CEO Forum: Building Positioning-Differentiation-Brand towards Branded Service Quality

(Ruang Mahoni MB-IPB, 16/8/11), CEO Forum menghadirkan Chief Executive Officer Frontliner Indonesia, Leonnard Ong, MBA. MComm. CIM ( UK ) dengan topik Building Positioning-Differentiation-Brand Towards Branded Service Quality. Tidak dapat dipungkiri mempertahankan pelanggan merupakan kebutuhan yang sangat mutlak bagi setiap perusahaan, salah satu strategi yang banyak digunakan adalah dengan menjaga atau meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan. Service quality menjadi faktor penting untuk menjaga dan mempertahankan pelanggan ditengah situasi persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam service quality terdiri dari empat tingkatan 1) delighted services dimana pada tingkat ini kualitas pelayanan yang diberikan melebihi harapan pelanggan; 2) desired services, pada tingkat ini terdapat standar pelayanan yang diberikan kepada pelanggan; 3) zone of tolerance, dimana mampu melayani respon pelanggan; 4) adequate sevices merupakan tingkat minimal kualitas layanan yang masih dapat diterima oleh pelanggan; dan 5) unadequate service, yaitu kualitas layanan yang tidak dapat diterima oleh pelanggan.

Sementara, dimensi dari service quality terdiri menjadi  lima komponen, yaitu realibility yakni mengukur kemampuan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan secara konsisten dan akurat; assurance, yakni mengukur knowledge, kompetensi dan sikap dari karyawan, juga kemampuan mereka dalam menciptakan trust dan keyakinan dari pelanggan; tangibles, yakni mengukur bentuk dan gambaran fisik yang mewakili brandempathy, yakni mengukur tingkat perhatian dan kepedulian terhadap pelanggan; dan responsiveness, yakni mengukur seberapa besar kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat. Dengan memperhatikan faktor service quality diharapkan kualitas dapat menghasilkan laba yang meningkat dan menekan biaya bahkan menghasilkan laba bisnis yang nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan.

CEO Forum: Kesiapan SDM Indonesia dalam Pelaksanaan Integrasi Logistik ASEAN 2013

(Ruang Mahoni MB-IPB, 9/8/11), Ir. Hoetomo Lembito, MBA (Presiden Direktur PT. United Total Support) hadir dalam CEO Forum MB IPB yang menyampaikan topik tentang “KesiapanSDM Indonesia dalam Pelaksanaan Integrasi Logistik ASEAN 2013”. Tidak dipungkiri tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah integrasi logistik ASEAN tahun 2013, integrasi pasar ASEAN tahun 2015 dan integrasi pasar global tahun 2020. Sementara, permasalahan dihadapi logistik nasional dilihat dari sisi infrastruktur yaitu belum memadainya dukungan infrastruktur baik dari segi kuantitas maupun kualitas diantaranya belum ada “hub port”,belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien Infrastruktur logistik nasional (pelabuhan, bandara, stasiun, pergudangan, dsb.) dan belum efektifnya intermodal transportasi & interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan, pergudangan dan transportasi. Disamping itu, dari sisi Sumberdaya Manusia masih menunjukkan rendahnya  kompetensi  SDM dan Manajemen dalam bidang logistik karena minimnya pula Lembaga Pendidikan  dan Pelatihan Bidang Logistik serta disadari juga dari sisi kelembagaan masih rendahnya Koordinasi Lintas Sektoral dan belum ada kelembagaan yang menjadi integrator kegiatan.

Dengan kondisi tersebut, tentunya diperlukan sebuah konsep Pengembangan SDM Logistik Nasional. Adapun konsep pengembangan SDM bidang logistik nasional yang diutarakan oleh Presiden Direktur PT. United Total Support ini adalah menerapkan sistem sertifikasi logistik Nasional yang meliputi semua level (Operation, Managerial dan Executive), mengurangi ketergantungan terhadap sertifikasi international dengan memasukkan beberapa faktor yang menjadi ciri khas Indonesia, ijin Usaha Logistik dikaitkan dengan sertifikasi logistik nasional di bidang SDM, insentif bagi perusahaan yang memberikan pelatihan logistik bagi karyawannya serta dibukanya Jurusan Logistik di SMK, D3, S1, S2, S3 yang didukung oleh Kemendiknas. Dengan adanya Liberalisasi Logistik ASEAN 2013 perlu diambil langkah cepat dan tepat dalam meningkatkan profesionalisme SDM Logistik, disamping itu perlu sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah – Akademisi – Pengusaha – Asosiasi.

