencapaian bawahan, menghadapi krisis secara langsung dan menggunakan kekuatan untuk memperoleh hasil positif. Kedua, memperhatikan setiap individu di sekitar dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, serta hal-hal yang disukai dan tidak disukai orang lain, pendengar yang aktif, memberikan tugas berdasarkan kemampuan dan kebutuhan individu, mendorong bawahan untuk memiliki pandangan dua arah dan mempromosikan pengembangan diri. Ketiga, menjadi pemimpin yang inspirasi dan motivator dengan memberikan pandangan ke depan yang optimis dan dapat dicapai, membentuk harapan dan memberikan arti dari harapan tersebut, mengurangi permasalahan kompleks menjadi persoalan-persoalan kunci dengan bahasa yang sederhana dan menciptakan kepekaan terhadap prioritas dan tujuan. Keempat, selalu memberikan stimulasi-stimulasi yang bersifat intelektual dengan memeriksa ulang asumsi-asumsi, mampu mengenal pola yang sulit untuk dibayangkan, bersedia untuk meneruskan ide yang tampaknya aneh, mendorong bawahan untuk melihat kembali permasalahan dan menciptakan kesiapan untuk berbagai perubahan dalam pemikiran.

CEO Forum: Mengapa dan Bagaimana Menghadapi Kesuksesan “Made In China” di Indonesia : Peluang dan Tantangan Usaha Akibat Implementasi ACFTA

(Selasa, 9 Februari 2010), CEO Forum menghadirkan Calvin Andersen, MBA (General Manager Business Development PT. Smart, Tbk-Sinar Mas Group) dengan topik “Mengapa dan Bagaimana Menghadapi Kesuksesan “Made in China” di Indonesia : Peluang dan Tantangan Usaha Akibat Implementasi ACFTA”. Adanya pemberlakukan The ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA)menimbulkan pro kontra di berbagai kalangan. Produk-produk China yang terkenal murah dengan julukan “Kitchen of the World” (dapur produksi dunia) menjadi hal yang dikhawatirkan sehingga dinilai merugikan dan mengancam kelangsungan industri nasional. Walaupun disisi lain tidak dapat disangkal pemberlakuan ACFTA ini memberikan peluang bagi para pengusaha untuk menembus pasar China. Kita dapat melihat dalam kondisi krisis pun pertumbuhan China masih tertinggi di dunia. Dengan cadangan devisa pada akhir tahun 2008 sebanyak USD 1.950 milyar (bandingkan dengan Indonesia yang memiliki USD 51 milyar) atau setara dengan 29% dari total cadangan devisa dunia, (Bisnis Indonesia, 23 Februari 2009), maka China akan terus mencari/memanfaatkan peluang untuk ekspansi bisnisnya walaupun dalam suasana ekonomi dunia saat ini yang belum menunjukkan kepulihan dari krisis finansial.

Calvin Andersen yang sudah tinggal lebih dari lima tahun di negeri tirai bambu ini memiliki arti dari rangkaian kata CHINA tersebut yang dapat mencerminkan keunggulan komparatif maupun kompetitif dari negara ini, yaitu C = Cheap Labor Cost (biaya tenaga kerja/buruh di China murah); H = Huge Market (1.3 billion customers), China memiliki pasar yang sangat besar; I = Investment Center for the World’s Factory (China merupakan pusat investasi pabrik dunia); N = Non-High Quality Products (produk-produk yang dihasilkan China relatif berkualitas rendah namun dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat); dan A = affordable price for all customers (harga yang ditawarkan dapat terjangkau). Adanya pemberlakuan ACFTA ini berdampak positif dan menguntungkan China sendiri. China bebas melakukan ekspor barang-barang ke Indonesia dan bebas pula melakukan investasi besar-besar di Indonesia. Ancaman adanya pemberlakuan ACFTA ini bagi Indonesia adalah 1) diperkirakan akan terjadi penggangguran yang cukup tinggi karena pabrik-pabrik melakukan de-industrialisasi sebagai langkah efisiensi untuk menghadapi kompetitor produk-produk China; 2)  investor-investor Indonesia  akan lebih banyak menanamkan modal di China dibandingkan di Indonesia (capital flight) akibat tidak dapat bersaing, 3) banyak kalangan yang menjadi importer produk-produk China dan 4) diperkirakan akan menimbulkan ketidakstabilan sosial. Bahkan M. Ikhsan Modjo, INDEP Director sudah memperkirakan sekitar 1 juta orang akan kehilangan pekerjaan di Indonesia akibat pemberlakukan ACFTA.

