Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H

Segenap Keluarga Program Pascasarjana MB-IPB mengucapkan ”Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H” kepada Pimpinan IPB,  Pimpinan Fakultas dan Departemen di IPB, Staf Pengajar, Staf Penunjang, Mahasiswa MB-IPB serta seluruh Mitra Kerja (baik pemerintah maupun swasta) yang telah turut berkontribusi dalam pencapaian pengembangan Manajemen dan Bisnis-IPB. Dengan hadirnya kembali Hari Raya Idul Adha ini memberikan sarat makna yang mendalam tentang kesetiakawanan, ukhuwwah, pengorbanan dan mendahulukan kepentingan serta kemaslahatan orang lain. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan barokah-Nya kepada kita semua. Amiiin.

MB-IPB Menjuarai SME* Business Model Competition

Tim Program pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB berhasil menjuarai SME* Business Model Competition yang diadakan oleh Prasetya Mulya Business School (PMBS) bekerjasama dengan Bank Central Asia (BCA) bertempat di Prasetiya Mulya Business School (19/10/12), kompetisi tersebut berkaitan tentang pengembangan model bisnis yang baik untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), berserta memberikan solusi strategis mengenai proposisi pemasaran, branding dan model bisnis.

Dalam kompetisi tersebut  Tim MB-IPB terdiri atas Berto Mulia Wibawa, Melissa Rustandi dan Deysi Natalia. Selamat Kepada  Tim MB-IPB yang telah berhasil meraih Juara I SME* Business Model Competition. Selamat atas prestasi yang diraih Tim MB-IPB dan semoga prestasi yang telah diraih dapat dipertahankan pada kompetisi-kompetisi ilmiah nasional berikutnya.

*) Small-Medium Enterprise

CEO Forum : Turn Around sebuah Perusahaan Dhuafa Kasus PT. Mitra Kerinci

(Ruang Mahoni, 16/10/2012), CEO Forum menghadirkan Bapak Agung P. Murdanoto, Ph.D (Chief Executive Officer, PT. Mitra Kerinci), dengan mengangkat topik terkait “Turn Around Sebuah Perusahaan Dhuafa Kasus PT. Mitra Kerinci”. Acara CEO Forum ini  langsung dimoderatori oleh Ir. Yudi Setiadi, MM (manajer Divisi Akademik MB-IPB).

Dalam kesempatannya Bapak Agung P. Murdanoto menyampaikan berbagai pengalaman dalam merintis suatu perusahaan maupun dalam berkarier di dunia kerja. Dengan perjalanan karier tersebut beliau dipercayakan menjabat Chief Executive Officer di PT. Mitra Kerinci yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam Tea leaf plantation and processing. Teh merupakan salah satu komoditas perkebunan penyumbang devisa negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Teh sebagai komoditas penyumbang devisa mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi negara. Dengan mempertimbangkan peranan strategis tersebut selayaknya industri teh nasional dapat berkembang dan menjadi komoditas unggulan.

Perkembangan industri teh tersebut membuat perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam Tea leaf plantation and processing harus dapat bersaing, baik secara nasional maupun internasional. PT.Mitra Kerinci memiliki keunggulan diantaranya memiliki 1.481 ha dengan 80 % lahan memiliki  topografi relatif rata dan ditunjang dengan SDM yang mampu melakukan pemetikan secara manual, dengan gunting petik dan mesin petik.  Sebagai gambaran daya saing agroindustri (Tea) nasionalAgung P. Murdanoto, Ph.D menjelaskan bahwa pada tahun 2009 Indonesia menghasilkan 140,000 tons di bawah Vietnam 160,000 tons, dengan tingkat konsumsi 70.000 ton. Semakin berkembangnya industri ini berdampak positif terhadap World Tea Auction Price Trends yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kebun yang ada, berdasarkan Web Kementerian Pertanian & Data Ditjen Perkebunan(2011), Agung P. Murdanoto menjelaskan bahwa terjadi penurunan area perkebunan. Hal tersebut sangat disayangkan dimana Jabar menyumbangkan 78% dari luas area kebun teh nasional. Dengan menurunnya area tersebut maka berdampak menurunnya jumlah produksi teh nasional.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan “menaikkan volume produksi, mendorong kenaikan demand dalam negeri, sekaligus mendorong kenaikan demand luar negeri”, ungkap Chief Executive Officer di PT. Mitra Kerinci tersebut. Beliau juga memperingatkan Penurunan kinerja industri teh nasional bila tidak diselamatkan akan diisi oleh teh Impor sehingga akan mengganggu perkembangan maupun kelangsungan industri agro Indonesia khusunya teh.

Dengan masalah tersebut PT. Mitra Kerinci menyusun strategi peningkatan kualitas maupun kuantitas untuk menyampai sasaran finansial maupun operasional dengan didukung program kerja yang memadai, ungkap  Agung dalam CEO Forum saat itu.

CEO Forum “Pemasaran Hijau melalui Inovasi”

(Ruang Mahoni, 9/10/2012), CEO Forum menghadirkan Dr. Ir. Judianto Hassan, MM (Direktur Operasi/ Pemasaran PT. Energy Management Indonesia (Persero)) dengan  mengangkat Topik “Pemasaran Hijau Melalui Inovasi”. Hal itu disampaikan karena Pemasaran Hijau yang semakin menjadi kebutuhan dalam dunia bisnis baik nasional maupun internasional. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan kenapa atau alasan green marketing itu perlu dan penting untuk tidak hanya dipahami namun harus dilakuakan. Konsep green marketing ini terbentuk terkait dengan pemanasan global yang sudah terjadi saat ini, hal tersebut bekaitan dengan perubahan iklim dan isu lingkungan lain dunia. Sehingga salah satu cara  untuk menjaga lingkungan ini adalah maka mengalakan dengan “Green Konsumerisme” dan menghimbau untuk perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan.