MB-IPB Buka Puasa Bersama

(MB-IPB, 13/08/2011), bertepat pada tanggal 13 ramadhan 1432 H, MB-IPB menyelenggarakan buka puasa bersama dalam rangka meningkatkan silaturahmi antar citivitas dan akademika berserta keluarga MB-IPB. Pada acara buka bersama ini tidak hanya dihadiri oleh Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc, selaku Direktur MB-IPB, juga dihadiri oleh Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc., Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Komunikasi IPB, serta staf pengajar MB-IPB. Tausiyah buka puasa bersama kali ini diisi oleh Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MS yang merupakan ketua umum BAZNAS. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa momentum ramadhan merupakan momentum yang tepat dijadikan sebagai sebuah institusi perbaikan diri. Manusia dapat dikatakan unggul dalam melakukan ibadah puasa bila memenuhi lima hal berikut : (Q.S Al-Imron : 17), pertama, sabar dalam melakukan perintah dan larangan Allah maupun Rasul-Nya; kedua, Jujur; ketiga, disiplin dalam beribadah dan dalam berbagai hal; keempat, senang beinfak bagaimana pun kondisinya dan kelima, Istigfar di sepertiga malam terakhir. Dalam sesi terakhir beliau mengingatkan agar para hadirin dapat instropeksi diri untuk menjadi pribadi yang unggul dalam ramadhan kali ini. Tidak lupa, dalam rangakain acara buka bersama tersebut, MB-IPB juga memberikan santunan 24 paket kepada anak yatim dari yayasan panti asuhan Ar-Ruhama yang secara simbolis diberikan oleh   Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng. dan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc.

CEO Forum: Perkembangan Makroekonomi Indonesia dan Outlook 2012

(Ruang Mahoni MB-IPB, 2/8/11) CEO Forum MB-IPB kembali menghadirkan Avilliani, SE, M.Si (Komisaris Independen Bank BRI/ Ekonom INDEF) yang menyampaikan topik ”Perkembangan Makroekonomi Indonesia dan Outlook 2012“. Pemulihan ekonomi dunia dihadapkan pada beberapa tantangan, yaitu bagi negara maju tantangan yang dihadapi berupa belum pulihnya sektor konsumsi, dan perumahaan di AS dan masalah pengangguran dan inflasi, lambatnya konsolidasi fiskal, serta menyebarnya dampak krisis fiskal ke negara inti di Uni Eropa, Sedangkan tantangan bagi emerging market terletak pada masalah inflasi dan overheating perekonomian, menurunnya pengaruh stimulus fiskal dan ancaman sudden reversal karena tingginya inflasi.

Perkembangan ekonomi Indonesia sendiri 2011:1 yaitu terlihat bahwa struktur ekonomi baik dari sisi permintaan dan penawaran belum banyak berubah dari periode-periode sebelumnya. Distribusi pembentukan PDB pun masih berpola yang sama, dengan dominasi Jawa. Sisi permintaan ditandai dengan dominasi sektor konsumsi, sedangkan sisi penawaran masih bertumpu pada sektor tradable(dari sisi pertumbuhan didominasi oleh sektor pengangkutan dan telekomunikasi). Sementara, pertumbuhan ekonomi di patok 6,5 persen. Terpenting dari itu, pertumbuhan yang diharapkan harus inklusif, bukan eksklusif. Struktur PDB Indonesia dari sisi permintaan masih ditopang oleh sektor konsumsi (sekitar 58 persen); konsumsi pemerintah relatif rendah (9 persen); Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB (25 persen); sisanya eskpor dan impor. Perbaikan kinerja ekspor bukan karena usaha pengolahan bahan mentah tetapi lebih kepada kenaikan harga komoditas pasar dunia. Dari sisi penawaran, digambarkan oleh struktur ekonomi yang tidak mendorong upaya-upaya penurunan pengangguran dan kemiskinan. Kinerja sektor tradable semakin memburuk, baik dari pangsa terhadap PDB, pertumbuhan, pembiayaan.