Disisi lain pemberlakuan ACFTA ini membawa peluang dan manfaat bagi Indonesia, yaitu masyarakat memiliki kemampuan untuk membeli produk-produk China yang relatif murah dan lengkap sehingga kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Disamping itu, adanya ACFTA ini mampu menurunkan tingkat inflasi di Indonesia dan memiliki kemudahan untuk melakukan ekspor ke negara China. Namun adanya peluang ini harus dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dengan menyertakan berbagai kebijakan yang melindungi industri-industri nasional, yaitu dengan  memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) kepada seluruh produk China yang masuk ke Indonesia melalui kerjasama antar departemen baik BPOM, Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan dan melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal produksi produk-produk ekspor yang berorientasi Hi-tech sehingga memiliki nilai jual tinggi.

CEO Forum: Bisnis Distribusi dan Transportasi Perishable Goods: Studi Kasus Minyak Kelapa Sawit

(Selasa, 2 Februari 2010), Topik yang diangkat dalam CEO Forum kali adalah “Bisnis Distribusi dan Transportasi Perishable Goods : Studi Kasus Minyak Kelapa Sawit” yang disampaikan oleh Fathan Kamil (President Director PT. Primer Agroindustri Makmur (Primagro) dan President Director PT. Transamudra Usaha Sejahtera (TRUST)), seorang pengusaha yang bergerak di bidang agroindustri dan transportasi. Beliau juga merupakan lulusan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA). Beliau fokus pada bisnis distribusi dan transportasi perishable goods, terutama pada komoditas palm oil terlebih didasarkan pada keyakinannya bahwa palm oil merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki prospek yang cerah ke depan. Pertumbuhan produksi CPO di Indonesia masih relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain dan memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Disamping itu, perkembangan konsumsi CPO juga masih terbuka lebar baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Tentunya, prospek yang cerah pada komoditas CPO memerlukan sistem distribusi dan logistik yang baik. Maka dari itu, beliau membangun perusahaan pelayanan transportasi laut dengan fokus utama untuk kargo pengangkutan produk-produk liquid, termasuk komoditas minyak kelapa sawit, seperti CPO, Olein, Stearin, bahan-bahan kimia liquid (liquid chemicals) dan produk-produk perminyakan (petroleum product).

TRUST telah mengoperasikan lima tanker vessels dengan kapasitas total lebih dari 31.000 metrik ton. Sejauh ini PT. TRUST telah melayani jalur transportasi baik di domestik seperti, Indonesia bagian barat (Bealawan, Batam, Padang, Susoh, Tanjung Priok, Semarang, Pekanbaru, Melabouh, Bengkulu, Panjang, Palembang, Surabaya) dan Indonesia bagian timur (Samarinda, jayapura, Depta, Bitung, Manokwari, Asike, Tanjung Bakau, Palu, Makassar, Buol) maupun Internasional seperti Asia Barat (Pakistan, India Barat); Asia Timur (Srilanka, India Timur, Bangladesh), Asia Tenggara (Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam, Thailand) dan Hongkong.

Dalam bisnis di bidang shipping and logistic tersebut tidak dipungkiri peran value chain (rantai nilai) menjadi sangat penting. Value chain mampu menggambarkan sistem bisnis secara komprehensif dan mampu melihat titik-titik terbaik dalam sebuah sistem bisnis dari setiap lini yang ada sebagai sebuah langkah efisiensi bisnis untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Namun, satu hal yang juga penting dalam membangun bisnis shipping and logistic terletak pada mentality. Karena karakter (mentality) secara sadar maupun tidak sadar akan mampu mempengaruhi eksistensi suatu usaha/bisnis untuk menghadapi kondisi dan tantangan ke depan.

CEO Forum: World Class University: Perspective IPB

(Selasa, 26 Januari 2010), CEO Forum menghadirkan Rektor IPB, yaitu Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc untuk menyampaikan topik “Bagaimana IPB sebagai institusi terkemuka dalam bidang pendidikan tinggi memandang sebuah World Class University?”. CEO forum kali ini dimoderatori langsung oleh Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec yang merupakan Direktur Program Pacasarjana MB-IPB. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, MSc lulus dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB pada tahun 1981. Sejak kembali ke tanah air setelah studi di Jepang selama enam tahun, beliau memperoleh berbagai penugasan dalam manajemen dan kepemimpinan di IPB, hingga mencapai jabatan sekarang menjadi Rektor IPB. Berbagai karya ilmiah beliau telah diterbitkan pada jurnal Environment Control in BiologyInternational Journal of Sanitary Engineering, Jurnal Keteknikan Pertanian dan Jurnal Ilmu Komputer serta karya terbaru yang diterbitkan beliau adalah sebuah buku yang berjudul “Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah : Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan”.