Secara singkat Direktur Operasi/Pemasaran PT. Energy Management Indonesia menjelaskan green marketing Atau dikenal sebagai Pemasaran  Hijau, Ekologi Pemasaran atau Eco-Pemasaran. Dalam  istilah sederhana mengacu pada proses menjual produk dan / atau jasa berdasarkan manfaat lingkungan mereka (konsumen), Seperti produk ramah lingkungan itu sendiri atau diproduksi dan / atau dikemas dengan cara ramah lingkungan. Dalam prakteknya pemasaran hijau yang dilakukan oleh banyak perusahaan sangat beragam karena batasan tentang apa yang disebut hijau juga sangat luas. Pada intinya pemasaran hijau harus menjaga kelestarian lingkungan hidup dimana perusahaan harus menggunakan bahan yang tidak merusak lingkungan dalam setiap tahapan kegiatan produksi yang dilakukan. Jadi apa yang disebut pemasaran hijau mencakup banyak aspek sebelum produk itu ditawarkan kepada konsumen sebagai produk hijau.

The American Marketing Association (AMA) mendefinisiskan bahwa green marketing memiliki 3 difinisi khusus yaitu (retailing definition) The marketing of products that are presumed to be environmentally safe. (social marketing definition) The development and marketing of products designed to minimize negative effects on the physical environment or to improve its quality. (environment definition) The efforts by organizations to produce, promote, package, and reclaim products in a manner that is sensitive or responsive to ecological concerns.

Dengan dasar  hal itu Perusahaan yang menggunakan pemasaran hijau harus memastikan bahwa kegiatan mereka tidak menyesatkan  kepada konsumen atau industri, dan tidak melanggar salah satu peraturan atau undang-undang yang berhubungan dengan pemasaran lingkungan. syatat pemasaran hijau meliputi Clearly state environmental benefits; Explain environmental characteristics; Explain how benefits are achieved; Ensure comparative differences are justified; Ensure negative factors are taken into consideration; and Only use meaningful terms and pictures.

Kreatif dan Inovatif ala Tim Magister Bisnis IPB

Berdiri sejak 1991, Magister Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB)—dulu bernama Magister Manajemen Agribisnis IPB—kini menjadi salah satu sekolah bisnis terkemuka di Tanah Air. Ini dibuktikan oleh sederet prestasi yang diraihnya, antara lain menempati peringkat pertama sebagai Sekolah Bisnis terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2012, peringkat ketiga se-Asia Tenggara, dan peringkat ke-100 sedunia.

Tim Magister Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB-IPB)

Pencapaian tersebut tak lepas dari upaya pembenahan yang dilakukan MB-IPB sejak 2005 lalu. Dikomandani Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc selaku Direktur Program Pascasarjana, MB-IPB mengganti posisi manager yang selama ini diisi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan tim kependidikan—yang notabene tahu betul tentang kebutuhan dunia pendidikan.

Menurut Arief, ada empat divisi yang menjadi pusat produksi dari aktivitas dan inovasi MB-IPB. Keempat divisi itu adalah Divisi Pemasaran dengan manajer Ir. Tri Yudi Widayanti, MM; Divisi Perencanaan dan SDM dengan manajer Lidia Tri Putri, SS, MM; Divisi Akademik dan Kemahasiswaan dengan manajer Ir. Yudi Setiadi, MM; Divisi Penelitian, Pengembangan, dan Kemitraan dengan manager DR. Dudi S. Hendrawan, MM.

Langkah berikutnya adalah mengganti logo MB-IPB dengan menggandeng pakar branding Daniel Surya dan menciptakan tagline “Creating Excel People from The Excellence Place.” Dengan tagline itu, kata Arief, tim MB-IPB memegang prinsip Excel—Excellence, Commitment, Entrepreneurship, dan Leadership. “Selain itu, kami ingin menciptakan MB-IPB berkonsep marketing modern,” katanya.

Manajer Divisi Pemasaran Ir. Tri Yudi Widayanti, MM menambahkan bahwa beragam kampanye komunikasi dan pemasaran pun dibuat lebih progresif dan variatif. Mulai dari beriklan di radio, bekerja sama dengan sejumlah media massa, hingga aktivasi rutin. Bahkan, Tim MB-IPB pun tak segan-segan berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Indonesia dan luar negeri untuk mencari benchmark sekaligus insight.

Kekompakan Tim MB-IPB, diakui Yanti, demikian Tri Widayanti biasa disapa, tak lepas dari prinsip sekaligus budaya kerja ARIEF yang telah ditanamkan di setiap individu tim. ARIEF adalah kependekan dari Adoptability, Responsibility, Integrity, Empowering, dan Fairness.

“Di sini, kami merasakan sekali rasa kekeluargaan. Interaksi antar anggota tim, termasuk dengan atasan pun cair. Kami bebas mengemukakan pendapat maupun ide. Bahkan, kapan pun kami butuh berkoordinasi maupun berdiskusi, kami bisa lakukan lewat grup BBM (Blackberry Messenger)—yang difasilitasi kantor. Dengan demikian, keputusan dapat diambil dengan cepat,” cerita Yanti.

sumber: http://mix.co.id/people/team/kreatif-dan-inovatif-ala-tim-magister-bisnis-ipb/