Peluang yang dapat diambil bagi Indonesia sendiri ditengah situasi perkembangan ekonomi tersebut, antara lain kepercayaan terhadap Indonesia meningkat dimana 1) Indonesia semakin diakui peran dan kiprahnya di dunia internasional, seperti APEC, G-20, ASEAN dan berbagai kerjasama bilateral yang sifatnya komprehensif; 2) berbagai institusi pemeringkatan internasional meningkatkan Indonesia’s Sovereignty Rating; 3) UNCTAD (2009) menetapkan Indonesia sebagai 1 dari 10 negara dengan daya tarik terbesar untuk FDI 2010 – 2011; 4) berbagai lembaga riset terkemuka memperkirakan Indonesia akan menjadi macan ekonomi dunia baru; 5) World Economic Forum menaikkan peringkat daya saing Indonesia untuk tahun 2010-2011 menjadi 44 dari peringkat 54 pada periode sebelumnya; 6) The Economist edisi bulan Desember 2010 menyatakan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru, new emerging economy; dan 7) Majalah politik Foreign Policy menyebutkan Indonesia akan menjadi super power demokrasi dunia (World’s Democratic Superpower) dalam beberapa tahun ke depan.

CEO Forum: “Implementasi Manajemen dan Kepemimpinan Strategik pada Perusahaan Multi Nasional: Suatu Pengalaman Praktis”

(Ruang mahoni MB-IPB, 26 Juli 2010), CEO Forum MB-IPB kali ini menghadirkan Dr.Ir. Handry Satriago, MM (President PT. GE Indonesia) dengan menyampikan topik mengenai “Implementasi Manajemen dan Kepemimpinan Strategik pada Perusahaan Multinasional: Suatu Pengalaman Praktis”. Tidak dapat dipungkiri, leadership merupakan elemen penting dalam kinerja sebuah perusahaan global yang selalu mengembangkan pemimpin-pemimpinnya untuk menjalankan operasinya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dr. Handry Satriago menduduki posisi sebagai pemimpin termuda dalam jajaran top eksekutif GE global, sekaligus jebolan perguruan tinggi lokal pertama yang didaulat sebagai komandan GE di Tanah Air

GE adalah perusahaan teknologi, media, dan jasa finansial yang beroperasi di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia, sejak 1940. Dengan beragam lini produk dan jasa antara lain mesin pesawat terbang, lokomotif, pembangkit tenaga listrik, finansial, pencitraan medi, siaran televisi, juga pemurnian air, GE dengan teknologi dan kapabilitasnya memberi solusi bagi berbagai masalah terberat yang dihadapi dunia. Beberapa usaha dari GE Indonesia, diantaranya : 1) GE menguasai 80 persen penerbangan (mesin pesawat) didunia, di Indonesia Garuda Indonesia, Lion Air; 2) GE peralatan kesehatan USG dll, di Indonesia 352 yang merupakan produk GE; 3) GE transportation, diesel lokomotif 350 lokomotif merupak produk GE; 4) GE energi, 30% di Indonesia di suplai oleh GE. Dari beberapa usaha tersebut dapat dipastikan consumer GE di indonesia : maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia dan Lion Air, PLN, Pertamina, dan PT Kereta Api.

Dalam perkembangan dunia global seperti saat ini, kompetisi global mengarah pada dunia informasi, bisnis, teknologi dan mobilisasi yang semakin meningkat dan berkembang cepat. Dengan adanya kompetisi global tersebut maka pentingnya membangun keunggulan bersaing. Dr. Handry Satriagomengungkapkan terdapat dua prinsip utama dalam membangun kompetisi global tersebut seperti yang diutarakan Porter, yaitu melakukan cost leadership ataupun differensiasi. Keunggulan bersaing mampu menciptakan penemuan baru untuk menghadapi kompetisi global yang semakin ketat. Keunggulan bersaing ini juga yang mengahdirkan CEO-CEO yang handal di masa depan.

