105494253_145975957104226_3985740247765642408_n

Business Talks Series #7: Coping Behavior Individu dan Keluarga Terhadap Pandemi COVID 19

Bogor, 29 Juni 2020 — Sekolah Bisnis IPB University (SB-IPB) kembali menyelenggarakan Business Talk Series (BTS) edisi ketujuh pada hari Senin (29/6). SB-IPB berkolaborasi dengan Fakultas Ekologi Manusia IPB University (FEMA IPB) berkesempatan menjadi host Webinar Series kelima yang diadakan Asian Association for Consumer Interest and Marketing (AACIM) yang bekerja sama dengan London School of Public Relation (LSPR), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), STIE Perbanas, dan BPKN. Webinar ini mengangkat topik “Coping Behavior Individu dan Keluarga Terhadap Pandemi Covid-19”.

Dalam webinar ini diundang lima pembicara, yaitu (1) Ir. Yahya Agung Kuntadi, MM memaparkan perihal Quo Vadis The Rational Thinking in Covid19 Pandemic (2) Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc berbicara tentang membentuk karakter SDM di era TUNA (3) Dr. Megawati Simanjuntak,

SP, M.Si mengangkat topik mengenai Strategi Coping Keluarga Indonesia Menghadapi Pandemik Covid-19 (4) Prof. Dr. Ir. Yosini Deliana, MS menjelaskan tentang Pergeseran Pola Belanja Konsumen di Masa Pandemi Covid-19; dan (5) Dr. Yudha Heryawan Asnawi, MM yang menutup sesi webinar dengan pembahasan terkait Fakta Sosial di Masa Pandemi Covid-19 dari sudut pandang etika dan bisnis.

Webinar dibuka oleh pembawa acara dari Mahasiswa S1 SB IPB yaitu Neldo dan Maria Jacklyn tepat pukul 08.30 WIB. Acara dimulai dengan menampilkan video profil Sekolah Bisnis, FEMA, dan AACIM lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, sambutan oleh Prof. Dr. Noer Azam Achsani, MS selaku Dekan SB IPB dan Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc selaku Presiden AACIM. Setelahnya, webinar diambil alih oleh Moderator yaitu Hanif dan Fitry Primadona. Satu persatu pembicara diberikan kesempatan selama sepuluh menit untuk memaparkan materinya masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang diisi dengan beberapa pertanyaan dari peserta pada masing-masing sesi. 

Ir. Yahya Agung Kuntadi, MM mengatakan bahwa alur pikiran yang dimiliki oleh manusia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu rasional dan emosional. Pikiran rasional bersandar pada logika dalam menanggapi fenomena yang dianalisis dengan proses tertentu dan tertata sementara pikiran emosional bertumpu pada perasaan yang dianalisis secara cepat dan tidak ada aturan bakunya. Pemikiran rasional dibutuhkan manusia untuk membuat suatu keputusan di tengah kondisi yang tidak pasti seperti halnya pada kondisi saat ini di masa pandemi Covid-19.

Selanjutnya, Dr. Ir. Dwi Hastuti berfokus pada dampak psikis yang dialami keluarga yang juga dihasilkan oleh pandemi Covid-19. “Solusi untuk menghadapi era baru adalah bagaimana membuat lingkungan bebas dari stres dan mencoba memanajemen hal tersebut, menstimulasi otak dengan hormon bahagia, relaksasi dengan aktivitas motorik yang ringan, juga mengonsumsi makanan yang baik. Selanjutnya, penting juga membangun emosi positif dan menciptakan sumber-sumber kebahagiaan dalam keluarga karena emosi adalah energi berkomunikasi, menyebarkan energi positif di sekitar kehidupan keluarga dan masyarakat.” Ungkapnya.

 Megawati Simanjuntak SP, M.Si menyampaikan bahwa kelurga merupakan unit terkecil yang terdampak covid-19, utamanya dari kondisi ekonomi atau sisi pendapatan. Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak tenaga kerja yang dirumahkan atau PHK. “Berdasarkan data dari SEMRU Research Institute pada terjadi peningkatan persentase keluarga miskin di Indonesia akibat pandemi Covid-19 dari 8,2% menjadi 15,4%, selain itu perasaan keluarga juga menunjukkan hasil semakin buruk. Oleh sebab itu, setiap keluarga harus melakukan coping strategy dengan cara membatasi pengeluaran dan menambah aliran pendapatan” Ujarnya.