Sebelum memberikan pandangan tentang World Class University, beliau mamaparkan profil IPB secara singkat. IPB memiliki visi menjadiperguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains, serta berkarakter kewirausahaan.  Dalam mewujudkan visi IPB tersebut, misi yang dilakukan IPB adalah 1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif; 2) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; 3) Membangun sisitem managemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efesien, transparan, dan akuntabel dan 4) Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia. Adapun Renstra IPB tahun 2008 mencapai prima organisasi, tahun 2009 mencapai prima transparansi, tahun 2010 mencapai prima akuntabilitas, tahun 2011 mencapai prima akreditasi, tahun 2012 mencapai prima prestasi dan selanjutnya tahun 2013 tercapainya visi IPB. Menurut beliau definisi dari World Class University (WCU) sendiri beragam dan tidak jelas. Berdasarkan kamus WCU is ranking among the foremost in the world; of an international standard of excellence. Berbagai definisi tentang WCU pun dikemukakan oleh beberapa pakar, bahkan oleh lembaga-lembaga pemeringkat, seperti Webometrics, Shanghai Jiao Tong, HEEACT, QS dan lain sebagainya. Namun, berdasarkan berbagai referensi yang ada, beliau berpendapat  bahwa mencapai World Class Universitymencakup 5 (lima) bidang yaitu 1) Arts & Humanities; 2)Engineer & IT; 3) Life Sciences & Biomedicine; 4) Natural Sciences dan 5) Social Science. Nomor 4  dan 5 cukup berkaitan dengan bidang/kompetensi utama IPB yaitu tropical agriculture , ”Ujar Pak Rektor”. Berbagai lembaga mengeluarkan pemeringkatan Universitas baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Akan tetapi IPB memandang pemeringkatan World University Ranking secara proporsional, yaitu tidak mengabaikan sama sekali tetapi juga tidak menjadikan hal itu sebagai sagala-galanya bagi kita. Terpenting IPB mampu mencapai visi ke depan serta mencari dan memberi yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Berbagai Program/Kegiatan yang dilakukan IPB dalam perspektif WCU adalah 1) Pengembangan sistem kerja berbasis penjaminan mutu dan akuntabilitas; 2) Internasionalisasi program panca sarjana melalui penyelenggaraan program internasional, perintisan Dual Degree Program sandwich; 3) Peningkatan kapasitas laboratorium riset, kerjasama riset dengan penilitian luar negri dan penelusutan index Scopus dosen; 4) Peningkatan riset dan publikasi internasional serta peningkatan jumlah jurnal internasional terakreditas; dan 5)Berperan serta dalam program conference & Exhibition QS World University Rankings. Disamping itu, IPB mendorong berbagai jurnal yang berada di lingkungan IPB mencapai akreditasi jurnal internasional dan melakukan inisiasi Pembentukan ”World Class University Network on Agriculture and Life Science” dengan universitas atau perguruan tinggi  berbasis pertanian.

Selamat Wisudawan/Wati Lulusan Doktor Manajemen Bisnis IPB dan MMA IPB

Segenap keluarga MB-IPB mengucapkan Selamat kepada para Lulusan Program Magister Manajemen Agribisnis IPB (MMA-IPB) dan Lulusan Program Doktor Manajemen Bisnis IPB (DMB-IPB) yang akan diwisuda Tahap  II, Tahun 2009/2010 pada tanggal 24 Februari 2010. Semoga wisudawan/wisudawati MMA IPB dan DMB IPB dapat mengabdi bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara serta selamat berkarya.