BRI Sebagai Bank Sehat, Kuat dan Tumbuh Berkesinambungan

(Ruang mahoni MB-IPB, 12 Juli 2011), CEO Forum kali ini menghadirkan Susy Liestiowaty (Kepala Divisi Analisis Resiko Kredit Bank BRI) yang memaparkan tentang “BRI sebagai bank sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan”. Upaya yang dilakukan BRI untuk menjadi bank yang sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan adalah melalui sistem kelembagaan yang baik dan kuat dengan Direktorat-direktorat yang dimiliki BRI. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat-direktorat yang terdapat di BRI antara lain : 1) Direktorat MSDM; 2) Direktorat Bisnis UMKM; 3) Direktorat Jaringan dan Layanan; 4) Direktorat Konsumer BRI. Pada Direktorat MSDM, BRI berupaya selalu menjadi mitra manajemen dan pekerja dalam rangka membentuk SDM BRI yang profesional, produktif dan sejahtera dengan membangun kompetensi Pekerja melalui Sistem MSDM yang  terintegrasi dan komprehensif dan membangun lingkungan kerja yang kondusif dan kompetitif bagi Pekerja. Terkait dengan Direktorat UMKM, BRI sendiri tetap mempertahankan citranya sebagai perbankan yang terkemuka fokus dengan bisnis UKM. Tentunya visi tersebut harus dapat diimplementasi melalui berbagai misi yang ditetapkan, yaitu 1) mempertahankan Portofolio UMKM minimal 80%; 2) tetap Leading disektor mikro; 3) mengembangkan portofolio UMKM yang sehat dan memberikan kontribusi terbesar laba perusahaan; 4) menciptakan sinergi antar stakeholder dan 5) peduli pada masyarakat dan lingkungan.

 Direktorat Jaringan dan Layanan berupaya memiliki jaringan kerja terluas yang dekat dengan nasabah dan produktif dengan kualitas layanan terbaik. Adapun strategi untuk mencapai tujuan tersebut melalui perluasan jaringan Kanca, KCP, Kantor Kas, BRI Unit, Teras dan e-channel yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat sesuai potensi bisnis dan meningkatkan kualitas layanan pada setiap jaringan distribusi untuk menjadi bank terbaik di Indonesia. Untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen BRI pula, BRI membentuk Direktorat Konsumer BRI dengan visi  “Menjadi salah satu market leader (top 5) consumer banking dengan mutu layanan terbaik”. Hal ini dapat diwujudkan dengan empat misi yang dilakukan BRI yaitu 1)memberikan fasilitas perbankan terkini dan lengkap untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah; 2) mengoptimalkan kekuatan BRI dalam jaringan, basis nasabah, dan  loyalitas nasabah; 3) menjalankan bisnis consumer banking yang aman, terpercaya dan inovatif serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; dan 4) memiliki komitmen kuat untuk menciptakan services dan kepuasan nasabah.

CEO Forum: “Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM”

(Ruang Mahoni MB-IPB, 5/07/11) CEO Forum kali ini mengangkat topik tentang “Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM” yang disampaikan oleh Ir. Eri Purnomohadi, MM (Ketua Umum Himpunan Pengusaha Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas). Tidak dipungkiri BBM merupakan salah satu kebutuhan dasar di negeri ini sehingga tak ayal, kemunculan seputar opsi pembatasan BBM bersubsidi dan estimasi besaran subsidinya menimbulkan polemik tersendiri di pasar perdagangan Tanah Air, sehingga sulit melepaskan dirinya dari sorotan beragam media massa di Indonesia sampai sekarang.

Akar permasalahan dari  pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian adalah disparitas harga antar jenis BBM tinggi, akibatnya menimbulkan penyalahgunaan dan BBM adalah disparitas harga antar jenis BBM tinggi, akibatnya menimbulkan penyalahgunaan dan penyelundupan BBM, kebijakan yang perlu diambil adalah mempercepat penyesuaian harga bbm sesuai keekonomiannya (harga pasar) serta meningkatkan pengawasan. Disamping itu, perlu adanya upaya ekstra dalam mengawasi penyaluran BBM bersubsidi agar tepat sasaran sehingga tidak menimbulkan polemik yang Kuncinya pengaturan dengan closed system atau sistem distribusi tertutup dengan sistem yang komprehensif agar BBM bersubsidi tidak bisa dijualbelikan secara bebas kepada siapa saja. Adapun saran/tindakan dalam pengelolaam BBM di negara kita yaitu, membangun kilang baru sesuai kebutuhan berkepanjangan. Kuncinya pengaturan dengan closed system atau sistem distribusi tertutup dengan sistem yang komprehensif agar BBM bersubsidi tidak bisa dijualbelikan secara bebas kepada siapa saja. Adapun saran/tindakan dalam pengelolaam BBM di negara kita yaitu, membangun kilang baru sesuai kebutuhan, perlu perbaikan sistem pembayaran subsidi, mempercepat peran Badan Usaha lain yang telah mendapatkan Izin Usaha, membangun Depo yang baru, membangun dermaga dengan kapasitas yang memadai, perlu diatur lokasi depo dan dermaga yang terintegrasi, dibangun jaringan distribusi melalui pipa, membangun armada tanki nasional, memperbaiki sistem distribusi secara menyeluruh, membangun jaringan distribusi, gerakan hemat energi dan diversifikasi energi.