Prof. Dr. Ir. Yosini Deliana, MS mengatakan bahwa pergeseran pola belanja disebabkan oleh perekonomian yang terganggu akibat adanya PHK. “Pola belanja berbagai tipe konsumen saat pandemi ini dapat dilihat dari aspek pendapatan, produk yang dibeli, cara belanja, dan fokus barang yang dibeli. Antar generasi pun memiliki preferensi masing-masing. Namun, ada hal-hal yang tidak berubah di era baru misalnya harus ada experiential value, keinginan memperoleh harga yang fair, dan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan.” Jelasnya.

Sementara itu, Dr. Yudha Heryawan Asnawi mengatakan bahwa virtual market yang semakin meluas menyebabkan terjadinya market deconstruction yang mengalami pergeseran dari voluntary exchange menjadi ambiguity exchange, sehingga menciptakan coercive market atau “pasar yang dipaksakan” dan power reinforcement yang menekan resiliensi konsumen. Oleh karena itu, diperlukan aturan atau lembaga yang menjaga moral dan etika pada bisnis yang memenuhi tiga hal yaitu mendukung eksistensi manusia, sistem sosial, dan space of live. Webinar berakhir pada pukul 11.30 dengan closing statement dari Prof Ujang Sumarwan selaku presiden AACIM. (Faa/FK)

104529916_764506954086574_194313257580260926_n

Business Talk Series #6 : Strategi Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Penanganan Pandemi COVID 19

Bogor, 27 Juni 2020 — Sekolah Bisnis, IPB University (SB-IPB) kembali menyelenggarakan webinar Business Talk Series (BTS) edisi keenam pada Sabtu (27/6). Bekerjasama dengan Kementrian Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan, webinar mengusung tema “Solusi Perekonomian Penanganan Pandemi Covid-19 Menghadapi Tantangan Akuntabilitas, Fleksibilitas, Kecepatan, dan Risiko Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional”. Webinar berlangsung melalui ruang meeting virtual zoom dan live streaming melalui akun Youtube Sekolah Bisnis IPB.

Business Talk Series edisi keenam menghadirkan tiga narasumber, di antaranya 1) Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, PhD menyampaikan topik mengenai Strategi dan Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Penanganan Pandemi Covid-19; 2) Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, PhD berbicara tentang dukungan BI untuk Pemulihan Ekonomi Nasional dan APBN; dan 3) Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, Dr. Joko Agus Pramono menyampaikan topik tentang Strategi Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dalam Penanganan Pandemi COVID-19. Rektor IPB, Prof Dr Arif Satria, SP, MSi memberikan sambutan sekaligus membuka webinar business talk series secara resmi. Dekan SB IPB, Prof Dr Ir Noer Azam Achsani bertindak sebagai moderator. Webinar dibuka oleh Zahraa Zaahirah Abidin, SBns selaku pembawa acara pada pukul 13.00 WIB, dihadiri oleh berbagai stakeholder yang terdiri dari para mitra, dosen, mahasiswa, alumni, dan masyarakat umum yang berprofesi sebagai pebisnis, eksekutif, politisi, birokrat maupun NGO.

Dinamika pandemi covid-19 di dunia menyebar secara cepat dan luas dalam waktu yang singkat menciptakan krisis kesehatan dengan belum ditemukannya vaksin, obat, serta keterbatasan alat dan tenaga medis. Pandemi ini membawa efek domino terhadap aspek sosial, ekonomi, dan keuangan. Berhentinya aktivitas ekonomi berdampak pada penyerapan tenaga kerja, kegiatan konsumsi, investasi, dan ekspor-impor.

Sri Mulyani Indrawati, PhD mengatakan bahwa “Perlambatan terjadi pada seluruh komponen yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga hanya tumbuh 2,97% pada kuartal 1 tahun 2020. Pertumbuhan sektoral pada sektor-sektor utama penopang perekonomian nasional juga mengalami perlambatan, sektor primer yang terdiri dari pertanian dan pertambangan hanya tumbuh 0,18%, sektor sekunder yang terdiri dari manufaktur, konstruksi, listrik, gas, dan air tumbuh 2,38%, dan sektor tersier yang terdiri dari perdagangan, infokom, transport dan gudang, jasa keuangan dan asuransi, serta jasa-jasa lainnya.” 

“Pendapatan negara dan belanja negara juga mengalami pertumbuhan negatif dibanding tahun lalu, sedangkan belanja negara, sedangkan defisit mengalami peningkatan secara nominal maupun rasio terhadap PDB lebih tinggi dibanding tiga tahun terakhir. Anggaran biaya penanganan covid-19 untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, dunia usaha, dan pemda mencapai defisit Rp695,20 Triliun.” lanjutnya.