No Nama Peserta Program DMB
1 Eddi Wahyudi, Dr., ST, MM
2 Dyan Vidyatmoko, Dr. Ir. , M.Sc
No Nama Peserta Program MMA
1 Achmad Sodikin, ST, MM
2 Agustya Hendy Bernadi, SP, MM
3 Anwar A., SP, MM
4 Dharma Fidyansari, S.Pi, MM
5 Dorani Sebayang, S.Hut, MM
6 Edo Duanda Putra, S.Pt, MM
7 Endah Widyastuti, S.Sos, MM
8 Ety Sri Setiyanti, Ir, MM
9 Evy Rismauli Silalahi, S.TP, MM
10 Firman Noviariansyah, S.TP, MM
11 Hanoch Holatila, Ir, MM
12 Helmy Gunawan, S.Si, MM
13 Hendra Saputra, S.Pt, MM
14 Masyithah, S.TP, MM
15 Meithia Pusparatih, S.Sos, MM
16 Muhammad Isnaini Mahulauw, SP,MM
17 Novita Rizkandarie, S.KH, MM
18 Rena Da Frina, SP, MM
19 Rina Purwani, ST, MM
20 Rizkiyana Utami, S.TP, MM
21 Rizky Ellyana Putri, S, MM
22 Ronald Ediyanta Ginting, SE, MM
23 Son Buang Sangadi, ST, MM
24 Suci Muliasih, S.IP, MM
25 Susana Yulita Nansy Rumengan, SP, MM
26 Tiryan Kuderon, S.Pi, MM
27 Yaumil Husna Khair, S.Si, MM
28 Yoyok Ari Rusmiyati, SE, MM
29 Yuri Suryahadi, S.Hut, MM

CEO Forum: Konsep Value Chain dalam Menghasilkan Produk Prima dan Inovatif: Kasus Hortikultura Aeroponik dan Organik Amazing Farm

CEO Forum kali ini menampilkan Danny K. Rusli (Presiden Direktur PT. Momenta Agrikultura) dengan tema “Konsep Value Chain dalam Menghasilkan Produk Prima dan Inovatif : Kasus Hortikultura Aeroponik dan Organik Amazingfarm”. PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan sayur-sayuran yang ditanam  melalui media air dan metode aeroponik yang telah berdiri selama 12 tahun. Ide terjun ke bisnis aeroponik timbul akibat adanya krisis ekonomi yang berimbas pada perusahaan tempatnya bekerja. Ia memutuskan untuk mencari alternatif bisnis yang tidak berimbas pada fluktuasi dolar. Pilihan bisnis yang digelutinya adalah agrobisnis. Pilihan ini pun didasarkan pada latar belakang Pak Danny S-1 pertanian dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Bisnis pertanian hidroponik menjadi pilihan usaha yang digeluti pada bidang pertanian dengan bertani secara modern. Dalam menggeluti bisnis pertanian ini tidak terlepas dalam kegagalan-kegagalan yang dialami. Kegagalan tersebut tidak menyurutkan jiwa kewirausahaan Pak Danny. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Danny selama menekuni bisnis ini, ia berhasil melakukan adaptasi teknologi canggih yang ada pada aeroponik dengan kondisi lokal hingga membuatnya berani terjun dalam pertanian aeroponik. Adapun beberapa alasan memilih pertanian aeroponik adalah Pertama, tumbuhan ini bebas pestisida. Kedua, daya tahannya lebih lama karena dijual dengan akarnya. Ketiga, rasanya lebih enak. Keempat, pembudidayaannya relatif mudah dan masa tanam sampai panen relatif singkat (sekitar sebulan).

Pemilihan jenis tanaman pada bisnis pun ini tidaklah sembarangan. Sebelumnya, dilakukan serangkaian riset dan pengamatan. Ukuran yang menentukan satu tanaman akan dikembangkan adalah seberapa banyak dikonsumsi alias digemari kalangan menengah-atas. Contohnya, selada. Tanaman ini bisa digunakan untuk berbagai santapan. Mulai dari sekadar lalapan sampai pelengkap hamburger. Brand dari tanaman ini pun dinamakan Amazing Farm karena produk yang dihasilkan memang luar biasa (amazing) dengan rasa yang sangat enak, dan renyah. Tentunya, dalam memasarkan produk-produk agribisnis beliau menggunakan 4 (empat) kekuatan yang harus diperhatikan, yaitu 1) commodity dengan memperhatikan pricing (market price); 2) goods dengan memperhatikan packaging (brand); 3) service melalui value added dan  4) experience dengan menciptakan berbagai pengalaman dalam menekuni bisnis ini. Strategi untuk dapat mengembangkan bisnis ini terletak pada pengembangan jaringan, pengembangan produk, strategi kerjasama, kekuatan jaringan dan fokus pada pemasaran produk tersebut.