CEO & Entrepreneurial Development Forum: “Pengembangan Entrepreneurship : Suatu Pengalaman di PTPN XII”

(Mahoni MB-IPB, 05/03/2011), Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-IPB menyelenggarakan CEO & Entrepreneurial Development Forum yang disampaikan oleh Ir. Nurhidayat, MM, Direktur Utama PTPN XII. Pada kesempatan ini, Nurhidayat menyampaikan materi dengan topik “Pengembangan Entrepreneurship: Suatu Pengalaman di PTPN XII” dengan dimoderatori oleh Ir. Dudi S. Hendrawan, MM selaku Manajer Divisi Kerjasama dan Pengembangan Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).

PTPN (PT. Perkebunan Nusantara) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang komoditas pertanian seperti kelapa sawit, karet, aneka tanaman, gula, tembakau dan lain-lain. Saat ini terdapat 14 PTPN yang lokasinya tersebar di Indonesia. PTPN 12 sendiri terletak di wilayah Jawa Timur. Sebelumnya terdapat 32 PTPN di Indonesia kemudian tahun 1996 ada merger, penggabungan-penggabungan PTPN, menjadi PTPN 1 sampai 14. PTPN 12 merupakan penggabungan dari PTPN 23, 26 dan 29 yang kebetulan berlokasi di Jawa Timur dengan komoditi utama kopi, cokelat, teh dan karet.

Pada tahun 2007, PTPN 12 menyadari bahwa apabila hanya mengandalkan upaya-upaya untuk meningkatkan efektivitas operasional, seperti upaya peningkatan produksi, produktivitas dan berusaha menjual dengan lebih baik untuk mendapatkan laba yang lebih bagus maka sulit bagi PTPN 12 untuk memperoleh pendapatan atau laba tambahan yang bisa menjaga kesinambungan usaha. Oleh karena itu, PTPN 12 menyadari harus melakukan sesuatu berupa pemetaan, analisa manajemen strategis, analisis SWOT, analisis eksternal dan internal untuk menyusun strategi baru dalam rangka transformasi bisnis atau lompatan perolehan laba.

Pada presentasinya, Nurhidayat menyampaikan beberapa problematika struktural perusahaan yang dihadapi oleh PTPN 12  yaitu 1) problem keuangan seperti kebocoran operasional yang kontinu dan bunga modal tinggi; 2) problem operasional seperti produktivitas rendah dan lini produksi lemah; 3) problem manajemen seperti manajemen tidak efektif dan inefisiensi. PTPN 12 menyadari hal pertama yang harus disentuh dalam perbaikan ini adalah sumber daya manusia (SDM).

Nurhidayat juga memaparkan 3 elemen dari keunggulan bisnis yang terdiri atas 1) pelaku bisnis; 2) lembaga bisnis; dan 3) proses bisnis. Elemen pelaku bisnis terkait dengan manusia termasuk kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan adversity, kepemimpinan dan penguasaan bisnis. Di akhir presentasi, Nurhidayat menyatakan bahwa 3 hal penting dalam entrepreneurship adalah 1) Menciptakan peluang; 2) Melakukan inovasi produk; 3) Berani mengambil resiko yang terukur.

CEO & Entrepreneurial Development Forum: Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan di Indonesia

(Mahoni MB-IPB, 4/26/2011), Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-IPB menyelenggarakan CEO & Entrepreneurial Development Forum yang disampaikan oleh Anton J. Supit, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GAPPI)/Komisaris Utama Sierad Produce. Pada kesempatan ini, Anton J. Supit menyampaikan materi dengan topik “Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan di Indonesia” dengan dimoderatori oleh Ir. Yudi Setiadi, MM selaku Manajer Divisi Akademik dan Kemahasiswaan Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).

Saat ini, setelah perang dingin, pandangan dunia tertuju pada kekuatan ekonomi, orang berlomba-lomba mengembangkan ekonomi. Belajar dari bangsa-bangsa timur seperti Jepang dan Korea bahwa bangsa yang sukses adalah bangsa niaga. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus mengubah paradigma menjadi bangsa niaga bukan bangsa siaga.