Dari sisi kebijakan moneter dan operasi moneter, Bank Indonesia memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi nasional dan APBN melalui kewenangan BI yang diatur dalam UU No 2 Tahun 2020 tentang penetapan perppu nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan Covid-19 dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan menjadi UU. “Bauran kebijakan Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi nasional dalam penanganan covid-19 dilakukan melalui enam aspek diantaranya (1) penurunan suku bunga; (2) stabilisasi nilai tukar rupiah; (3) pasar uang dan valuta asing; (4) pelonggaran likuiditas; (5) pelonggaran makroprudensial; dan (6) sistem pembayaran” Ujar Perry Warjiyo, PhD selaku Gubernur BI.

Selanjutnya Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Dr Joko Agus Pramono mengatakan bahwa peran BPK dalam penanganan Covid-19 di Indonesia yakni memastikan accountability for All yang tepat, transparan, akuntabel dan patuh pada ketentuan kondisi darurat. Selanjutnya, sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif. Prof Azam selaku moderator melontarkan beberapa pertanyaan yang dirangkum dari berbagai pertanyaan peserta webinar yang disampaikan melalui ruang chat di aplikasi Zoom maupun Youtube. Acara webinar ditutup dengan close statement dari Prof Arif Satria selaku rektor IPB University sebelum dikembalikan ke pembawa acara. Di akhir, peserta webinar merespon positif kegiatan business talk series.(FK)

DSJGKJSDG

Seminar Nasional HA SB-IPB

Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB University menyelenggarakan Seminar Nasional setiap hari Jumat melalui Zoom Meetings pukul 09.00 – 10.30 WIB pada bulan Juni 2020, jumlah partisipan yang mengikuti diskusi ini sebanyak 50-200 orang. Tujuan dari diselenggarakannya seminar diskusi ini adalah untuk memperluas pengetahuan serta membahas isu isu aktual dan sarana silaturahmi berbagai stakeholder. Seminar diskusi ini diselenggarakan mulai dari bulan Mei, pada bulan Juni diselenggarakan sebanyak 4 kali.

Hari Jumat 05 Juni 2020 diselenggarakan diskusi keenam yang mengundang narasumber Dr. Ir. Sri Hartono, MM, CMA, CHRA. Beliau merupakan CEO BMS Group, CEO PT. Catur Pilar Jaya, Sekretaris Jenderal AACIM dan dosen Pascasarjana UMB Jakarta. Seminar ini dimoderatori oleh Muhammad Harun Al Rasyid, STP, MM. Diskusi kelima ini mengangkat tema “Tips and Tricks Tantangan Marketers di Era New Normal”, hal yang dibahas mengenai perubahan karena adanya pandemi Covid-19 yang memberikan dampak pada perubahan perilaku konsumen, daya beli masyarakat, sistem distribusi, variasi produk, akses terhadap informasi, dan juga isu harga. Selain itu diskusi kali ini membahas mengenai 9 langkah survive di era New Normal diantaranya mengoptimalisasi media sosial dan tetap terhubung dengan pelanggan, memastikan Brand yang paling tanggap, memberikan layanan terbaik, membangun kesan yang mendalam dan tips penting yang lainnya.

Tema yang diusung pada diskusi ketujuh himpunan alumni Sekolah Bisnis IPB University tanggal 12 Juni 2020 yaitu “Memprakirakan dampak New Normal terhadap Kesehatan Masyarakat dan Perekonomian”. Materi diskusi dipaparkan oleh Narasumber Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec. Beliau menyampaikan pada saat era normal ekonomi berada dalam keseimbangan lalu adanya shock atau guncangan pandemi Covid-19 membuat ekonomi menjadi tidak seimbang sehingga harus melakukan penyesuaian, ada beberapa pilihan diantaranya diserahkan saja “ke alam” untuk melakukan (Herd Immunity) atau menerapkan intervensi/ kebijakan pemerintah; mengatasi sumber goncangan dan mengatasi dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan sumber goncangan.

Diskusi minggu selanjutnya pada 19 Juni 2020. Tema yang diusung adalah “ Enterprise Risk Management” dengan Narasumber Laksamana Madya (Purn) TNI Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc dan Moderator Resista Vikaliana, S.Si, MM. Enterprise Risk Management (ERM) adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha, baik risiko kredit, risiko operasional, maupun risiko-risiko lainnya dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan. ERM ini akan bermanfaat bagi perusahaan di era New Normal agar perusahaan bisa bertahan hidup dan tetap berkembang maju. Diskusi kesembilan pada 26 Juni 2020, Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB mengundang Narasumber Dr. Sufrin Hannan, EPC. dan Moderator Zahraa Zahira mengusung tema diskusi “Passion dan purpose Pasca Pandemi; sebuah pendekatan Coaching”, Ada 3 poin pembahasan pada diskusi kali ini yaitu Pandemi dan Perubahan Strategi “Leader”, memahami dan mengembangkan passion dan purpose, serta pendekatan Coaching. Diskusi Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB University ini akan berlanjut pada bulan berikutnya, diharapkan dari adanya diskusi ini sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yaitu menambah pengetahuan terhadap isu-isu aktual dan kebijaksanaan dalam menyikapi hal–hal tertentu.