CEO Forum: Sukses Mulia : Refleksi 2009 dan Menyongsong 2010

Memasuki perkuliahan Tahun 2010, CEO forum menghadirkan Ir. Jamil Azzaini, MM dengan tema “Sukses Mulia : Refleksi 2009 dan Menyongsong Tahun 2010”. Ir Jamil Azzaini adalah salah satu pemilik PT. Kubik Kreasi Sisilain yang bergerak di dunia training dan konsultasi. Beliau dikenal juga sebagai inspirator SuksesMulia. Ia menciptakan ikon baru SuksesMulia yang artinya bahwa kesuksesan saja tidak cukup, kesuksesan juga harus diiringi dengan sikap kemuliaan yang ditunjukkan melalui kepeduliaan dan kemanfaatan terhadap sesama. Beliau juga penulis dari buku Kubik Leadership dan Menyemai Impian Meraih SuksesMulia yang diterbitkan oleh Gramedia dengan predikat best seller. Disamping itu, hal yang paling membanggakan adalah beliau alumni dari Program Magister Manajemen Agribisnis MB-IPB.

Dalam menyongsong tahun 2010, beliau menggunakan salah satu moto dari Albert Einstein yang mengatakan “Hanya orang-orang gila saja yang mengharapkan hasil yang berbeda tetapi masih menggunakan cara-cara yang sama”. Maka dari itu, untuk meraih kesuksesan Mulia terdapat tiga cara, yaitu pertama, tetapkan prestasi terbaik yang anda ingin raih. Prestasi terbaik yang dimaksud adalah prestasi apa yang hendak kita tinggalkan di muka bumi bukan pencapaian-pencapaian yang bersifat materi. Langkah ini dilakukan dengan membuat sebanyak-banyaknya alternatif prestasi terbaik yang akan diraih. Prestasi terbaik itu adalah prestasi tertinggi atau prestasi paling puncak yang ditorehkan selama hidup di muka bumi. John Goddard menuliskan 127 prestasi yang ingin dicapainya dan 109 diantaranya telah berhasil dicapainya. Bahkan, M. Junus pelopor Grameen Bank baru dapat mentorehkan prestasi besar di dunia pada saat 32 tahun sejak dia menuliskan prestasi terbaiknya tersebut. Prestasi terbesar M Junus antara lain 1) 6,6 juta rakyat Bangladesh menerima bantuan dan sebagian besar diantaranya telah hidup mandiri; 2) lebih dari 100 negara mengadopsi sistem yang dikembangkan M. Junus; 3) setiap hari ada 2 (dua) replika Grameen Bank di dunia dan 4) M. Junus memperoleh anugerah nobel perdamaian. Namun, membuat prestasi terbaik tersebut harus ditulis secara spesifik dan mencakup 4-ta yaitu harta, tahta, kata dan cinta.

Langkah kedua adalah menghindari hal-hal negatif. Ketiga, selalu menebar energi positif (Epos). Apabila kita menabung energi positif maka kita akan mendapatkan energi positif tersebut kembali. Beliau menggunakan hukum kekekalan energi untuk merepresentasikan energi positif tersebut. Dimana hukum kekekalan energi menyatakan bahwa jumlah usaha sama dengan hasil usaha. Namun, bila ternyata hasil usaha kita lebih kecil dari jumlah usaha yang kita lakukan, maka hasil usaha yang hilang tersebut masuk sebagai tabungan energi positif dan suatu saat akan kembali kepada kita dalam bentuk yang tidak kita duga sebelumnya. Pesan terakhir dari presentasi ini adalah “Tebarlah Epos…Epos…Epos…dimanapun kita berada maka Harta, Tahta, Kata dan Cinta (4-ta) akan datang kepada Anda untuk menyongsong masa depan yang cerah”, ujar Ir. Jamil Azzaini, MM.

Website MB-IPB Meraih Juara I Lomba Situs Web Unit Kerja IPB Tahun 2009

(Kamis, 7 Januari 2010), Website Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (http://mb.ipb.ac.id) meraih Juara I Lomba Situs Web Unit Kerja IPB Tahun 2009. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Nomor 114/I3.29/HM/2010 Tanggal 7 Januari 2010, yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Lomba dan diketahui oleh Direktur Komunikasi dan Sistem Informasi IPB yang menetapkan pemenang lomba situs web unit kerja Tahun 2009 sebagai berikut :

