Gandeng MB-IPB, BTPN Wisuda Nasabah Mikro

Gandeng MB-IPB, BTPN Wisuda Nasabah Mikro

Program pendampingan pemberdayaan meningkatkon kapasitas nasabah

Bogor, 17 Desember 2014 – Sebagai bank yang fokus dan konsisten menggarap segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass morket), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) meyakini nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas hidup mereka.

Untuk mewujudkan itu, BTPN mengimplementasikan sebuah program pendampingan dan pemberdayaan nasabah yang disebut Daya. DAYA adalah program peiatihan yang dilakukan secara terukur dan berkelanjutan di seluruh kantor cabang BTPN. Daya memiliki tiga pilar program, yaitu Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha, dan Daya Tumbuh Komunitas. Daya diterapkan pada seluruh unit bisnis BTPN, yaitu BTPN Purna Bakti, BTPN Mitra Usaha Rakyat dan BTPN Sinaya. Daya juga diterapkan pada anak usaha BTPN Syariah. Penerima manfaat Daya adalah seluruh nasabah BTPN yang meliputi para pensiunan, pelaku UMKM, serta komunitas pra-sejahtera produktif.

Guna meningkatkan kualitas Program Daya, BTPN menggandeng Manajemen Bisnis lnstitut Pertanian Bogor (MB-IPB) untuk ikut menyusun berbagai macam kurikulum modul pelatihan yang dibutuhkan nasabah.

Salah satu bentuk apresiasi kepada Nasabah BTPN yang telah mengikuti seluruh modul Daya, pada hari ini BTPN dan IPB kembali melakukan wisuda nasabah mikro. “Tahun ini, total nasabah BTPN yang telah menuntaskan modul Daya mencapai 10.000 nasabah. Kami melakukan wisuda secara simbolis untuk 300 nasabah di empat kota. Wisuda ini bentuk apresiasi kami atas kesungguhan nasabah mengikuti berbagai pelatihan,” kata Mulia Salim, Direktur BTPN.

Proses wisuda telah diiakukan kepada 50 nasabah di Palembang (8 Desember 2014), SO nasabah di Banjarmasin (10 Desember 2014), 50 nasabah di Semarang (11 Desember 2014). Hari ini (17/12), proses wisuda dilakukan kepada 150 nasabah di Bogor.

BTPN dan MB-IPB meyakini implementasi program Daya dapat meningkatkan kapasitas usaha nasabah. Program ini juga efektif mengatasi hambatan yang dihadapi para pelaku usaha mikro. Berdasarkan hasil penelitian MB-IPB, pelaku UMK mengalami beberapa tantangan dalam mengembangkan usaha mereka.

“Pertama, pelaku UMK cenderung belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial. Kedua, kurangnya pengetahuan akan pemasaran, produksi dan quality control, keuangan dan akuntansi. Hal ini disebabkan oleh minimnya kesempatan untukmengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya – akses pendididan dan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas usaha,” papar Arief Daryanto, Direktur program pascasarjana Manajemen dan Bisnis, lnstitut Pertanian Bogor (MB-IPB).

Tentang BTPN 

BTPN memfokuskan diri untuk melayani dan memberdayakan segmen mass market, yang terdiri dari para pensiunan serta pelaku usaha mikro & kecil. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan mass market yang terukur dan berkelanjutan, BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik. Per September 2014 aset BTPN mencapai Rp 71,7 triliun, meningkat sebesar 8% (year on year/yoy). Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,6%, yang merupakan salah satu CAR tertinggi di sektor perbankan Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
Eny Yuliati
Corporate Communications Head
PT BankTabungan Pensiunan Nasional Tbk
Telp: 021 – 30026200
Email: eny.yuliati@btpn.com atau corporate.communications@btpn.com

Tiga Perguruan Tinggi Buka Magister Manajemen Pendidikan Tinggi

Tiga perguruan tinggi yakni Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) sebagai mandat dari Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI).

“Universitas Indonesia (UI) juga mendapat mandat  serupa, namun hingga kini belum membuka,” ungkap Ketua Program Studi  MMPT UGM, Prof.  Dr. Ir. Sahid Susanto, MS di dampingi sekretarisnya Dr-Ing. Ir. Singgih Hawibowo saat menerima kunjungan mahasiswa MMPT-Manajemen dan Bisnis (MB), Sekolah Pascasarjana IPB Angkatan EK16.

Lebih lanjut Prof. Sahid mengatakan,  MMPT bertujuan menyiapkan sumberdaya manusia berderajat magister yang memiliki kompetensi di bidang manajemen pendidikan tinggi dan mampu meningkatkan kapabilitasnya sebagai pelaku, manajer atau regulator/birokrat dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi profesional.

“Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman, program MMPT dan doktor MPT sudah diselenggarakan sejak tahun 1950-an. Di Indonesia baru empat tahun terakhir. Rencana ke depannya selain MMPT, DIKTI juga akan membuka kelas doktor Manajemen Pendidikan Tinggi. Peserta MMPT ini lebih dikhususkan untuk tenaga kependidikan di pendidikan tinggi,” kata Prof. Sahid. Menurut Prof. Sahid pula, Program Studi MMPT UGM sudah membuka untuk empat angkatan, sementara MMPT-MB IPB baru tiga angkatan.

Sekarang melalui program Higher Education Leadership and Management (HELM), Unites Stated  (USAID) bekerjasama dengan DIKTI menggelar HELM Course Program 2014 dalam bentuk blended learning berbasis online dan webinar bagi lima perguruan tinggi penyelenggara MMPT, yakni tiga perguruan tinggi di atas ditambah Universitas Negeri Jakarta  (UNJ) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Pada tahun 2015 nanti  masing-masing perguruan tinggi Indonesia penyelenggara MMPT akan mengirimkan dua perwakilannya untuk studi banding selama enam bulan di Amerika,” jelas Prof. Sahid.

Asisten Direktur Bidang Sumberdaya dan Keuangan MB IPB, Dr. Ir. Idqan Fahmi, M.Ec dalam sambutannya mengatakan, kunjungan mahasiswa MMPT-MB IPB Angkatan EK16 ini dalam rangka studi banding  tentang manajemen perguruan tinggi khususnya penyelenggaraan MMPT, jaminan mutu dan pemasaran UGM.

“Kami ingin mengetahui lebih dalam pengelolaan UGM terkait tiga hal tersebut. Sebagai informasi mahasiswa MMPT IPB EK 16  atau angkatan kedua ini berasal dari berbagai latar belakang diantaranya Universitas Tadulako, Universitas Andalas, Direktorat Pendidikan Tinggi, Kopertis dan IPB,” kata Dr. Idqan.

Sebelumnya, mahasiswa MMPT-MB IPB Angkatan EK16  diterima hangat dan berdiskusi dengan Direktur Akademik UGM, Dr.Agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih, Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Prof. Dr. Kusminarto dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat UGM, Wijayanti, M.Sc.(ris)

sumber: http://news.ipb.ac.id/news/id