104306053_110405820596867_2639641236926911433_n

Seleksi Program Doktor (S3) Periode 1 tahun 2020

Sekolah Bisnis IPB University telah melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa Program Doktor Manajemen dan Bisnis Periode 1 Tahun 2020 pada tanggal 19-20 Juni 2020. Seleksi yang dilaksanakan berupa wawancara yang dilakukan oleh para calon mahasiswa untuk mempresentasikan rencana proposal disertasi yang telah dibuat serta menjelaskan latar belakang, motivasi kuat dan target pencapaian yang ingin diraih jika mengikuti Program Doktor Manajemen dan Bisnis SB-IPB University.

Seleksi kali ini cukup berbeda karena wawancara dilakukan secara online melalui Zoom Clouds Meeting. Hal ini karena masih menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang masih perlu menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan persiapan yang memadai antara calon mahasiswa dengan panitia seleksi serta evaluator yang terdiri dari para Dosen dan Guru Besar SB-IPB dan Pascasarjana IPB, maka seleksi penerimaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adanya kemudahan teknologi mendukung agenda SB-IPB tetap berjalan seperti biasa.

Sekolah Bisnis IPB University membuka penerimaan Program Doktor Manajemen dan Bisnis sebanyak dua kali dalam setahun. Sementara perkuliahan akan dimulai ketika penerimaan periode dua selesai yaitu pada bulan Agustus mendatang. Pendaftaran juga dilakukan secara online melalui laman www. admisi.ipb.ac.id. SB-IPB sedang membuka penerimaan Program Doktor Manajemen dan Bisnis Periode II Tahun 2020 dengan batas akhir pendaftaran pada 15 Agustus 2020. 

pajak

Pelatihan Brevet Pajak AB SB IPB

Kebanyakan orang mengenal pajak hanya untuk memenuhi kewajibannya kepada negara, tanpa memiliki pengetahuan yang cukup apakah sudah benar sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk memahami pajak yang kita bayarkan, kita harus memahami secara komprehensif dari aspek hukum perpajakan, dasar pengenaan pajak, penetapan perpajakan, sengketa perpajakan, serta hak dan kewajiban wajib pajak.

Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, SB IPB menggagas Pelatihan AB Tax Brevet yang diadakan setiap hari Sabtu. Pelatihan ini mencakup 18 pertemuan yang berlangsung sejak 30 November 2019 hingga 11 April 2020. Dengan mengikuti Training AB Tax Brevet, manfaat yang didapat peserta adalah sebagai berikut:

1. Sertifikat Pelatihan Pajak Brevet AB akan menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan
2. Mempercepat ketrampilan analisa pajak sehingga memudahkan pekerjaan, khususnya yang
menduduki posisi akuntansi dan pajak
3. Bagi manajer, pemahaman ilmu perpajakan akan memudahkan mereka untuk mengontrol dan
memeriksa pekerjaan karyawan mereka terkait dengan perpajakan
4. Menciptakan staf pajak yang terampil
5. Persiapan mengikuti Sertifikasi Konsultan Pajak, baik untuk kepentingan pribadi maupun perusahaan
dibutuhkan saat ini
6. Memberikan pengetahuan teknis tentang pelaporan dan penghitungan pajak

Materi yang disampaikan pada Training AB Tax Brevet meliputi: KUP, PBB, BPHTB, BM, PPh Pot / Put, PPN, OP PPh, PPh Badan, Akuntansi Perpajakan, dan e-SPT. Pelatihan disampaikan dengan menggunakan teori dan praktek metode pembelajaran, diperkaya dengan diskusi, kasus, dan latihan soal. Praktisi yang kompeten, berpengalaman, dan konsultan pajak bersertifikat (BKP) mendukung penyampaian materi pembelajaran dengan baik. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan fasilitas berupa coffee break, bekal makan siang, modul dan sertifikat bagi para peserta.