1 Juara 1 : Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis – MB  (http://mb.ipb.ac.id ) dengan total nilai 90.0
2 Juara 2 : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (http://psp.ipb.ac.id ) dengan total nilai 89.2
3 Juara 3 : Kantor Manajemen Mutu (http://kmm.ipb.ac.id ) dengan total nilai : 86.5
4 Harapan 1 : Departemen Agronomi Dan Hortikultura (http://agrohort.faperta.ipb.ac.id ) dengan total nilai  85.4
5 Harapan 2 : Sekolah Pascasarjana (http://pasca.ipb.ac.id ) dengan total nilai : 85.3
6 Harapan 3 : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (http://itp.fateta.ipb.ac.id ) dengan total nilai : 84.4
7 Website favorit berdasarkan SMS Polling : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (48.42% SMS)

Semoga dengan prestasi ini MB-IPB terus berkarya dalam mengembangkan diri menjadi lembaga pendidikan pascasarjana terdepan dalam bidang manajemen dan bisnis yang berwawasan internasional dan menjadi pusat unggulan (centre of excellence) dalam penelitian, konsultasi dan pelatihan bidang manajemen dan bisnis.

Selamat Tahun Baru 2010

Segenap Keluarga Program Pascasarjana MB-IPB mengucapkan ”Selamat Tahun Baru 2010” kepada Pimpinan IPB,  Pimpinan Fakultas dan Departemen di IPB, Staf Pengajar, Staf Penunjang, Mahasiswa MB-IPB serta seluruh Mitra Kerja (baik pemerintah maupun swasta) yang telah turut berkontribusi dalam pencapaian pengembangan Manajemen dan Bisnis-IPB.

Tahun baru memiliki makna pembaharuan dalam segala bidang agar kehidupan yang dijalani di tahun yang baru lebih baik dari tahun lama yang baru ditinggalkan. Semoga  Tahun Baru ini memberikan semangat baru bagi MB-IPB untuk menjadi lebih maju dan semangat untuk meraih segala impian karena selalu ada harapan baru untuk berubah menjadi lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan barokah-Nya kepada kita semua. Amiiin.

CEO Forum: Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Non Kayu dalam Perspektif Ekonomi

(Selasa, 20 Januari 2009), CEO forum kali ini menghadirkan Ir. Ahmad Fachrodji, MM Direktur Pemasaran Perum Perhutani yang menyampaikan topik tentang “Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Non Kayu dalam Perspektif Ekonomi” dengan studi kasus Perum Perhutani. Tidak dipungkiri produk hasil hutan kayu dan non kayu merupakan produk utama yang masih menjadi andalan dalam peningkatan daya saing ekspor Indonesia. Berdasarkan ringkasan kami, beliau mengutarakan bahwa pada umumnya persepsi para pengusaha tentang hasil hutan berupa kayu merupakan usaha yang menggiurkan pada jangka pendek untuk diusahakan dengan skala industri besar-besaran. Padahal eksploitasi yang berlebihan terhadap hasil hutan kayu sering menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang serius. Terlebih isu lingkungan dan isu pemanasan global meningkatkan kecenderungan tuntutan terhadap green product dan kecenderungan tuntutan bahwa hutan sebagai life support system perlu dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, kini saatnya hasil hutan non kayu harus dikembangkan karena pada prinsipnya bagaimana kita dapat memanfaatkan hasil hutan tanpa melakukan ekploitasi hutan atau tanpa ada penebangan, tetapi masih dapat menghasilkan barang dan jasa dari hutan yang secara ekonomi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, “ujar fachrodji”. Banyak produk-produk non kayu yang bernilai tinggi dan memegang peranan penting dalam menghasilkan devisa serta menyerap tenaga kerja, bahkan diminati pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti produk gondorukem (Gum Rosin) dan terpentin (Terpentine Oil).

Beliau mengemukakan bahwa salah satu pemanfaatan produk-produk hasil hutan non kayu yang akan menjadi andalan penghasilan di masa depan adalah pengelolaan wisata alam (ecotourism). Perum Perhutani telah mengelola kawasan wisata alam seperti Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Ciwidey dan Karang Nini Pangandaran (di Jawa Barat), kawasan wisata Batu Raden dan Grojogan Sewu (di Jawa Tengah) dan kawasan wisata Coban Rondo dan Tanjung Papuma (di Jawa Timur). Walaupun secara finansial untuk saat ini peranan pengelolaan kawasan ini masih relatif kecil, namun bila dihitung secara ekonomi tentu kawasan-kawasan wisata alam tersebut telah membantu masyarakat sekitar dalam meningkatkan taraf hidupnya. Beliau mengharapkan peran hasil hutan non kayu akan terus meningkat dengan target kontribusi lebih dari 50% dari total penghasilan perusahaan pada tahun 2010.