Mengenai daya saing, Anton J. Supit mengutip teori Michael Porter yaitu Diamond Model. Beliau mengatakan bahwa untuk mempunyai daya saing internasional, ada 4 faktor yang sangat penting, yaitu 1) Factor conditions; 2) Demand conditions; 3) Related and Supporting Industries dan 4) Firm StrategyStructure and Rivalry. Selain itu harus ada kesempatan dan peraturan pemerintah yang memegang peranan penting.

Pemerintah memegang peranan yang sangat penting termasuk pada komoditas peternakan. Peternakan, terutama ayam, sangat rentan terhadap faktor eksternal. Apapun usaha biosecurity yang telah dilakukan seperti membuat pagar disekitar peternakan ayam, apabila peraturan biosecuritymengenai tata ruang tidak ditaati maka akan menjadi masalah. Saat ini, virus AI (Avian Influenza) semakin berkembang dan mengglobal sehingga ia bisa muncul dimana-mana termasuk di Jepang yang sangat disiplin.

Di Indonesia, belum ada aturan yang jelas. Pemerintah hanya memiliki panduan dari Menteri Pertanian bahwa jarak breeding farm dengan penduduk itu sekitar 1 km. Tetapi karena ini bukan Undang-undang dan tidak sanksi sehingga peternak seenaknya saja memelihara ayam tanpa memperhatikan biosecurity. Berbeda dengan di Thailand, pemerintahnya memiliki Undang-undang yang jelas. Apabila terjadi satu penyakit di suatu daerah, unggas atau ayam yang akan keluar dari daerah tersebut akan diperiksa dulu oleh dinas setempat baru boleh keluar. Anton J. Supit juga menyatakan bahwa peluang usaha di bidang peternakan sangat besar. Selain itu peternakan juga memberikan sumbangan kepada kualitas SDM.

CEO & Entrepreneurial Development Forum: “Striving to Supremacy in Retail Banking Industry”

(Mahoni MB-IPB, 4/19/2011), Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-IPB menyelenggarakan CEO & Entrepreneurial Development Forum yang disampaikan oleh Ventje Rahardjo, Direktur Utama BRI Syariah. Pada kesempatan ini, Ventje Rahardjo menyampaikan materi tentang elemen-elemen kunci dalam membangun sebuah retail bankingdengan dimoderatori oleh Dr. Ir. Azam Achsani, MS selaku Direktur Administrasi, Keuangan dan SDM Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis-Institut Pertanian Bogor (MB-IPB).

Retail banking memiliki banyak definisi, salah satunya adalah berdasarkan Bank Indonesia yang menyebutkan bahwa retail banking adalah bank yang melayani pinjaman kecil dan menengah (UKM) sampai dengan Rp. 50 Miliar. Sedangkan BRI Syariah mengklaim dirinya sebagai retail banking yang melayani pinjaman kecil dan menengah (UKM) sampai dengan Rp. 5 Miliar.

Elemen-elemen kunci dalam membangun retail banking adalah 1) Performance-oriented corporate leadership; 2) Sophisticated marketing and sales; 3) Differentiated and efficient distribution; 4) Cost efficient processes & IT; dan 5) Superior credit policy and skills. Kelima elemen tersebut dibutuhkan untuk membangun excellence in retail banking.

Hal-hal yang termasuk dalam elemen pertama performance-oriented corporate leadership antara lain visi dan strategi, kepemimpinan manajemen level atas serta struktur organisasi. Hal-hal yang termasuk dalam elemen kedua sophisticated marketing and sales antara lain segmentasi, harga, budaya penjualan dan budaya pelayanan. Hal-hal yang termasuk dalam elemen ketiga differentiated and efficient distribution antara lain brand capacity managementdevelopment of future channelsdan multi channel management. Hal-hal yang termasuk dalam elemen keempat cost efficient processes & IT antara lain separation of front and back officeprocess design for key products dan IT portfolio/software development. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam elemen kelima superior credit policy and skills antara lain kebijakan mengenai budaya pembiayaan, portofolio pembiayaan dan risk-based pricing.

Dirut BRI Syariah yang sebelumnya pernah bekerja di beberapa bank konvensional ini juga memaparkan bahwa bank syariah adalah berbasis pada keimanan dan tanggung jawab sosial masyarakat. Bank syariah adalah berbasis keimanan karena hal tersebut yang mendasari model pembiayaannya, operasionalnya, moral dan nilai etika dari staf, manajemen, dewan direktur dan pemegang sahamnnya. Selain itu, beliau juga menampilkan tayangan beberapa iklan mengenai BRI Syariah di sela-sela presentasi.