Pelatihan Brevet Pajak AB berisi berbagai tanggapan positif dari para peserta. Puti Gaisani, peserta program Magister SB IPB mengatakan bahwa selama menempuh studi Brevet SB IPB sangat menyenangkan, apalagi para guru asyik dan menambah wawasan tentang perpajakan. Rachmat Ramadhan, peserta dari Universitas Pancasila juga menyampaikan bahwa pelaksanaan diklat ini baik, panitia sigap, dan fasilitas yang ada sangat mendukung pembelajaran. Peserta Diklat Brevet Pajak AB terdiri dari: berbagai latar belakang, seperti wirausaha, pegawai swasta, baik sarjana maupun pascasarjana lulusan IPB dan non IPB. Begitu banyak minat publik terhadap pelatihan ini, bahkan sebelum pelatihan berakhir, sudah ada puluhan calon peserta yang sudah mendaftar untuk pelatihan sesi selanjutnya. Admin Pelatihan Brevet Pajak AB ini merupakan mahasiswa angkatan R62 Program Studi Magister Manajemen dan Bisnis SB-IPB. Kegiatan ini memberikan pengalaman bagi kelas R62 untuk mengimplementasikan ilmu dari perkuliahan ke dalam praktek nyata seperti bagaimana strategi pemasaran, pengelolaan SDM dalam organisasi, pengelolaan keuangan dalam kegiatan bisnis dan proses administrasi lainnya. Dalam prosesnya, R62 Class juga mendapatkan pengalaman berupa tantangan dan cara mencari solusi atas tantangan tersebut dalam suatu aktivitas bisnis.

Kegiatan Kelas R62 ini juga didukung oleh pimpinan, dosen dan sivitas akademika Sekolah Bisnis IPB sehingga Pelatihan AB Tax Brevet dapat berjalan dengan lancar. Hasil bersih dari kegiatan Pelatihan Brevet Pajak AB sebagian digunakan untuk sumbangan kemanusiaan terkait pandemi Covid-19 yang saat ini sedang berlangsung dan sebagian lainnya digunakan untuk mendukung kegiatan akademik Kelas R62. Semoga kegiatan Training Tax Brevet AB ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya dan membawa manfaat bagi peserta diklat, SB IPB dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

103398596_316345472700588_8165166327391983059_n

CEO Talk & Entrepreneurial Development Forum : Building Leader’s Resilience During and Post Covid-19

Bapak Dr. Ir. Yunus Triyonggo, MM., CAHRI yang merupakan HR & GA Director PT Bridgestone Tire Indonesia menjadi narasumber pada kelas Kapita Selekta Manajemen Bisnis (KSMB) angkatan E70 pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2020 pukul 10.30-12.00 WIB. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian IPB University, Magister (S2) Manajemen Universitas Diponegoro dan Doktor (S3) Manajemen dan Bisnis dari SB-IPB University. Beliau telah bekerja di berbagai perusahaan papan atas seperti Indofood, Sampoerna, Unilever, dan Nestle. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan materi “Building Leaders Resilience during and post Covid-19”.

Narasumber menyampaikan fakta-fakta mengenai kondisi saat wabah Covid-19 seperti pengangguran yang meningkat, GDP yang menurun, serta pertumbuhan ekonomi yang cenderung menurun di seluruh dunia. Terdapat beberapa sektor bisnis yang terpuruk tetapi juga terdapat sektor bisnis yang berkembang dalam masa pandemi. Hal tersebut menuntut para pelaku bisnis untuk mampu menghadapi tantangan tersebut untuk tetap bertahan dan beradaptasi melakukan transformasi.

Resilience atau ketahanan adalah kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi keadaan yang menantang (challenging circumstances). Lalu, siapakah yang dimaksud resilience leaders? Resilience leaders have (1) the ability to cope with disruption, changes in direction and adversity, without engaging in dysfunctional behavior, dan (2) the ability to adapt under immense pressure, all whilst maintaining their high energy, and continuing to instill confidence in their employees and customers. Untuk membangun resilience leaders, seorang pemimpin perlu memiliki karakteristik self-leading, physical well-being, supportive networks, coping skills, flexibility of thought, dan positive attitude.

Terdapat 6 tips untuk yang dapat dilaksanakan dengan tim untuk tetap bertahan: (1) have an informal check-in daily, (2) communicate and then communicate some more, (3) spread the word around when good things happen, (4) keep feedback lines open, (5) be aware of specific challenges faced by all, dan (6) be patient. Sebagai contoh terdapat beberapa kasus perusahaan yang merespon cepat terhadap pandemi Covid-19 seperti Ibu Nurhayati Subakat dari PT Paragon Technology and Innovation yang memberikan bantuan alat kesehatan dan alat pelindung diri, Bapak Garibaldi Thahir dari PT Adaro Energy Tbk yang menginisiasi untuk bersama-sama, bersinergi dengan semua pihak dalam mengatasi dan mempercepat penanggulangan Covid-19, Bapak Chairul Tanjung dari CT Corp yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk pembangunan bangsal Health Care Unit (HCU) dan ICU di RS Airlangga Surabaya. Para pelaku bisnis dituntut beradaptasi dengan melakukan transformasi dalam bisnis mereka.

Setelah pemaparan materi, mahasiswa aktif berdiskusi dan sharing pengalaman pada masa pandemi Covid-19. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengambil peluang dengan mengembangkan usaha pest-control melalui desinfektan ruangan dan hand-sanitizer, ada juga yang bertransformasi dengan memproduksi masker. Resilience leaders dituntut untuk bergerak cepat (speed), agility to change, dan melakukan PDCA yang siklus atau perputarannya lebih cepat. Terima kasih banyak Pak Yunus, semoga bisa datang ke SB-IPB secara langsung di lain kesempatan.

102430843_262463028430748_2028811347134591327_n

GET TO KNOW SB-IPB : How to Become Bachelor of Business with Deep Talk Concept

Sekolah Bisnis IPB University bekerjasama dengan BEM SB-IPB telah melaksanakan kegiatan bertema “GET TO KNOW SB-IPB : How to Become Bachelor of Business”. Kegiatan ini dilaksanakan secara online pada tanggal 13 Juni 2020 melalui Zoom Clouds Meeting. Kegiatan ini dilaksanakan dengan konsep Deep Talk. Sesuai dengan temanya, kegiatan ini bertujuan untuk mengenali lebih jauh tentang Program Studi Sarjana Bisnis IPB University. Peserta dari kegiatan ini terdiri dari siswa/i SMA sederajat, Guru Bimbingan Konseling (BK), maupun orangtua siswa. Kegiatan ini diikuti oleh peserta umum maupun yang diundang khusus oleh SB-IPB. Hadir sebagai moderator adalah Ketua Komisi Admisi dan Humas SB-IPB (Andina Oktariani SE, M.Si). Penyampaian terkait Program Studi Sarjana Bisnis IPB University oleh Dekan Sekolah Bisnis IPB university (Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, MS), sementara informasi terkait jalur masuk Program Studi Sarjana Bisnis IPB University disampaikan oleh Kasubdit Penerimaan dan Registrasi Mahasiswa Baru IPB University (Dr. Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si).

 Peserta pada kegiatan melaksanakan diskusi dengan interaktif karena antusias dengan penjelasan yang disajikan terkait program studi Sarjana Bisnis. Beberapa diantaranya merupakan peserta yang memang ingin masuk Program Studi Sarjana Bisnis IPB University melalui berbagai jalur yang disediakan IPB University. Melihat antusiasme peserta, Get to Know SB-IPB sesi kedua akan segera rilis. Hal ini bisa menjadi wadah bagi siswa/i, guru maupun orang tua untuk mengetahui secara detail tentang Program Studi Sarjana Bisnis IPB University. Bagaimana menjadi Sarjana Bisnis dan apa yang perlu disiapkan untuk dapat bergabung dengan Sarjana Bisnis IPB University.

SB IPB

Persiapan New Normal: Protokol Kesehatan SB-IPB

IPB University secara resmi menerbitkan surat edaran mengenai penetapan awal tahun akademik 2020/2021 serta penyelenggaraan kegiatan akademik dan kemahasiswaan pada 10 Juni 2020. Dengan surat edaran tersebut, Prof. Dr. Arif Satria, M.Si. selaku rektor menerapkan kegiatan akademik di IPB University dalam Tatanan New Normal. Pada surat edaran sebelumnya, pimpinan IPB University memutuskan untuk melonggarkan secara bertahap pembatasan masuk kampus IPB (Partially Close Down) sejak 30 Mei 2020 dengan protokol kerja pada situasi kenormalan baru (new normal).

Kegiatan belajar dan bekerja di rumah tetap dijalankan secara online atau metode non tatap muka lainnya, namun setiap unit kerja IPB (termasuk SB-IPB) telah menerapkan penugasan staf untuk piket di setiap hari kerja. Hal ini membuat SB-IPB mempersiapkan protokol kesehatan yang memadai untuk mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan oleh IPB University.

Beberapa protokol kesehatan dalam tatanan new normal yang telah diterapkan oleh SB-IPB adalah protokol masuk kampus dengan mengecek suhu oleh petugas keamanan, memberikan rambu-rambu peringatan untuk menerapkan social/physical distancing baik pada saat masuk kampus maupun pada spot lobby dan pelayanan di kampus, menyediakan hand sanitizer pada setiap sudut kampus, memfasilitasi staf maupun dosen SB-IPB dengan membagikan masker dan face shield, sosialisasi aturan staf atau dosen yang kurang sehat untuk Work From Home serta tetap meminimalkan adanya pelayanan maupun agenda tatap muka dengan memaksimalkan teknologi maupun admin online.

WhatsApp Image 2020-06-09 at 15.12.21

Strategi Ketahanan Pangan di Era New Normal Pandemi Covid 19

Jakarta, 9 Juni 2020—Badan Keahlian DPR RI dan Sekolah Bisnis IPB University (SB-IPB) bekerja sama mengadakan Webinar yang mengusung topik “Strategi Ketahanan Pangan di Era New Normal Pandemi Covid 19” pada Selasa (9/6), membahas mengenai pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Februari 2020 telah berdampak pada berbagai sektor, salah satunya sektor pertanian karena merupakan sektor yang melakukan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar masyarakat seperti kebutuhan pangan yang meliputi pertanian pangan, ternak, sayuran dan buah buahan, serta perkebunan. Sektor pertanian menjadi sangat penting pada masa pandemi Covid-19 karena berkaitan erat dengan ketahanan pangan.

Dalam webinar ini menghadirkan para narasumber, yaitu 1) Menteri Pertanian RI, Dr. Syahrul Yasin Limpo yang mengangkat topik tentang “Kebijakan Pemerintah dalam Menjamin Ketahanan Pangan Di Era New Normal Pandemi Covid 19; 2) Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, SE berbicara seputar tentang “Implementasi Fungsi Pengawasan dan Legislasi DPR RI dalam Menjamin Ketahanan Pangan Di Era New Normal Pandemi Covid 19”; dan 3) Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, SP., M.Si. menyampaikan topik tentang “Inovasi Perguruan Tinggi Untuk Menjamin Ketahanan Pangan Di Era New Normal Pandemi Covid 19”. Bertindak sebagai moderator yaitu Dekan SB-IPB, Prof. Dr.Ir. Noer Azam Achsani, MS. Webinar ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh berbagai stakeholder yang terdiri dari legislatif, eksekutif/pemerintah, dosen, mahasiswa, praktisi bisnis, dan masyarakat dengan berbagai jenis profesi.

Ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang penting pada saat pandemi Covid 19 karena dapat mengakibatkan berbagai permasalahan di antaranya terganggunya produksi, distribusi, dan konsumsi kebutuhan pokok akibat diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar dan larangan perjalanan bagi masyarakat. Kondisi ini dapat memicu kekhawatiran jika Indonesia akan mengalami krisis pangan. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) yang menyampaikan akan adanya ancaman kelangkaan pangan di masa pandemi Covid 19.

”Terdapat 3 agenda utama pada masa pandemi Covid 19, yaitu pertama agenda darurat/jangka pendek yang terdiri dari stabilitas harga pangan termasuk pengendalian harga, fasilitas pembiayaan petani dan padat karya pertanian; yang kedua adalah agenda temporary/menengah diversifikasi pangan lokal, supporting daerah-daerah defisit dan antisipasi kekeringan; dan yang ketiga agenda permanen/jangka panjang yakni ekstensifikasi tanaman pangan, peningkatan produksi per tahun, pengembangan korporasi petani dan pengembangan para petani milenial,” ujar Menteri Pertanian.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian diketahui perkiraan ketersediaan pangan strategis nasional untuk bulan Maret hingga Agustus 2020 yakni untuk beras tersedia 25,6 juta ton dari kebutuhan 15 juta ton; jagung sebanyak 13,7 juta ton dari kebutuhan 9,1 juta ton; bawang merah tersedia 1,06 juta ton dari kebutuhan 701.482 ton; dan cabai besar tersedia 657.467 ton dari kebutuhan 551.261 ton. Selanjutnya, daging kerbau/sapi tersedia 517.872 ton (290.000 ton diantaranya berasal dari impor) dari kebutuhan 476.035 ton; daging ayam ras 2 juta ton dari kebutuhan 1,7 juta ton; minyak goreng 23,4 juta ton dari kebutuhan 4,4 juta ton; dan stok gula pasir yang terdapat di gudang distributor sebanyak 159.000 ton. Meskipun berdasarkan data Kementerian Pertanian stok pangan nasional mengalami surplus namun hal ini bukan berarti Indonesia terbebas dari ancaman krisis pangan. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 belum pasti kapan akan berakhir.

Dalam rangka menjamin ketahanan pangan di masa pandemi Covid 19 di Indonesia, Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi seperti memantau stabilitas harga kebutuhan pokok agar tidak meroket dan meningkatkan produksi pangan nasional berbasis pertanian rakyat serta keberpihakan kepada petani kecil. Untuk mewujudkan hal ini Pemerintah melakukan realokasi anggaran yang lebih besar untuk dialokasikan pada bantuan benih/bibit, program padat karya, stabilisasi stok dan harga pangan, dan distribusi dan transportasi pangan.

Selain itu upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka menjamin ketahanan pangan yaitu memberlakukan new normal. New normal merupakan langkah yang diambil Pemerintah untuk memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi. Penerapan new normal yang dilakukan oleh Pemerintah merujuk pada indikator yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) dengan beberapa penyesuaian berdasarkan kebutuhan Pemerintah.

”Sektor pertanian merupakan sektor strategis dan harus mendapatkan perhatian karena memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, dimana produksi mengalami penurunan tetapi konsumsi tinggi. Tantangannya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat guna menjamin ketahanan pangan dan di sisi lain juga berperan terhadap pemulihan ekonomi,” ujar Ketua Komisi IV DPR.

Keberadaan perguruan tinggi menjadi sangat penting dalam pencapaian pembangunan pertanian di Indonesia karena perguruan tinggi dapat memberikan pandangan, pemikiran, dan masukan terhadap strategi kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah serta menciptakan inovasi yang mampu menjamin ketersediaan pangan di era new normal pandemi Covid 19.

”Stimulus ekonomi dan kemandirian pangan adalah penting untuk bertahan pada era pandemi Covid 19, solusi dalam ketahanan pangan adalah pengembangan produksi skala rumah tangga dan substitusi impor, IPB sudah dan akan terus melakukan pengembangan inovasi yang menggandeng para petani milenial dalam produksi pangan untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan pangan di kota-kota besar di seluruh Indonesia,” ujar Rektor IPB University.

Dokumentasi video https://www.youtube.com/watch?v=z6RVfUXFpk4

101439879_1124120454611781_7190762265504192507_n

Business Talk Series (BTS) #4: Indonesia Pasca Covid-19

SB-IPB, Bogor – Sekolah Bisnis IPB University kembali menyelenggarakan Business Talk Series (BTS) edisi ke-4 pada tanggal 05 Juni 2020. Bertemakan “Indonesia Pasca Covid-19”, Bapak Muhammad Lutfi yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI Kabinet Indonesia Bersatu II Tahun 2014 diundang sebagai pembicara. Talkshow daring diikuti oleh 477 peserta yang tergabung melalui ruang virtual zoom dengan total pendaftar sebanyak 1079 peserta. Tidak hanya itu, BTS #4 juga disiarkan melalui official account Youtube Sekolah Bisnis IPB University. 

Talkshow daring dibuka oleh Ibu Musdhalifah Machmud selaku Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI sekaligus moderator BTS #4 pada pukul 19.05 WIB. Sambutan disampaikan oleh Bapak Arif Satria selaku Rektor IPB University, dilanjutkan dengan pengenalan tentang SB IPB oleh Bapak Noer Azam Achsani selaku Dekan Sekolah Bisnis IPB. Pemaparan disampaikan oleh Bapak Muhammad Lutfi pada pukul 19.30 WIB, diawali dengan data terbaru stimulus fiskal (31/5) di enam negara yakni US, Brazil, Rusia, UK, Spain, dan Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19. Tren pemanfaatan teknologi diprediksi akan meningkat pasca Covid-19 di antaranya e-commerce, digital payments, remote working, dan distance learning. Terdapat empat area kunci untuk Indonesia merealisasikan ambisi digital, di antaranya membangun infrastruktur digital, mendorong kesadaran dan kepercayaan pelanggan, mengembangkan tenaga kerja masa depan, serta menumbuhkan ekosistem inovasi dan mendukung daya saing lokal. 

Global megatrend diprediksi akan terjadi di tahun 2045, hal ini bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka. Asia Pasifik akan menguasai output ekonomi dunia, hal ini seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia dengan bonus demografi yang dimilikinya. Indonesia seharusnya mampu menjadi negara maju dan kaya sebelum tua, sebelum bonus demografi berakhir. Selanjutnya, mantan Menteri Perdagangan RI itu memaparkan tiga skenario pertumbuhan Indonesia, di antaranya base case scenario dengan pertumbuhan GDP tahunan 5.1%, high scenario dengan pertumbuhan GDP tahunan 5.7%, serta super high scenario dengan pertumbuhan GDP tahunan 6.4%. Sektor industri menjadi driver pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan manufakturing dan energi yang menjadi sebuah keharusan.

Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung sangat interaktif. Terdapat 13 pertanyaan yang dilontarkan, dua di antaranya disampaikan secara langsung. Antusiasme peserta sangat tinggi, berasal dari berbagai daerah bahkan lintas negara. BTS #4 berlangsung santai dan menarik, banyak insight yang didapat untuk Indonesia pasca Covid-19. Bersama kesulitan ada kemudahan, bersama kita bisa! (FK)